Enam

401 48 0
                                    

Taki berjalan pelan, saat Nicholas terlihat berada di depan sana dengan wajah tanpa ekpresinya. Taki menundukkan kepalanya, ia sangat takut saat sedang berhadapan dengan Nicholas yang sekarang hanya berjarak 2 meter di depannya.

Nicholas mengulas senyum, lalu berhenti tepat di depan pemuda Jepang itu.

"Gimana nurut lo sama foto itu?" Ucapnya lantang.

"A-aku gak tahu" Ucapnya gugup masih menunduk takut.

"Ck, gue yakin lo pasti percayakan? Foto itu bakal jadi bukti. liat aja nanti!!"

****
Suasana di kantin benar2 ramai sekarang. Ramai dengan para siswa yang memperbincangkan kasus pembunuhan yang baru saja terjadi di sekolah mereka. Heeseung menatap makanannya tanpa minat.

Kedua indra pendengarannya, mendengar beberapa orang yang menyebutnya sebagai pembunuh. sungguh, ia tak mengerti dengan apa yang terjadi. Ia menatap ke sekitar ingin bertanya pada teman sekelasnya atau pun beberapa kenalannya.

Namun urung, saat semua orang di kantin kini menatap penuh intimidasi padanya. ia sedikit menunduk, sekarang semua atensi menatapnya nyalang.

Brakkk.

"Lo apain kakak gue? hah? puas lo bunuh dia? gada akhlak memang" Heeseung mendongakkan kepalanya, disana Daniel sudah berdiri dengan mata yang memerah marah.

Daniel adalah adik dari Jungwon, dia juga merupakan adik kelas Heeseung.

Plak

Rasa panas menjalar di pipi kiri  Heeseung. Tangannya ia gunakan untuk menutupi bekas kemerahan, sebab tamparan Daniel.

"Ambil tuh, mau lagi gak? mumpung gue lagi pengen nampar orang."

"Gue salah apa sih?" Heeseung menatap Daniel dengan ekpresi tak dapat diartikan.

"Hah, lo nanya lagi? bukannya lo udah tahu ya.. lo kan pembunuhnya" Daniel tersenyum remeh kearah Heeseung.

"Cih" Heeseung mendecih pelan.

"Mereka emang pantes dapetin itu semua!! ngerti lo? lo mau juga? Hah?"

Daniel menggeram marah, lantas pemuda tampan itu mulai mengangkat tangannya kembali ingin menampar Heeseung. Tangannya sudah melayang, kini siap menghantam pipi mulus Heeseung.

Heeseung tersenyum remeh, lalu menangkis tangan Daniel. dan mencengkram erat pergelangan tangan pemuda itu. lalu memilihnya kencang, membuat Daniel mengerang.

"Akh" erangan tertahan, membuat Heeseung tersenyum puas.

"Sakit?" Ucapnya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Dengan sekuat tenaga, pemuda tinggi itu menghempas tangannya dari cengkraman kuat Heeseung.

"Shh, lo.. awas aja lo. ini belum berakhir Seung, gue bakal pastiin lo dapet hal yang sama dengan saudara gue!!" Ucapnya sambil memegang pergelangan tangannya yang memmerah karena cengkraman erat pemuda Lee.

Daniel berlalu begitu saja, sedangkan Heeseung berlari kearah Toilet.

Heeseung menatap bayangannya di wastafel, lalu beralih pada cermin. Ia menyunggingkan senyum remeh.

"Emang lebih baik gue yang ambil alih tubuh lo Seung"

****
Sunghoon jengah, saat dibawa Jake ke rooftop. tempat kejadian pembunuhan 3 orang di sekolahnya.

"Apa ini?" Tunjuk Jake padanya.

"Gantungan Kunci!! apa hubungannya denganku? huh?"

"Punyamu bukan Park Sunghoon?"

Sunghoon mengangguk mengiyakan.

"Pertanyaannya? kenapa ada disini?"

"kemarin aku pergi kesini bersama Niki dan Taki. Sepertinya itu tak sengaja terjatuh disana"

"benarkah? bagaimana dengan Foto ini? ini Niki bukan?"

"tak tahu, kenapa tanya denganku? tanya saja dengan Niki"

"Ck, aku akan menanyai pemuda Jepang itu, setelah aku menanyai Heeseung. dia pasti punya alasan untuk kembali kesini lagi bukan?"

"I-iya"  Sunghoon mengangguk gagap.

Jake berjalan pelan menuruni rooftop, sedangkan Sunghoon mengikutinya di belakang.

****
"Kak Heeseung" panggil Taki, matanya berbinar senang melihat siluet Heeseung di dekat toilet.

"Taki sini" Panggil Heeseung dengan tangan melambai semangat.

Taki berlari dengan tempo kencang kearah Heeseung. lalu menubrukkan dirinya ke pemuda Lee.

"Kakak kok balik lagi kesini?" tanyanya sambil mendongak ke atas.

"kenapa? kamu gak suka kakak balik?"

"Suka kok, suka banget. kan nanti aku ada temennya disini, gak cuman Niki" Ucap pemuda Jepang bersemangat.

"Haha" Heeseung mengusak gemas kepala Taki.

"Ya udah kita ke Rooftop yuk"

"Hah, kak jangan. Kita gak dibolehin ke Rooftop kecuali polisi"

"Loh kenapa?" Tanya Heeseung dengan mengerutkan keningnya.

"Kan kemarij baru aja ada kasus pembunuhan. dan sekarang lagi di selidiki."

"Oh" Heeseung mengangguk2 mengerti.

"Kak Heeseung!? kakak dicariin polisi" Sunghoon menghampiri keduanya masih dengan Nafas yang terengah2.

"Eh" Taki menatap takut kearah Heeseung.

"Kenapa dicariin Sung?"

"Mungkin mau ditanyain. ayo aku antarin"

Sunghoon meraih tangan Heeseung, lalu menggenggamnya erat. keduanya kini berjalan kearah ruang guru, meninggalkan Taki yang membeku disana.

"Taki!!" Niki berjalan pelan kearah pemuda Jepang itu.

tadi ia baru saja ingin pergi ke perpustakaan yang terletak tak jauh dari toilet. tapi langkahnya terhenti kala melihat Taki yang berdiri di depan Toilet. lantas penuda itu menghampiri si mungil.

Taki memudarkan lamunanya, ia berbalik melihat wajah Niki.

"Ngapain disini? ayo ke perpus temenin Niki" Ucap yang lebih muda lalu menngaitkan tangannya ke tangan mungil Taki.

"Niki kamu bukan pembunuh kan?"

●●○○●●○○

janlup votment all.

I Kill They (Heeseunghoon/Sungseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang