Mas Jen..... Jangan senyum, jantung aku gak kuat (re: Ambyar)—Yurike Nauka.
•
•
Dengan mengucap syukur kepada sang pencipta—Yuwi mendarat dengan selamat di sekretariat ikatan mahasiswa sipil—setelah berhasil melewati ratusan tatapan lapar yg siap menerkamnya kapan saja.
Dan udah empat puluh lima menit berlalu sejak Yuwi mendudukkan dirinya untuk mengikuti rapat dadakan yg di ajukan mas Jen—sang ketum yang maha sempurna.
Fokus yuwi masih sama—mas ganteng yang tengah duduk tepat di sisi kanan tengah lingkarang mereka. Diam-tenang memperhatikan penjelasan yang disampaikan Hanung.
Yuwi gak memperhatikan benar apa yang sedang mereka bahas. Toh nanti, notulensi rapat bakal di share ke grup mereka.
Maaf aja, Yuwi lagi butuh yg indah-indah buat mempertahankan kewarasannya.
Gila sih diem aja ganteng.
Dari empat puluh lima menit kegiatan Yuwi mengagumi wajah mas jen dapat disimpulkan—Jecko Nouval itu... defenisi dari manusia blasteran surga sesungguhnya—nyaris sempurna.
Ga ada satupun Yuwi temukan ekspresi Jeno yang nilainya biasa aja. Semuanya perfect—diemnya,senyumnya, apalagi pas ngasih petuah serius ke anak anak laskar tujuh belas—gila sih .... ganteng banget anjimmmm, Yuwi ga rela bagi-bagi.
"Nia, untuk surat segera disiapkan kalau bisa sampai malam ini, biar besok udah langsung kita kirim ke abang kakak demisioner dan alumni."
Nia yang mendapat perintah, langsung menganggukkan kepalanya tanpa bantahan.
"Dana gimana ?"
"Aman pak. Tenang. Ada Erik yang siap sedia jadi sponsor tetap."
Kali ini Yuwi setuju sama pendapat Hanung, Cedric si sultan sipil selalu dibutuhkan sebagai donatur tetap acara mereka.
Bukannya mereka pada kere, tapi gak tau kenapa... emang pada ngerasa miskin dan medit aja.
Dan cuma Cedric yang royalnya gak ketulungan. Mungkin kalo mas Jen minta sekre di luar kampus, dikasih istana kali sama sultan Cedric.
"Oke kalau ada kendala atau apapun itu segera kabari ke grup atau bisa hubungi gue langsung." mas Jen senyum ganteng di penutupan speech nya.
"Kakkk..." tarikan di ujung kemeja Yuwi disertai suara bisikan yang berulang-ulang dari sisi kirinya, membuat Yuwi harus menyudahi rutinitasnya mengagumi si mas ganteng.
"Huh?"
Tadinya Yuwi mau marah aja, sebel banget rutinitasnya mengagumi ciptaan Tuhan yang maha sempurna itu keganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARKA COKELAT
FanfictionBercerita tentang realita Himpunan di Jurusan Teknik Sipil, yang kemudian mereka sebut sebagai kepengurusan Kabinet Laskar Tujuh Belas. Tentang Himpunan yang di sebut - sebut sebagai tempat penyaluran aspirasi mahasiswa-pun hanya kedok dari sebuah a...