7

883 79 3
                                    

Kyaaaaaa......!!!!!!!!
Bbbrakkk...!!!!!
"Tuan kumohon jangan bunuh aku!!!" Teriak seorang pelayan yang sudah bersimpah darah.
"Diam jalang!!! Aku butuh nyawamu untuk memanggilnya." Dan setelah kalimat itu keluar sebuah pisau menancap dileher sang wanita.
Ruangan itu dipenuhi mayat dan simpahan darah.

"Yooo.... kau cukup berani memanggilku lagi dengan 1, 2 , 3, hmm sepertinya ada 15 mayat." Ucap seorang pria yang baru saja melambaikan tangannya, sayapnya yang besar mengepak lalu menghilang diiringi langkah yang tenang tanpa rasa bersalah menginjak darah dan mayat yang berceceran.
"Jadi, ada apa manusia rendahan? Kenapa lagi kau memanggil ku?" Ucap laki-laki itu dihadapan pria itu yang sedang bersujud dikakinya.

"A-aa..aku, anak itu belum mati. Dia masih hidup." Ucapnya dengan terbata.
"Hngg, aku tahu dia hidup." Ucapnya sambil menyolek segumpal darah, ditubuh seorang pelayan wanita lalu menjilati jarinya.
"Lalu kenapa kau membiarkannya hidup?" Teriak pria bernama park cheol, dia dengan tanpa sadar membentak iblis dihadapannya.
"Kau meneriaki brengsek?" Pria itu menarik rambut cheol lalu mengangkatnya hingga terbungkuk.
"Hah kupikir itu kegagalan saat aku tak berhasil membunuhnya, tapi kurasa ada yang lebih baik. Aku akan menjadikannya permaisuriku. Gara-gara hades aku bahkan tak sempat menghasilkan keturunan, namun kurasa gadis itu cocok menjadi ratuku." Smirk mengembang diwajahnya, ada sisi dalam dirinya ingin memiliki wanita itu sepenuhnya.

"Apa maksud mu?" Park cheol memandang heran iblis dihadapannya. Bukankah dulu pria itu sangat haus untuk membunuh anak itu, sekarang justru ingin menjadikan gadis itu ratu.
"Kurasa aku menyukainya. Tak kusangka ia tumbuh dengan begitu amggun dan menawan. Dan aku yakin ia masih tak tau bahwa ia keturunan dewa. Itu akan menguntungkan diriku jika keturunan ku dihasilkan oleh darah murni dewa." Pria itu bersandar disofa yang tersedia diruangan itu.
"Dan kau! Ada urusan apa lagi kau memanggilku? Jika meminta membunuhnya, aku tak bisa.  Dan kudengar kau bangkrut cheol. Benarkah itu? Apakau tak pernah belajar dari masa lalu?" Pandang iblis itu dengan remeh, manusia ini tak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.

"Tolong aku. Memang benar aku bangkrut." Ucapnya dengan lirih.
"Hahh bahkan setelah kau berhasil diatas kau akan mengulanginya lagi kan. Itu bukan urusan ku tapi memanggil ku itu cukup mengganggu, ini terakhir kalinya jika kau memanggil ku lagi maka itu akan jadi kutukan, kau akan mati seketika." Perlahan iblis tersebut bangkit. Lalu mengeluarkan sayapnya. Dengan perlahan ia berjalan keluar lalu menghilang bagai ditiup angin.
"Aku akan kembali, jadi biar aku yang menghubungi mu. Saat ini biar kupikirkan bagaimana caranya." Sebuah suara angin menyampiakan pesan ditelinga park cheol setelah menghilangnya iblis tersebut.

Park cheol perlahan berjalan keluar dan membakar rumah tersebut untuk menghilangkan bukti mayat-mayat yang baru saja ia bunuh.

#################################

Mina berjalan keluar dari perusahaannya, awalnya ia hanya pergi ke kantin namun meligat jalan yang sedikit sepi ia memutuskan pergi ke taman yang tak jauh dari perusahaannya. Taman itu tidak ramai namun juga tak sepi hanya dikelilingin anak kecil yang kebetulan berdekatan dengan sebuah taman kanak-kanak. Namun disaat ia berjalan-jalan ia melihat anak kecil yang hampir saja ditepi jalan dan tak jauh dari sana ada mobil gang kencang dan ugal-ugalan.

Mina berlari dengan kencang menghampiri anak tersebut, sekilas mina merasa langkahnya jauh lebih cepat dan ringan. Ia langsung mendekap tubuh anak tersebut dalam pelukannya agar terhindar dari mobil. Antara mina yang khawatir atau takut namun ia melihat bayangan sayap putih dibelakangnya melalui pantulan mobil yang hampir menabrak ia dan anak kecil itu.
"Wahh sayap. Itu sayap." Ucap anak dalam dekapnnya.
"Tidak apa-apa adik kecil? Apakah ada yang terluka?" Mina menunduk dan bertanya kepada anak laki-laki itu.
"Aku baik-baik saja. Karena ada malaikat yang menyelamatkan ku." Ucap nya dengan senang.
"Malaikat?" Tanya mina.
"Iya, noona adalah malaikat. Aku tadi melihat sayap yang besar dan cantik." Ucapnya dengan semangat sambil merentangkan tangannya dan masih dalam gendongan mina. Mina tertawa, mungkin anak tersebut menganggap nya malaikat karena telah menyelamatkannya. Anak dalam dekapannya ini sungguh menggemaskan.

