Dua

802 82 16
                                    

"Mau kemana bang?" Suara Niki mengintruksi Sunghoon. segera pemuda Park itu menoleh ke belakang. disana ia menemukan Niki tengah tersenyum canggung ke arahnya yang menatap Niki dengan malas.

"Ke ruang guru"

"Masuk aplikasi dong?"

pletak

"Gue gak becanda ya Riki!! Gue dipanggil lagi ama polisi" Ucapnya lalu membalikkan badannya menuju ruang guru.

"tungguin woy" pemuda Nishimura sibuk mengejar pemuda Park yang berjalan tanpa minat.

****

"Lo nunggu sini aja, gue ama Nicholas kok yang ditanyain."

"oh oke"

Niki tersenyum lalu mengangguk pelan, di arah lorong kiri ia melihat Nicholas tengah berjalan dengan muka datarnya. Nicholas nampak melirik sebentar Niki dengan sinis. Ia menaikkan sudut kiri bibirnya, saat Niki mendengus. sikap yang sama ditunjukan pemuda wang itu saat beberapa bulan lalu Niki baru saja bersekolah di Iland High School Senior. Terlihat, Nicholas memang tak menyukai Niki.

Niki menunduk, saat Nicholas berada beberapa langkah darinya. ia sungguh takut melihat wajah seram mengintimidasi milik pemuda Wang.

"Bagus juga cara lo....

nunduk kek gitu. berasa raja gue" ucapnya sambil mengelus singkat kepala Niki

setelahnya Nicholas langsung masuk, tanpa menoleh lagi ke arah Niki. Niki menghela nafas gusar, sungguh saat Nicholas mengelus kepalanya. ia merasa seakan2 mau dibunuh dengan pemuda tampan itu. Nicholas sebenarnya tak sejahat itu, hanya saja entah kenapa ia merasa sangat tak menyukai Niki.

Satu jam Niki menunggu, sambil mendudukkan diri di kursi yang memang sudah di tempatkan di sana. menunggu lama membuatnya merasa bosan, apalagi sekarang kelasnya sedang kosong, memuakkan.

"Niki" nah, itu suara kekasih mungil nan gembulnya. iya, Taki.. pemuda yang baru saja memanggil pemuda Nishimura itu.

Niki tersenyum senang, saat Taki berlari menemuinya.

"ngapain kesini hm?"

"gak papa, tadi kebetulan liat Niki. makanya Taki kesini, huhhh"

"Kamu gak papa kan?"

"hah?" Taki menaikkan kedua alisnya

"maksud aku, Takinya Niki sekarang baik2 aja kan? mereka kan udah mati jadi udah gak bully kamu lagi. benerkan?"

"shutttt, jangan ngomong gitu ah!!"

"kenapa?"

"gak papa sih" Taki tersenyum canggung menatap Niki. Niki menggaruk tengkuknya entah kenapa ia merasa canggung sekarang.

****
"Nicholas, kamu sama Hanbin sebelum dia meninggal pernah berantem?" Jake, polisi muda itu menatap intimidasi Nicholas yang terdiam seribu bahasa.

Nicholas membalas tatapan intimidasi dari lawan bicaranya, lantas ia mulai mengeluarkan suara beratnya.

"iya, kemarin kita berantem. karena dia selingkuh" pelan Nicholas.

Jake mengangguk, lalu melontarkam pertanyaan selanjutnya.

"di waktu kejadian, yang diperkirakan jam 6 petang. kamu ngapain?"

"aku... ya... kek biasa. pulang dari sekolah bareng ayah." jawabnya datar

Jake mengangguk mengerti.

"Kalo kamu Hoon?"

"Aku, ada di rumah.... waktu itu kak Serim baru pulang dari kota sebelah."

Jake kembali mengangguk.

"coba berikan alasan, kenapa kalian bukan pelakunya" pinta Kei kepada kedua orang itu.

"Aku memang pernah berantem dengan Hanbin. tapi... kalaupun aku pelakunya kenapa aky membunuh teman2nya juga?" Ucap Nicholas menatap ke arah Kei

Seon nampak menggeleng pelan, saat Sunghoon menatapnya.

"Tidak, menurutku. kau bisa saja membunuh 2 temannya karena mereka ikut serta melihat kau membunuh Hanbin."

"Kau Sunghoon!!"

"percuma kau mencurigaiku, aku tak terlalu mengenal maupun mengikuti 3 orang itu. aku hanya tahu mereka membully dan punya pacar.. dan itu semua diketahui oleh warga sekolah. lagian aku tak punya dendam atau apapun itu untuk membujukku membunuh ke 3 nya."

"cih" Nicholas mendecih pelan, sebelum memasukkan tangannya ke Hoodie yang menutupi seragamnya.

"Kami menemukan ini dilokasi pembunuhan"

Seon mengeluarkan sebuah tali pita berwarna merah menyala dari sakunya.

"itu milik Jungwon asal kau tahu" Nicholas berucap.

"benar ini milik Jungwon?. tapi.... tulisan disini terbaca 'Jay' "

"itu nama pacarnya"

Ketiganya saling berpandangan.

"dimana pacarnya?" tanya Jake kembali.

"dia di kota sebelah, 2 jam sebelum kalian kesini. dia sudah pergi ke kota itu." ungkap Nicholas tenang.

"Kau punya nomornya?"

"tentu" Nicholas merogoh saku celananya, mencati keberadaan benda berbentuk pipih persegi panjang.

Lalu menyodorkan benda tersebut ke arah Kei. sesangkan menjulurkan tangannya mengambil ponsel milik Nicholas.

"apa hubungan mu dengan Jay?"

"huhhhh, aku dan Jay satu geng. lagipula kami sangat dekat.. karena kita sering bertemu saat bersama dengan pacar masing2" Seon mengangguk

"Kau Sunghoon!! apa hubunganmu dengan Heeseung?"

"teman, kami tidak dekat. aku hanya mengetahuinya sebagai salah satu orang yang dibully dengan mereka bertiga" Sunghoon mengalihkan atensinya menatap Nicholas yang menatap remeh ke arahnya.

"Bisakah aku keluar dari sini? aku muak dengan pertanyaan kalian, dan kau bisakah kau balikkan ponselku?"

"ohhh tentu..  pergilah... kami akan menanyai kalian lagi nanti. tunggu saja"

****

"Sudah selesai?" Tanya Niki saat Sunghoon berdiri diambang pintu bersama Nicholas yang berada di belakang pemuda Park itu.

Sunghoon mengangguk, Niki menatap takut ke arah Nicholas yang menatap nanar ke arah Taki.

Taki menautkan tangannya pada tangan Niki. ia mengeratkan tautan mereka, saat menyadari Nicholas menatapnya nanar seolah akan menerkam pemuda mungil itu.

"NGAPAIN LO LIHAT KEKASIH GUE KEK GITU? SUKA LO?" tanya Niki berteriak, sampai mengundang perhatian para warga sekolah yang menyaksikan mereka.

"Cih, ngapain gue suka sama orang kayak Taki? Jijik banget, cuih. dan lo!! udah berani banget ya sekarang? Seneng gue, liat lo berani sama gue kek gini!" ucap Nicholas, lalu berjalan sesudah memastikan bahunya menabrak pundak Sunghoon.

"Ck, dasar" umpat Sunghoon.

"siapapun lo, gue bakal pastiin lo gak bakal idup tenang. pembunuh!!"

tbc

●●○○●●○○

Hi, udah pada curiga sama siapa nih? ada yang udah curiga sama salah satu pemain?

Janlup Votment all, makasih buat kalian semua.

I Kill They (Heeseunghoon/Sungseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang