Chapter Six

355 50 7
                                    

Teriakan demi teriakan mengisi keheningan ruangan tersebut, darah yang tercecer di lantai, kedua pahanya yang disobek oleh pisau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teriakan demi teriakan mengisi keheningan ruangan tersebut, darah yang tercecer di lantai, kedua pahanya yang disobek oleh pisau. Penampilan ini membuat siapa saja ingin memuntahkan isi perutnya bukan? tetapi tidak dengan Huang Renjun, dendam menyelimuti jiwanya yang kehilangan orang yang paling ia cintai. Ya sebegitu besar cintanya kepada Na Jaemin sampai-sampai ia membunuh orang yang dulu menindas kekasihnya.

Nyawa 2 orang lelaki—Park Jihoon dan Lucas Wong sudah melayang, kini tersisa 1 gadis yang masih meminta mohon untuk dilepaskan.

"Melepaskan mu? Jangan bercanda, saat dulu Na Jaemin masih hidup kau menindasnya. Kau mengurung dia di gudang sekolah semalaman saat ia masih sakit, dan kau menyuruhku untuk melepaskan mu? aku tidak akan berbaik hati, walaupun kau seorang perempuan." Ucap Renjun dengan dingin.

"Huang Renjun, kau gila!" Gadis itu berteriak di depan muka Renjun.

"Ya, aku gila karena terlalu mencintai Na Jaemin, dan kau menyakiti orang yang paling kucintai, kau tau itu kan? Nona Shin Ryujin." Seringai muncul di sudut bibir kecilnya.

"Ah bagaimana kalau kita mulai permainannya?" Renjun berjalan kearah lemari yang berisi alkohol.

"Kau suka menyiksa orang lain kan? bagaimana kalau sekarang kau jadi pihak yang disiksa? Terdengar bagus bukan?"

Teriakan Ryujin mulai terdengar kembali saat Renjun menyiramkan Alkohol tersebut ke luka di paha Ryujin. Bisa kalian bayangkan sendiri bagaimana rasa sakitnya.

"Bagaimana kalau aku memotong rambut cantik mu? dulu kau pernah memotong rambut milik kesayangan ku bukan?" Renjun mengambil gunting yang ia letakan di saku celana panjang nya. Helaian rambut mulai terpotong sedikit demi sedikit.

"Lihat sekarang kau lebih cantik." Tawa Renjun memenuhi ruangan tersebut.

Tangan kecilnya ia gunakan untuk mendongakkan wajah Ryujin.

"Halo? apakah kau masih hidup?" Renjun berkata dengan santainya. Tangan kanannya menampar keras pipi Ryujin.

"Jawab jika aku bertanya." Suara nya berubah menjadi dingin.

"A-aku masih hidup." Suaranya sangat lirih bahkan hampir tidak terdengar.

"Bagus, bagaimana kalau kita lanjutkan? wajahmu akan tambah cantik jika dihias oleh sayatan pisau, ah aku jadi ingin cepat cepat menyayatnya." Renjun berkata dengan senyuman yang manis—jika ia tidak memegang pisau dan bajunya yang dipenuhi bercak darah dari korban-korban nya.

"Jangan—"

Terlambat—Wajahnya sudah disayat pisau milik Renjun, darah mulai mengucur deras. Air mata kembali membanjiri wajah cantik Ryujin. Renjun tertawa puas melihat karya nya.

"Nah sekarang penutupannya."

Mata milik Ryujin ia tutup menggunakan penutup mata, Suara pisau yang sedang dipertajam mulai terdengar.

"Selamat tinggal Shin Ryujin."

Kedua pisau di tangan milik Renjun menembus mata indah milik Ryujin, sang korban berteriak keras sebelum nyawanya melayang tak lama kemudian.

Lelaki bersurai hitam menghampiri Renjun.

"Oh Sungguh, ini sangat menjijikkan." Lelaki itu bergidik ngeri melihat penampilan ketiga korban yang dibunuh Renjun.

"Segera ledakkan tempat ini." Ucap Renjun selagi ia membersihkan tangannya dengan air.

"Tanpa kau suruh pun aku akan melakukan nya." Renjun keluar dari tempat tersebut lalu berjalan ke arah mobilnya yang jaraknya cukup jauh dari tempat tersebut.

Renjun mengecek jam yang berada di layar handphone nya. angka 22.50 terpampang di layar handphone nya. Ia tersenyum setelah ia melihat angka tersebut, dikarenakan angka tersebut sangat sesuai dengan perkiraannya

Bunyi ledakan terdengar sangat keras, Sepertinya lelaki bersurai hitam sudah melaksanakan tugas yang diberikan padanya. Renjun menyunggingkan senyum di bibir nya. Lelaki tinggi yang tadi meledakkan tempat itu memasukki mobil milik Renjun. Ia menjalankan mobilnya meninggalkan area tersebut.

Hutan-hutan ia lewati sebelum mencapai Kota Seoul yang dihiasi gemerlap lampu. Mobilnya sudah ia bakar saat sampai di batas hutan omong-omong. Renjun membonceng motor biru milik lelaki yang menjadi rekannya untuk mencapai rumah nya yang berada di tengah-tengah Kota Seoul.

 Renjun membonceng motor biru milik lelaki yang menjadi rekannya untuk mencapai rumah nya yang berada di tengah-tengah Kota Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa VoMentnya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revenge || Noren - JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang