Hanya ada suara alat makan di ruang makan. Para pelayan yang berkeliaran membersihkan mansion putih itu.
Ahjumma Lim hanya tertawa gemas melihat Sunghoon yang terus bertanya, padahal Jake sama sekali tidak suka ada yang berbicara saat sedang makan.
Sunghoon sepertinya sudah terkena virus Sunoo yang sering berbicara saat makan. Tidak seperti biasanya, ia sekarang lebih banyak berbicara.
"Ken-"
"Habisin makanan nya dulu baru nanya."
Sunghoon mencebik kesal. "Apa karena kita punya masa lalu yang, sama nasib yang sama, mangkanya lu minta gw buat jadi pacar lu."
Jake memutar bola matanya malas. Ahjumma Lim dan Ahjussi Lee terkekeh melihatnya.
"Engga ada sangkut pautnya sama masa lalu atau nasib, Park."
"Tetep aja bikin curiga, atau jangan-jangan nanti lu mau bunuh gw."
"Kalau lu masih banyak ngomong, gw bakal bener-bener bunuh lu yah."
Sunghoon langsung menutup mulutnya rapat-rapat dan melanjutkan acara makannya.
"Aa-"
"Telan dulu makanan nya."
Sunghoon langsung mengunyah makanan nya lalu menelan nya. Untungnya Jake sudah selesai makan.
"Lu tau siapa yang ngebunuh orang tua gw?"
Kegiatan makan Jake terhenti, kejadian dulu teringat begitu saja.
"Tuan Park, tuan Jake tidak suka saat sedang makan seseorang mengeluarkan suara." Ujar LeeHyun, ia tau Jake diam bukan karena Sunghoon banyak bertanya, tapi karena teringat kejadian lampau.
Sunghoon merasa sangat bosan karena Jake sibuk mengerjakan tugas kantor di ruang kerja.
Neukkyeojyeo, nae meorin Daze Daze Daze
Ia melirik handphone yang tergeletak di meja, bukan nada dering handphone nya. Dengan malas tangannya mengambil handphone tersebut.
Ternyata handphone Jake yang berbunyi, telepon dari Jay. Tapi saat ia mau mengangkat, telepon nya sudah terputus.
"Huh, ini kan foto waktu pas itu." Tanpa sadar dirinya tersenyum melihat wallpaper milik kekasihnya.
Suara ketukan sepatu terdengar dari arah tangga, dengan cepat Sunghoon menaruh kembali handphone Jake ke tempat semula.
Si pemilik rumah pergi ke dapur, lalu ke ruang TV, duduk di samping Sunghoon. Ia membawa dua gelas jus jeruk.
Jake bersandar di bahu kekasihnya. Ia benar-benar lelah menatap laptop selama 4 jam, membaca kertas-kertas yang berisi laporan tentang perusahaan dan pengajuan kerja sama.
"How about my college?" Tanya Sunghoon yang pasrah dijadikan sandaran.
"Yah tetep kuliah lah. The mother of my children can't be stupid."
"Yakk-"
"Gw lagi males berantem."
"Siapa juga yang mau berantem."
"Terserah Hoonie deh."
Sunghoon langsung menoleh ke sebelah kanan nya. Hoonie? Itu kan nama kecil nya, bagaimana Jake tau?
"Eomma, ikan Hoonie tenggelem."
"Jake."
Jake langsung menoleh ke arah si manis. "Wae?"
"How do you know that?!"
"Secret, honey."
Sunghoon langsung mencubit perut pemuda Shim tersebut. "Kasih tau!! Stalker kan lu!!" Ia terus mencubiti Jake.
"Gw banyak kerjaan ya kali ngestalking lu." Ujar nya sembari melindungi diri dari cubitan Sunghoon.
"Boong kan lu!"
"Ikan nya udah ditolongin belum? Kan tenggelem."
"Jake!!" Sunghoon menatap tajam kekasihnya itu, tapi menurut Jake malah menggemaskan. "Tau dari mana?" Rengek nya.
"Rahasia." Ujar Jake dengan nada meledek.
Sunghoon langsung memukuli Jake menggunakan bantal sofa, ia terus memukuli kekasihnya sampai mau mengatakan yang sebenarnya.
"Iya iya gw kasih tau." Ujar Jake pasrah. "Dapet dari nyokap gw."
Sunghoon terdiam, bukannya orang tua Jake sudah meninggal? Maksudnya apa?
Pemuda bersurai hitam tersebut langsung mengambil handphone nya, ia mencari video yang diberikan asisten sang ayah.
"How can?"
"Our parents are friends."
Sunghoon langsung menatap kekasihnya itu, sejak tadi Jake memperhatikan nya.
Chupp
Bibir keduanya saling menempel. Jake mulai melumat benda kenyal berwarna pink tersebut, menekan tengkuk Sunghoon agar ciuman keduanya semakin dalam.
Sunghoon sesekali membalas ciuman nya, dengan tangan meremat kedua bahu Jake.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Psycho || Jakehoon
AcciónSunghoon si psychopath yang terjebak perangkap Jake. Start = 15 Maret 2021 End = 9 Juni 2021