Matahari semakin naik ke peraduannya, Niki sudah siap di depan rumah menunggu si manis Taki. Rencananya ia akan berangkat bersama dengan pemuda manis itu. karena itulah ia menunggu Taki di depan rumahnya.
Tak butuh waktu lama, karena memang Taki selalu pergi pagi2 sekali ke sekolah. Jadi, Taki sudah keluar dari rumahnya. ia sudah siap dengan seragamnya. sepertinya pemuda manis itu belum menyadari atensi kekasihnya di depan sana.
Harapannya, pagi ini ia tak bertemu dengan Niki kekasihnya. karena jujur ia masih takut dengan foto yang dikirim Nicholas padanya.
"Takiiiii" Niki sedikit berteriak saat pemuda dengan perawakan mirip Taki terlihat di dekat rumah pemuda itu.
Taki yang merasa terpanggil, sontak terdiam membeku disana. ia tahu siapa yang memanggil nya, bahkan tanpa ia lihat pun larena dirinya sangat hafal suara itu. Rasa takut berdesir di dalam tubuhnya lewat pembuluh darah.
Tubuh mungilnya bergetar tak karuan, saat Niki mulai berjalan pelan kearahnya.
"A-apa?" Gugupnya, sekarang Niki sudah berada tepag di depannya.
Pemuda yang lebih muda menatap heran kekasihnya yang berbicara dengan nada gugup.
"Ada apa? kenapa gugup?" tanyanya penasaran.
"Aku..." Taki ingin rasanya menanyakan perihal foto yang di berikan Nicholas semalam. tapi kedua bibirnya seakan terkunci. hingga ia tak bisa mengatakan hal yang mengganjal pikirannya.
"Katakan aja, gak papa kok"
"udah lupain, aku gak papa!" Taki lalu meneruskan perjalannya menuju sekolahnya. mereka hanya berjalan kaki karena jarak sekolah mereka yang tak terlalu jauh.
"Loh kenapa? kalo kamu mau nanya, nanya aja!" Niki mengerutkan dahinya saat Taki tak menggubris pertanyaannya dan memilih untuk tetap berjalan menduluinya.
"Hei, yang. kamu kenapa sih? marah sama aku?" Niki agak berteriak agar pemuda di depan sana mendengarkan pertanyaan.
tapi tetap saja Taki tak menggubrisnya. merasa lelah, Niki hanya mengikuti pemuda manis itu di belakang.
"apa jangan2 yang ada difoto itu benar2 kamu Nik?" Taki membatin, saat ia mengingat Foto yang dikirim Nicholas.
Foto yang menampakkan Siluet Niki dengan Senjata tajam di tangannya. agak tak jelas memang foto itu, akibat pencahayaan di atas rooftop yang minim.
****
Sunghoon menggenggam erat tangan Heeseung, sesaat setelah mereka sampai di pagar sekolahnya. lalu ia menuntun pelan pemuda manis itu. Heeseung hanya menyamakan langkahnya dengan langkah kekasihnya.
sedari tadi ia bergumam tak jelas, menceritakan hal yang begitu random kepada Sunghoon. sedangkan Sunghoon hanya terdiam dan sesekali terkekeh menanggapi cerita dari Heeseung.
"Hoon, kak Hanbin, Jungwon sama Kyungmin. kok gak keliatan? biasanya kan mereka bakal berdiri di depan gerbang, sambil natap sinis aku" tanya Heeseung sambil memperhatikan wajah pemuda di sampingnya.
Sunghoon agak menegang, saat Heeseung mengatakan hal itu. Ia menatap ke samping Heeseung yang menatapnya penuh tanya.
"M-mereka.. u-udah kebunuh K-kak" gugupnya
'sial' Sunghoon sibuk merutuki dirinya yang entah kenapa bisa tergugup seperti itu di depan Heeseung.
Sedangkan Heeseung menatap aneh Sunghoon.
"kamu kenapa? kok kayaknya abis dikejar kecoa?" tanya Heeseung menatap aneh pemuda Park.
Sunghoon menggeleng, lalu memilih berjalan mendahului yang lebih tua. Heeseung mengerutkan alisnya.
"pasti ada yang gak beres!!" gumamnya pelan.
****
Heeseung dan Sunghoon sudah sampai di depan kelas mereka. keduanya satu kelas, karena Sunghoon saat masuk sekolah dasar baru berumur 6 tahun. sedangkan Heeseung lebih tua satu tahun darinya.
Di dalam kelas, keduanya berlagak seolah tak saling mengenal. karena memang Sunghoon yang meminta.
Tatapan sinis dilayangkan Nicholas kearah Heeseung. ia menatap tak suka pemuda Lee itu. darahnya seakan mendidih saat ia melihat Heeseung duduk di bangkunya seorang diri.
Sedangkan Jay, pemuda yang duduk satu bangku dengan Heeseung hanya diam tak bermaksud bertanya ataupun bercerita padanya.
Sikap Jay membuatnya merasa aneh, biasanya pemuda Park itu akan menceritakan banyak hal padanya, tapi sekarang ia hanya diam tak memikih untuk berbicara padanya. bahkan tadi saat Heeseung menyapanya, ia memilih untuk tak menyapa balik pemuda itu.
Hal yang benar2 aneh menurutnya, sebenarnya apa yang terjadi selama ia tak berada disini? pikirnya dalam hati.
"Jay kau kenapa?" Tanya Heeseung.
Sedang di seberang sana Sunghoon tetap mengawasi gerak gerik Jay.
"Apa? ada yang salah?" tanya Jay dengan suara berat miliknya.
"K-kau.. kenapa tak membalas sapaanku?" Ucap Heeseung agak takut.
"kalo gue gak mau, gimana? udah gak usah bicara ama gue lagi! Ethan" Jay lalu berjalan menuju bangku Nicholas yang kosong di sebelahnya.
Sunghoon menghela nafasnya sebentar, sebelum tersenyum simpul saat Heeseung meliriknya.
"semuanya akan baik2 aja" ucapnya lewat gerakan bibir.
Heeseung yang mengerti, mengangguk mengerti.
Tbc
●●○○●●○○
KAMU SEDANG MEMBACA
I Kill They (Heeseunghoon/Sungseung)
FanficSunghoon, yang berusaha keras menyembunyikan identitas pembunuh dari polisi bernama Jake Shim. yang telah membunuh pembully Heeseung. untuk apa Sunghoon melindungi pembunuh yang sudah membunuh para pembully Heeseung? apakah itu bentuk dari sebuah uc...