delapan

340 36 4
                                    

"kau tak dengar? dia takut padamu pak" sergah Niki kepada Jake.

Jake menghela nafas perlahan, lalu mengambil ponselnya. disana  ia mencari foto seseorang yang tersangka sebagai Niki. Foto itu baru saja ia terima dari Heeseung.

"Foto siapa ini?" tanya Jake menatap lambat ke arah Niki.

Niki tersentak kaget, agak terkejut dengan Foto yang di tunjukkan Jake padanya.

"Kenapa? kaget?" Tanya Jake santai.

"Dari mana kau mendapatkan Foto ini?" Tanya Niki

Tubuh Taki bergetar hebat, Kedua indra penglihatannya menatap Jay dan Nicholas yang berdiri di balik jendela kaca di depan perpustakaan.

"Bagaimana kau mengelak pembunuh?" Jake sangat pintar untuk mengetahui siapa pembunuhnya, meskipun ia mengatakan pada Heeseung jika kasus ini akan di tutup. aku tegaskan, ia hanya berbohong.

ia mengusut semuanya, tanpa sepengetahuan teman2nya Kei Dan Seon. oh, ia terlalu pintar untuk bergerak dan bersandiwara.

"Ck, kau menuduhku?" Niki memainkan buku yang tadi ia baca.

"Iya, karena bukti."

"Apa? Foto di ponselmu? ingat semua orang bisa saja berbohong dengan Foto itu."

"Tapi bagaimana dengan ini?" Jake mengeluarkan belati tajam dari saku jaketnya.

"aku yakin kau tak akan berkutik dengan ini Niki." Jake menyeringai sembari memperhatikan gerak gerik Taki yang terlihat gelisah duduk di samping Niki.

"Bagaimana dengan sidik jari yang melekat di sini?"

Niki mengendikkan bahunya acuh, lalu menarik tangan Taki kencang keluar dari perpustakaan. Jake tak berniat mengejar keduanya, ia lebih memilih untuk duduk dengan tenang.

Sedangkan Taki sudah meringis kecil menahan sakit di area pergelangan.

"Niki lepas, sakit!!" keluhnya, pada Niki yang berjalan dengan tempo cepat.

Pemuda Nishimura itu tak menggubris, ia malah mempercepat laju jalannya. seolah2 sedang di kejar oleh para preman di belakannya.

"Niki" Taki menaikkan nada bicaranya. ia sudah tak sanggup menahan sakit di pergelangan tangannya, yang sekarang memerah karena genggaman erat pemuda jepang. .

Lagi2 Niki tak menghiraukan panggilan Taki. ia memilih untuj terus memepercepat langkah kakinya. hingga Taki kewalahan menyeimbangkan langkah kecilnya dengan langkah besar Niki.

"NIKI LEPAS SAKIT!!" Taki sudah mulai berteriak keras di depan Niki. sungguh, ia tak sanggup dengan rasa sakit di tangan nya. juga kakinya yang sudah pegal karena berjalan dengan cepat dan harus menyeimbangkan langkah dengan pemuda di sampingnya.

"KAMU KENAPA SIH?" Niki membentak Taki, Taki menatap Niki tak percaya.  apa? apa barusan Niki membentaknya?

Matanya sudah mulai berkaca2, sedangkan Niki mendengus tak suka. ia melepas genggaman tangannya kasar dari pergelangan si manis. Taki memegangi pergelangan tangannya yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang pucat.

"Harusnya aku yang bilang kamu kenapa!!" Sahut Taki. ia masih memegangi pergelangan tangannya.

"aku gak papa. Udahlah, aku gak usah ngikut aku lagi. aku pengen sendiri!!" Niki meninggalkan Taki dengan banyak pertanyaan di otaknya.

"Niki kamu kenapa sih hah?" Taki berlari mengejar pemuda Nishimura itu. lalu menarik tangan kirinya, agar ia tak melanjutkan perjalanannya.

"Aku bilang aku gak papa Taki. kurang jelas hah? aku cuman pengen sendirian, aku lelah."

"Maksud kamu, kamu lelah sama aku iya?"

"enggak, aku cuman lelah sama nasib aku!! jadi kamu boleh pergi sekarang. sebelum aku benar2 marah sama kamu" Niki menjauhkan tangan Taki dari pergelangan tangannya. tangan kirinya menunjuk ke arah ke arah  kiri.

"Kamu marah sama aku? aku salah apa?" Taki masih berdiri di samping Niki.

"Iya aku marah sama kamu. salah lo tuh banyak Taki. BISA GAK SIH LO JADI ORANG YANG GAK CENGENG, MANDIRI GITU, GAK MANJA. GAK JADI BEBAN BUAT GUE!!" Sentak Niki.

"Jadi selama ini kamu cuman rasa aku ini beban?" Mata yang tadi berkaca2 kini sudah mengeluarkan liquid beningnya.

Sedangkan Niki mengatur nafasnya juga emosi yang baru saja menderanya. Taki terduduk lemas di lantai, ini menyakitkan baginya. padahal, setahun yang lalu Niki yang memintanya untuk tinggal bersamanya di Apartemen milik Niki.

dan sekarang Niki bilang ia adalah beban bagi pemuda bertahi lalat itu?

"Ck, dibentak gitu aja nangis. heran gue!!" Niki melangkahkan kakinya meninggalkan Taki di lorong sekolah. dengan Atensi penuh dari beberapa siswa yang kebetulan lewat, maupun yang memang sudah berada di lorong tersebut.

Seseorang dadi jauh berlari menuju ke arah Niki. ia menjulurkan tangannya kepada pemuda Jepang itu.

"Ayo berdiri, gak enak diliatin terus" Taki menengokkan kepalanya ke atas. pemuda tadi tersenyum lembut kearahnya.

Taki menerima uluran tangan pemuda itu.

****
"Kenapa lo manggil gue?" Tanya Sunghoon pada Niki yang sedang duduk di bangku depan tempatnya berdiri.

"Gue gak mau masuk penjara"

"lah itu emang resikonya kan?"

"Bodoh, bodoh banget gue!! mau2 aja disuruh ama pelakunya."

"Terserah lo. intinya gue harus pergi sekarang."

Sunghoon berjalan meninggalkan Niki. sedangkan Niki masih tetap terduduk di bangku sambil melamun.

tbc

●●○○●●○○

janlup votmen...


I Kill They (Heeseunghoon/Sungseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang