: Typo berserakan guys,jadi harap maklumi ya😁
HAPPY READING!!!
~-~
Setelah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah,gue menuruni tangga dengan santai.
"Ma,Pa, Aze berang--" ucapan gue terjeda dan memicingkan mata ketika melihat sosok yang gak asing sedang berbicara sama Papa.
Raka? Lagi? Kenapa harus dia? Shit!
"Nah itu Aze sudah siap,"
Gue cuma mengernyitkan dahi bingung ke arah Papa.
"Raka katanya ingin pergi bareng sama kamu,Ze. Katanya rumahnya di daerah sini juga,kamu sih gak bilang-bilang ke Papa,"
"Hah?--" gue bingung sebingung-bingungnya orang bingung.
Raka? Jemput gue? Ngapain? Dalam rangka apa?
"Kenapa,Ka? Tumben banget," tanya gue penasaran. Gue tentu merada heran dengan kedatangan Raka yang mau jemput gue. Seolah-oleh kita udah akrab banget,padahal belum terlalu kenal.
"Cuma ingin pergi bersama kamu saja. Kebetulan kita kan satu sekolah," jawab Raka seadanya.
"Uhuk!! Uhuk!" Gue yang sedang minum pun langsung tersedak. Gak tau karena reflek atau karena perkataan Raka tadi.
Kenapa sih dia kalo ngomong formal banget kayak orang kerja kantoran aja?
Apa susahnya sih bicara santai?
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Raka khawatir.
"Enggak! Yaudah,ayo!"
"Ma,Pa, Aze pamit dulu. Assalamualaikum," pamit gue terburu-buru kuar sambil mengamit tangan Raka.
"Waalaikumussalam,"
~-~
"Lo ngapain sih pake jemput gue segala?!" Setibanya diluar gue langsung memarahi Raka.
"Loh memang kenapa? Ada yang salah?"
"Emang gak ada yang salah. Tapi buat apa lo sok akrab sama Papa gue?! Nanti Papa gue salah paham sama kita gimana? Walaupun setuju, tapi tetap aja nyatanya gue kita ga punya hubungan apa-apa!" Jelas gue.
"Jadi kamu maunya kita--"
"Eh apa apaansih! Enggak gitu maksud gue!!"
Karena kesal gue langsung duluan jalan meninggalkan Raka.
Kesal. Gue tu awalnya gak suka berhubungan sama cowok siapa pun itu. Perihal hubungan gue sama Dion,itu cuma sekedar cinta monyet, gue bahkan gak pernah merasa sedih walau diselingkuhin sama dia. Dari situ gue nyadar kalo gue sebenarnya cuma suka biasa aja ke Dion.
Untuk sekarang,gue berusaha untuk fokus sama sekolah dan gak boleh mikirin hal yang gak penting. Karena gue gak mau sakit hati cuma-cuma.
Pernah waktu itu gue melihat Sandra nangis-nangis sampe sesenggukan karena masalahnya sama Ifan. Entah karena Ifan deket sama cewe lain,atau batalin janji karena sesuatu,gue gak tau.
Pokoknya gue takut ngerasain hal yang sama kayak Sandra. Ya walaupun ada enaknya punya pacar tapi tetap aja ujung-ujung kalo gak jodoh ya harus nahan sakit hati!
Mending gue nangis karena baca novel atau wattpad daripada nangis gajelas gara-gara cowo.
"Aze! Tunggu,"
~-~
Sesampainya di sekolah gue langsung masuk ke kelas. Ya walaupun tadi akhirnya gue sama Raka jadi barengan pakai mobilnya.
"JEJE!!"
Pagi-pagi disuguhkan oleh suara toa Sandra yang bikin telinga gue pecah. Gue sobek juga ntar tuh mulutnya!
"JEJE.. AKU LIAT IFAN JALAN BARENG SAMA CEWEK KEMARIN! GUE GAK TERIMA JE ..BERANINYA DIA SELINGKUH DIBELAKANG GUE..HUAAA!!" Walaupun Sandra nangis cuma ekspresinya doang atau alias gak ada tanda-tanda air mata mau keluar,gue tetap percaya.
Baru juga gue bilang. Ini nih yang bikin gue males gebet cowok.
"Yaudah gih,putusin aja!" Seringkali gue suruh kasih solusinya putus. Tapi Sandra nya gak mau. Kan percuma.
"Gak mau!"
Gue menghela nafas kasar. Dikasih hati minta lambung!
"SANDRA SAYANG!!!" Teriak Ifan yang baru saja datang ke dalam kelas kami.
Gue dan Sandra menoleh ka arah Ifan. Sandra menatap Ifan tajam," Ngapain lo ke sini?!!"
"Dengerin dulu penje--"
"Gak perlu. Gue capek,mending lo balik sana sama cewe baru lo itu!!" Sarkas Sandra dengan amukannya.
"Tap--"
"Udah sana!! Kalo lo gak pergi gue aja yang pergi," setelah mengatakan itu Sandra akhirnya memilih untuk pergi.
Tinggallah gue sama Ifan. Ifan menunduk dengan wajah bersedihnya seolah merasa orang yang terdzalimi,gue dengan ekspresi datar menatapnya malas.
"Yang dibilang Sandra barusan serius itu,Fan?"
Ifan mendongak melihat ke arah gue.
"Bukan. Sandra salah paham mulu. Cewe kemarin itu sepupu dekat gue,dia masih SMP. Tubuhnya aja yang tinggi jadi keliatan seperti orang dewasa. Segala cara gue coba buat jelasin,tapi si Sandra gak mau dengerin," gue menggeleng-gelengkan kepala. Udah tau si Sandra orang keras kepala,rempong,masih aja dijadiin pacar.
"Salah lo juga punya pacar kok kayak Sandra. Yaudah gih sana! Samperin dia lagi," usir gue.
Ifan mengangguk lalu beranjak pergi.
"Heran gue sama orang-orang pacaran zaman sekarang. Seribet itukah?"
~-~
Menurut kalian punya pacar itu ribet atau sebaliknya?
Ada yang trauma pacaran ga disini? Atau belum pernah pacaran sama sekali? Atau lagi ada problem sama si doi?
Oke,kalian boleh jawab sesuka kalian di komen yah!
: part ini memang singkat ya gaess wkwk maap soalnya ada something hehe
Dahh~
Salam Author,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear R (ON GOING)
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah cinta yang mungkin terlihat absurd? Bagaimana jadinya jika kita bertemu dengan seorang cowok yang terlihat polos dan menyebalkan? Itulah yang dirasakan Jeje. Cewek yang selalu santai,bodoamat,ceria,harus menghadapi...