"Jadi dimana orang tua adik? Lain kali hati-hati jika didekat jalan raya." Ucap mina memperingati adik tersebut dengan lembut.
"Hngg orang tua taeoh sudah disurga kata paman, jadi paman yang menjemput taeoh tapi sepertinya paman terlambat." Ujar nya dengan polos membuat mina tersentak, berarti anak didepannya ini tak memiliki orang tua dan hanya diasuh pamannya.
Perlahan terdengan suara langkah tergesa-gesa tak jauh dari tempat kina berada.
"Itu paman." Tunjuk taeoh dan mina memalingkan pandangannya pada sosok pria dewasa yang menghampiri mereka.
"Taeoh dari mana saja? Paman mencarimu disekolah tapi gurumu bilang kau sudah pulang." Ucap laki-laki yang masih ngos-ngosan karena habis berlari.
"Mingyu?" Panggil mina.
"Minaa?" Mingyu mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang tak asing baginya dan ia kaget saat melihat mina menggendong ponakannya.

"Oohh noona kenal dengan paman?" Tanya taeoh yang membuat mina mengalihkan pandangannya kepada taeoh.
"Iya. Paman mu ini teman noona." Ucap mina dengan lembut.
Akhirnya mereka duduk dibangku taman, memperhatikan taeoh yang sibuk bermain ayunan. Sesekali ia melambai kepada mina yang dibalas mina dengan lambaian tangan serta senyum manis.
"Terima kasih telah menyelamatkan taeoh mina." Ucap mingyu dengan tulus.
"Tak masalah mingyu." Balas mina.
"Sama seperti mu yang mengalami kejadian yang memilukan 4 tahun lalu, taeoh juga mengalami nya. Ia kehilangan orang tuanya disaat umur satu tahun. Saat aku pergi ke china adalah pergi mencari taeoh. Noona ku mengalami kecelakaan saat ingin berangkat ke bandara menuju korea. Aku bergegas menjemput namun yang selamat hanya taeoh." Ucapnya sendu, ia kehilangan noona serta kakak iparnya. Dan ia juga tak bisa berada disisi mina saat tragedi itu.

"Aku mengerti perasaan taeoh, tapi taeoh adalah anak yang kuat jadi sebagai pamannya. Kamu juga harus kuat mingyu agar taeoh tetap bahagia." Mina berujar sambil mengusap punggung pria disampingnya. Taeoh menghampiri mereka lalu memeluk perut mina, mina mengusap kepala anak itu.
"Noona aku menyukai noona, noona cantik sekali." Ucapnya dengan binar bahagia membuat mina tertawa lepas. Mina melihat jam tangannya dan jam makan siang hampir habis, ia ada jadwal meeting. Melihat itu mingyu mengerti ia pun bangkit menggendong taeoh.
"Sepertinya kamu ada acara setelah ini mina." Ucap mingyu.
"Ah iya aku ada meeting." Balas mina, ia berdiri dan merapikan roknya.
"Tunggu paman, sebelum pergi aku ingin memeluk noona." Ucap taeoh, ia merentangkan tangannya meminta mina memeluknya. Mina tersenyum perlahan mengulurkan kedua tangannya menggendong taeoh. Melihat itu ada perasaan hangat dihati mingyu, ia dan mina seolah terlihat menjadi orang tua bagi taeoh. Namun seketika hatinya terasa sedih saat mengingat mina telah bertunangan. Mingyu hanya menatap mina dan taeoh namun perlahan ia melangkah. Ia mendekati mina dan memeluk gadis itu, menjadikan taeoh sebagai pembatas mereka. Mina yang tak mengerti namun membiarkan mingyu memeluknya, mungkin mingyu bersedih karena mengingat kejadian yang ia sampaikan tadi.

Mungkin keadaan mereka bertiga seperti keluarga bahagia namun dibalik itu ada luka yang mendalam. Mina dan taeoh yang kehilang orang tua dan mingyu kehilangan kakak perempuanya. Perlahan mingyu melepas pelukannya lalu beralih mengambil taeoh dari gendongan mina.
"Baiklah aku pergi dulu mingyu, sampai jumpa taeoh paipai." Ucap mina melambaikan tangannya kepada taeoh yang disambut balik oleh anak laki-laki itu. Mingyu hanya menatap punggung mina yang perlahan menjauh.

"Kurasa tak ada cinta diantara kita, karena mata mu tak pernah melihat ku seperti melihatnya mina."

TBC

MY DEVIL HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang