Gelut

536 101 32
                                    

Reyhan Kumara; Kepala Divisi Pendidikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyhan Kumara;
Kepala Divisi Pendidikan.

Kelebihan ;
Mulut rasa bon cabe level seribu



Suasana di dalam ruangan bernuansa putih dengan beberapa ornamen cokelat itu tampak senggang sejak Yuwi selesai menengguk sebotol air mineral yang ditawarkan Yuda tadi.

Ini Yuwi gak tau harus bersyukur atau waspada empat lima.

Pasalnya.... Sejak tadi; cowok penyandang nama Reyhan Kumara, orang paling lurus di seper—tekniksipilan; yang benci banget sama manusia lelet apalagi ngaret; yang suka risih sama manusia - manusia berotak dangkal; yang paling tidak pernah mau mentoleransi kesalahan jenis apapun dengan alasan apapun.

Dan lihat hari sekarang, betapa tenang dan damainya seorang Reyhan—biasanya, cowok itu bahkan udah ngomel ini itu kalau ada sesuatu yang salah dan enggak sesuai sama kelurusannya.
Atau se-enggaknya, sepatah kalimat beracun pasti sudah siap sedia meluncur dari bibir tipis nya itu; akibat sabarnya yang udah di ambang batas.

Singkatnya, kesabaran seorang Reyhan Kumara itu setipis lembaran tisu dibelah tujuh.

Iya.... emang tipis banget. Untuk itu, apakah Yuwi harus mengapresiasi tingkat kesabaran Reyhan hari ini? yang sepertinya sudah mengalami peningkatan yang sangat pesat.

Sumpah sih, ini horor banget sebenernya; liat Rey setenang dan sediem itu; ya.... walaupun sorot matanya yang siap membolongi Yuwi kapan aja itu gak bisa bohong; kalau memang seorang Reyhan sedang berusaha mati - matian.


Reyhan berdehem berusaha menormalkan suaranya setelah beberapa menit yang lalu lebih memutuskan untuk berdiam diri.

Bukan lagi baik sebenernya; tapi emang sengaja nunggu si biang masalah—(re:Yurike Nauka)—buat ngasih pembelaan diri. Tapi setelah diliat - liat, emang  seharusnya Reyhan gausah berharap lebih—apalagi sama Yurike kan.
Sampai lebaran kambing juga itu anak gak bakal sadar diri.

"Gak ada yang mau lo sampein ke kita."
Sepatah kalimat dengan nada santai yang akhirnya Reyhan luncurkan.
Terdengar tenang, tapi cukup membuat Yuwi ketar ketir.

Nah kan bener—bakal meledak ini mah, Yuwi mau lambaikan tangan ke kamera aja. Gak kuat bor.
Poor Yuwi.

"Maaf." Yuwi tau gak ada pembelaan yang pantas untuk kesalahannya ini.

"Udah?" Reyhan kembali bersuara, setelah dirasa Yuwi tak akan melanjutkan kalimatnya yang cuma sepenggal itu.

Hening sejenak. Yuwi yang beneran udah takut banget, berharap Reyhan berbaik hati melepaskannya hari ini.

Mana mungkin kan.

Ini kalo tiba tiba Reyhan meluncurkan kalimat beracunnya Yuwi beneran udah ancang—ancang mau nangis kejer aja sambil guling guling.

PARKA COKELATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang