HAPPY READING!!
~-~
Setiba dikelas,gue langsung menidurkan kepala diatas meja sambil menutup muka gue dengan kedua tangan.
Ah sumpah! Gue malu banget tadi. Mengingat kejadian itu berulang-ulang,rasanya gue ingin pergi ke laut dan tenggelam disana selama-lamanya.
Flashback On
"Bisa bantuin saya?"
Raka yang tiba-tiba minta bantuan gue tentu gue terima karena dia kemarin udah baik kasih tumpangan ke gue.
"Boleh,"
Gue dan Raka pun sibuk menyusun buku-buku yang berserakan di perpustakaan.
Karena badan gue yang gak terlalu tinggi juga gak terlalu pendek,ketika gue berusaha meletakkan buku ke lemari paling atas yang gak sampai-sampai,akhirnya Raka turun tangan bantuin gue dari belakang. Gue diam-diam senyum sendiri tanpa sepengetahuan Raka,kayak udah di drama.Tiba-tiba ketika gue gak sengaja menginjak kaki Raka ketika mengambil langkah mundur lalu kesadaran berdiri gue goyah,sontak Raka yang ada di belakang juga berusaha menahan gue tapi karena belum siap,alhasil kami jatuh bersamaan ke lantai. Mana lantainya keras gak main-main.
Tapi oh tapii.. Gue jatuh di atas badannya Raka!! Alias gue menubruk badan dia.
Shit! Malu guee. Mana ini badan gak mau gerak lagi, seolah nyaman aja gitu dipelukan Raka.
"EH KALIAN! APA-APAAN INI?!! KALIAN BERBUAT MESUM DI SEKOLAH? IYA?!!" Tiba-tiba suara Bu Intan menggelegar di dalam ruangan membuat siswa-siswi yang di sana melihat ke arah kami.
Gue pun buru-buru berdiri dan lari begitu aja keluar dari perpustakaan. Gak peduli sama Raka dan teriakan Bu Intan yang memanggil nama gue.
Flashback off
"JEJE!!"
Gue mengabaikan teriakan maut Sandra. Mau berbusa pun mulutnya gak peduli gue.
"Eh Jeje! Lo beneran peluk-pelukan ya sama si anu?"
"Kapan lo pacaran Je?"
"Itu siapa namanya? Anu si Ra... siapa sih? Oh iya, Raka!!"
"Nah iya iya, beneran Je?"
Gue masih gak peduli dengan pertanyaan Sandra. Tanya seribu kali pun gue gak peduli. Yang gue pikirin hanya satu, menunggu bel pulang. Ingin rasanya gue lenyap saat ini juga.
"JE--"
BRAK
Gue menggebrak meja karene gakbtahan suara Sandra yang bikin berisik.
"STOP SANDRA! STOP!! JANGAN BANYAK BACOT!! GUE PENGEN PULANG,"
Setelah mengucapkan itu gue langsung pergi keluar kelas. Gue memutuskan bolos saja hari ini. Gak peduli besoknya si Sandra ngambek ke gue.
Nah kan,baru dibilangin. Itu orang pas mau gue tinggal bibirnya udah mengerucut kayak bayi mau nangis.
"JEJE JAHAT IH!"
Lah kenapa gue yang salah?
~-~
"HUAAA !!! Ini ceritanya kok sedih banget sih? Kenapa gue beli novel yang sad sih?" Ucap gue sambil mengelap ingus karena sehabis menangis.
Ini cerita bener-bener ya! Udah tau gue orangnya cengen masih aja bikin nyesek kayak doi.
Tisu-tisu berserakan di lantai belum lagi kemasan makanan ringan abis gue telan semua sampai gak bersisa sedikit pun.
"Mana perutku lapar lagi,hiks.."
Kalau cemilan,gue gak akan pernah kenyang kecuali kalo makan mie dan nasi.
Sedih gue bertambah mana udah jam sembilan malam lagi,kan gue jadi malas keluar buat belanja makanan. Kalau makanan rumah? Lagi bosan,pengennya dibeli. idih manja bgt gue,
Dengan terpaksa gue pergi keluar menggunakan jaket menuju supermarket terdekat.
Setibanya disana,gue yang tadinya sedih sekarang jadi sangat sangat bahagia. Gue dengan wajah ceria memilih makanan yang gue suka. Lumayan banyak sih,gak peduli gue bakalan gemuk atau kurus.
Ketika gue ingin mengambil satu camilan yang tinggal satu-satunya,belum lagi tempatnya agak tinggi. Ini tubuh gue yang pendek atau lemarinya yang ketinggian?
Gue menginjit untuk meraihnya. Ketika hampir mendapatkannya ,tiba-tiba ada sebuah tangan dari belakang gue yang mengambil camilan tersebut. Gue mersa deja vu dengan kejadian ini.
Alhasil gue geram,dan berbalik.
"Eh lo?"
Gue yang tadinya bersiap untuk memarahi pun gak jadi,karena orang itu dia lagi. Raka lagi.
Bisa gak sih sehari aja gak ketemu ni orang?
Ya gue tahu dia orangnya baik-baik,tapi tetap aja gue agak gak nyaman keseringan ketemu gini.
"Kamu mau?" Dia menawarkan camilan yang gue ingin ambil tadi.
"Ya maulah!"
"Ini," dia memberi camilan itu ke gue dengan memasukkannya ke dalam keranjang gue.
"Gapapa?"
Dia mengangguk.
"Makanya tumbuh itu ke atas,bukan ke bawah,"ucapnya lalu terkekeh.
Baru tahu gue dia bisa ngeledek juga?
Oh mintak ngajak berantem nih.
"Bukan gue yang pendek,lo aja yang ketinggian," gue mencibir.
"Oh ya?"
"Serah lo deh!"
~-~
Sepulangnya dari supermarket,kami barengan karena searah. Ternyata rumah gue sama Raka masih berada dakam satu kompleks,cuma di halangi oleh lima buah rumah.
"Oke gue masuk dulu ya,"pamit gue setelah tiba di depan rumah gue. Ya iyalah,masa rumahnya Raka.
"Sebentar,"
Raka tiba-tiba mendekat. Reflek gue mundur,ini kenapa? Ada apa? Atau--
"Saya gak suka liat rambut kamu berantakan. Sangat tidak sedap dipandang," Raka yang ternyata merapikan rambut gue yang acak-acakan. Jantung gue berdebar gak karuan,jangan bilang ini cinta.
"Eh--apaan sih lo pegang-pegang!"
Gue langsung menepis tangannya menjauhi rambut gue.
"Ya sudah saya pulang dulu, Daahh~" pamitnya bikin gue gemas.
"Hati-hati nanti diculik wewe gombel!"
~-~
Pendek sih,soalnya author kebanyakan mager wkwk.
Luv♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear R (ON GOING)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah cinta yang mungkin terlihat absurd? Bagaimana jadinya jika kita bertemu dengan seorang cowok yang terlihat polos dan menyebalkan? Itulah yang dirasakan Jeje. Cewek yang selalu santai,bodoamat,ceria,harus menghadapi...