KARYAKARSA

8.1K 215 9
                                    

Hai aku mau share cerita Larasati sudah aku tarik di karyakarsa, kalian bisa membaca dengan harga Rp. 29.500. Ada kisah masa lalu keduanya saat masih muda juga. See you there yaa ..

 See you there yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ANOTHER STORY

Cerita ini mengisahkan tentang balas dendam Bara (kakak Hana) kepada keluarga Widaguna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini mengisahkan tentang balas dendam Bara (kakak Hana) kepada keluarga Widaguna.

Bara * Dita * Cristian (pengawal Evan)

***

Dita memasuki sebuah tempat les di kawasan tengah kota, mengekori Christian yang berada di depannya. Dita memilih memindai tempat lesnya yang baru yang terlihat sangat keren baginya. Bangunannya bertingkat terlihat mewah. Teman-temannya mayoritas bukan pribumi, dan pasti adalah orang-orang kaya, terlihat dari lalu lalangnya kendaraan mewah yang mengantar.

Bruukkk...

"Awww ..." Dita memegangi keningnya setelah bertabrakan dengan benda keras, merasa bertabrakan dengan tembok tetapi ternyata dia menabrak punggung Christian yang berhenti mendadak.

"Kita sudah sampai, Pak?" tanyanya, namun tidak mendapat jawaban dari mulut manusia robot didepannya. Mereka sudah sampai di depan ruangan administrasi, kemudian disambut oleh seorang wanita cantik dengan kemeja denim dan celana khaki melepat pas di tubuhnya yang indah. Wanita itu mengantar kami ke sebuah ruang tamu di bagian kanan gedung.

"Silahkan masuk," sapa wanita itu.

Christian masuk diikuti Dita, kemudian mereka duduk di sofa berhadapan dengan wanita itu.

"Perkenalkan saya Mia, saya akan sedikit menjelaskan paket yang akan di dapat Nona Dita untuk kursusnya."

" Untuk jadwal, Nona Dita masuk setiap hari senin, selasa, rabu, kamis dan jumat, mulai pukul 3 sore sampai pukul 7 malam."

"Waow..," ucap Dita takjub. Dita membayangkan padatnya jadwal dan aktifitas belajar yang nantinya akan dia hadapi guna persiapannya keluar negeri.

"Untuk pengajar nanti langsung dengan Native Speaker ya, Kak. Dan persiapan perkuliahan juga nanti akan langsung di bimbing dengan pengajar disini."

Dita dan Christian mengangguk. Setelah dirasa paham dengan prosedur dan jadwal kursus, Dita dan Christian pamit undur diri.

"Apa aku harus datang terus setiap les, Pak? Gila jadwalnya tiap hari begitu?" Dita mencoba mengajak Christian untuk berbincang, laki-laki itu yang sejak dikenalkan Mas Evan untuk mendampingi persiapan kuliahnya sampai saat ini belum pernah sekalipun berbicara kepadanya.

"Ya."

"Apa anda nggak ada stok kata untuk berbicara selain ya dan tidak?"

Christian berhenti mendadak, memilih mendekat untuk berbicara dengan wanita yang sungguh sangat merepotkan dirinya. Mendekatkan tubuhnya membuat dita memundurkan badannya.

"Dengar, Nona Dita. Saya disini ditugaskan untuk membantu proses persiapan perkuliahan nona dita diluar negeri, bukan untuk ngobrol atau pun menjadi tempat curhat, ngerti?" Christian sedikit menggertak, dia sangat tidak suka diusik dalam setiap tugas yang diembannya, dan kecerewetan Dita sangat mengganggunya.

Dita mendengus ketika Christian berbalik kemudian melangkah.

"Dan satu lagi." Christian kembali menghadapnya membuat dia hampir dua kali di siang ini menabrak tembok berbentuk badan manusia. "Bisa kamu panggil saya tidak dengan sebutan PAK? Saya tidak setua itu kalau boleh saya tegaskan?"

"Trus mau dipanggil apa? Kak? Kayanya juga kamu ga semuda itu, Om? saya nggak mau nanti dipikir orang-orang saya dengan om-om!"

Christian menghela nafas dalam.

"Panggil saya nama."

"Chris? Kaya film india aku ga suka."

Christian memilih pergi, kesabarannya menipis jika berhadapan dengan Dita.

"Tian, oke aku panggil kamu Tian." Dita mensejajarkan dirinya berjalan disamping Christian, namun kali ini ucapannya sama sekali tidak ditanggapi manusia robot itu.

Disepanjang perjalanan pulang, Christian tidak pernah merubah raut wajahnya. Memilih diam dengan khidmat mengemudikan mobil dengan kecepatan yang cenderung tinggi ingin segera sampai ke rumah. Setelah kurang-lebih perjalanan tiga puluh menit mereka sampai dirumah Evan. Dita hendak turun, namun kemudian berhenti ketika dengan tergesa Christian turun dan membukakan pintu untuknya. Dita menyusul turun dari mobil dengan pandangan mengarah ke Christian, terkagum dengan gerak cekatan laki-laki itu. Christian sadar Dita memperhatikannya, namun enggan ditanggapinya.

"Saya lebih memilih punya teman ngobrol daripada mempunyai robot pembuka pintu!" Christian hanya melihatnya sekilas dan kemudian mengembalikan pandangannya ke arah depan.

Dita tidak tinggal diam, menggerak-gerakkan tangannya dimuka Christian berharap laki-laki itu mengalihkan pandangannya namun gagal.

***

Lelaki dengan kemeja putih panjang yang di lipat terduduk lemah di kursi ruang kerjanya, dengan kancing depan sedikit terbuka dibagian atas, menampilkan beberapa bulu halus menghiasi dada bidangnya. Didepannya terdapat satu botol whiskhy yang sudah hampir habis. Bara memandangi dan menggoyang-goyangkan gelasnya dengan wajah letih, pikirannya sedang berkelana kembali memutar memori tentang Hana, adik semata wayangnya.

Took... took..

Ketukan pintu menyadarkan Bara dari lamunannya.

"Masuk."

Seorang laki-laki masuk keruangan kerjanya, memberikan amplop coklat dihadapan Bara.
Menerima dengan gusar, Bara kemudian membuka amplop coklat itu secara perlahan. Didalamnya ada potret seorang gadis, dengan rambut panjang sebahu, menggunakan celana jeans dan hodie berwarna merah sedang berada di restoran fast food menikmati es krimnya sendirian.

"Siapa dia?"

"Adik dari Laras, istri Evan."

"Bisa kau jelaskan lebih detail?"

"Menurut informasi, Laras adalah wanita yang jarang bepergian, dan selalu menghabiskan waktunya di rumah, jarang bersosialisasi dan menurut saya dia jauh dari jangkauan kita Tuan."

"..."

"Dan wanita ini adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan Laras, mengingat tidak ada orang terdekat selain adiknya, dan mereka adalah anak yatim piatu."

Bara membalikkan foto gadis berhodie itu,

Dita Rahayu
Usia : 19 Tahun

LARASATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang