In Memoriam: Kepergian
Ia yang datang
Dan ia yang tiada
Juga mereka yang memisahkan
Nadi dari jantungnyaSungguh, haruskah ini terjadi?
Ataukah ini hanya keegoisan semata
Dari kita yang menghindari maki?
Mengapa kita harus berpisah?Memori-memori terus menghantui
Dunia tidak lagi melindungi
Kita kehilangan diri
Apakah cinta itu terlarang bagi kami?Aku mengunjungi makamnya,
Bakal cinta yang telah dikuburkan dalam-dalam
Di pemakaman hati yang lapang
Bersama hujan, pendamping setiaBaik-baik sajakah kita?
Senyum palsu terus juga terpatri
Ingin mengakhiri perjalanan?
Hidup terlalu manis untuk menjadi pahitAku bersyukur atas datangmu
Tetapi ... aku juga bersyukur atas pergimu
Walau aku mendapat kutukan ini
Yang membuatku terus merana dalam hatiTangerang Selatan,
4 Februari 2021
YOU ARE READING
Potret Masa Lalu
PoesiaPotret masa lalu, dengan kenangan yang pilu. Potret masa lalu, dengan senyuman sembilu. Sekarang saatnya kita keluar, sekarang saatnya kita pergi. Dari potret masa lalu, tentang dia yang telah pergi. Ini adalah kumpulan puisi lanjutan dari "Bagai...