HAPPY READING!!
~-~
Suara dentuman musik yang cukup keras mengganggu telinga gue, memang gue gak pernah ke sini tapi sekarang terpaksa karena harus menemani Sandra yang katanya ingin menghampiri Ifan. Mungkin Ifan stress memikirkan masalahnya dengan Sandra yang juga keras kepala.
Akhirnya setelah gue jelaskan sendiri ke Sandra, dia pun percaya dan ingin meminta maaf. Salah satu teman Ifan mengatakan kalau Ifan ada disini.
"San, Ifannya mana? Kok ga ada?" Tanya gue ketika tidak menemukan keberadaan cowok itu.
"Bentar, gue harus nyelesaiin masalah gue sekarang juga," ujar Sandra sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Ifan.
"Lo tuh kayak gak ada hari aja buat minta maaf sama dia, besok atau lusa kan bisa, ya itupun kalo ajal belum menjemput,"
"Nah! Itu Ifan!!" setelah mengatakan itu Sandra pun pergi meninggalkan gue.
Ketika gue hendak menyusul Sandra tiba-tiba ada yang mencekal tangan gue sontak gue kaget dan melihat ke arah belakang. Gue pun mengerutkan dahi tanda kebingungan, wajahnya tampak tak asing.
"Dion?" gumam gue.
"Kamu mgapain di sini Je? tumben banget kamu di sini,"
Gue mengabaikan perkataan Dion dan beralih meneliti penampilannya dari bawah sampai atas, penampilan Dion jauh berbeda dari yang dulu.Bukankah dia dulu berpenampilan rapi dan sopan kenapa sekarang harus berantakan begini? Atau jangan-jangan dia Stres kali ya gara-gara putus cinta sama gue? Haha.
Karena banyak termenung dan diam gue baru sadar kalau sejak tadi dia megang tangan gue sontak gue langsung melepaskan tangan gue saat itu juga.
"Lo ngapain disini?"gue nanya balik padahal pertanyaan dia belum gue jawab.
Dia mengangkat bahu tak acuh,"lagi bosan aja makanya ke sini. Sekalian cuci mata," jawabnya santai
"Oh gitu," jawab gue gak peduli. Memang iya kan,ngapain peduli?
"Je, aku mau kita balikan,"
Awalnya gue kaget pas dia ngajak gue balikan tapi gue kembali dengan ekspresi nggak peduli.
"Gak bisa. Gue sekarang fokus sama belajar, dan lo tau kan papa gue gak setuju kita pacaran. Satu lagi,berhenti bicara pake aku-kamu lagi. Kita udah selesai," jelas gue dan beranjak pergi. Tapi tiba-tiba Dion mencekal tangan gue lagi.
Gue berusaha melawan tapi tenaga dia jauh lebih kuat.
"LEPAS!" amuk gue.
"Gak! Sebelum lo mau jadi pacar gue lagi,"
"Gak mau! Gue gak mau!! Enggakk! GAK AKAN!!" teriak gue tepat di depan wajahnya. Bahkan orang-orang yang sedang berjoget disana pun berhenti karena melihat kami.
Dion yang merasa diperhatikan mulai membawa gue keluar, namun...
Bugh
Tiba-tiba sebuah tangan meninju wajah Dion membuatnya tersungkur dan cekalannya dengan tangan gue tadi terlepas.
"Raka?" Antara gak percaya atau gimana, ini kenapa gue sering banget sih ketemu cowok ini?
"Kamu tidak apa-apa? Mana yang sakit?" Tanya Raka dengan ekspresi khawatir.
Gue diam tanpa berkedip memperhatikan Raka.
"Lo ngapain disini?" Tanya gue.
Sedangkan Dion yang tertinju tadi mengumpat.
"Anj*g!! Siapa lo hah?!! Jangan ganggu urusan gue,"desis Dion sambil membersihkan darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Saya pacarnya Aze. Jadi urusan Aze juga menjadi urusan saya,"
Gue sama Dion sama-sama terkejut. Gue juga gak percaya Raka akan bicara begitu. Sampai-sampai gue menganga melihat Raka.
"Ayo! Kita keluar daripada meladeni manusia laknat seperti dia," Raka menggenggam tangan gue lalu membawa gue keluar dari klub.
Sedangkan Dion meneriaki kami,gak lupa mengeluarkan sumpah serapahnya.
Sesampainya di luar gue langsung melepaskan tangan gue.
"Raka, lo kok bisa di sini? Lo ngikutin gue ya?" Tebak gue.
"Saya tadi memang kebetulan berada di sana menemani teman. Lalu tidak sengaja melihatmu dengan lelaki brengsek tadi,"
Oh begitu. Tapi masa iya semuanya kebetulan? Bisa gak dalam sehari gak ketemu dia?
Btw ini Sandra mana sih?! Daritadi gue liat gak ketemu-ketemu. Jangan-jangan dia lupa lagi sama gue,sampai -sampai pulang gak ngajak gue.
Hiks..jahat banget lo,San.
"Kenapa,Ze?"
"Lo liat Sandra gak?"
"Sandra?" Dari gelagatnya,kayaknya Raka belum kenal Sandra deh.
"Pacarnya Ifan,temen sekelas lo"
Dia cuma manggut-manggut.
"Mau pulang bareng hari ini gak?"tawar Raka.
"Bukannya lo sama temen?"
"Iya,tapi kan dia punya mobil sendiri. Kami berangkat memang menggunakan kendaraan pribadi,"
Raka menatap tubuh gue dari bawah sampai atas. Seperti meneliti sesuatu.
"Ngapain lo liat gue begitu?!!" Tanya gue ketus gak terima diliat seperti wanita jalang. Padahal gue pake baju sipan-sopan aja. Celana jeans,sama baju kaos lengan pendek berwarna abu-abu.
Raka gak menjawab dia cuma mengambil melepas jaketnya kemudian memakaikannya ke bahu gue.
"Eh?!"
"Pakai aja. Nanti kamu kedinginan,"
"Oke. Thanks,"
"Jadi pulang bersama saya?"
Gue pun mengangguk. Eh, kok gue terima sih? Gak tau,tadi langsung anggukin kepala tanpa mikir. Bego emang.
~-~
"SANDRA SINI LO!" teriak gue ketika baru masuk kelas,sontak semua murid di dalam kelas menoleh ke arah gue.
"Berisik lo,Je!" ketus Arman,si ketua kelas yang lagi asik main game online.
Sandra yang gue panggil dengan wajah polosnya melihat ke arah gue dengan ekspresi seolah-olah gak tau apa yang terjadi.
"Berani-beraninya lo ninggalin gue ya?! Gue doain hubungan lo sama Ifan retak lagi baru tau rasa!" Ujar gue sambil berkacak pinggang.
"Aaa jangan gitu dong bebeb Jeje! Nanti kalo gue jomblo siapa yang anter-jemput gue? Tega banget,"Sandra merayu gue dengan ekspresi pura-pura sedih.
"Ah bodo amat gue! Untung ada Raka,kalo--" gue membekap mulut. Ngapain sebut nama tuh orang? Nanti dikira gue ada sesuatu lagi sama Raka.
"Siapa Raka? Raka yang lo tanya ke gue waktu itu?!!"
"Eh eng--"
"Sandra! Lo ditungguin Ifan noh!" Panggil Zikra di pintu kelas.
"Oke wait! Bidadari Sandra otw,"
Sandra bergegas keluar kelas.Huft.. selamat. Kalo tau ada hubungan apa gue sama Raka,bisa- bisa gue diledekin mulu sama Sandra.
~-~
Mager lagi guys wkwk
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear R (ON GOING)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah cinta yang mungkin terlihat absurd? Bagaimana jadinya jika kita bertemu dengan seorang cowok yang terlihat polos dan menyebalkan? Itulah yang dirasakan Jeje. Cewek yang selalu santai,bodoamat,ceria,harus menghadapi...