14🔪

6K 812 58
                                    

Sebelum ke pasar malam, mereka pergi ke taman lebih dulu. Karena jam masih menunjukkan pukul 5 sore.

Sedari tadi tangan Jake terus menggenggam tangan Sunghoon, si empu bahkan menggenggam balik.

Entah mereka sadar atau tidak dengan hal tersebut. Karena Sunghoon sibuk menikmati udara sore dan Jake sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"Sunghoonie oppa!!" Panggil seorang anak perempuan. Bahkan si anak langsung memeluk kaki Sunghoon.

"Annyeong Nami-ya." Sapa Jake.

"Annyeong oppa." Balas Nami.

Sunghoon mengusap kepala Nami menggunakan tangan kanan nya, Jake tidak melepas genggaman pada tangan kiri nya.

"Nami sedang apa disini?" Tanya Sunghoon dengan tangan masih mengusap kepala Nami.

"Bermain dengan teman-teman." Jawab si anak perempuan.

Orang-orang yang melihat mulai berperasangka buruk. Mereka mengira Jake dan Sunghoon orang tua muda dan Nami anak keduanya.

Tapi kedua pemuda tersebut tidak mendengarkan perkataan orang-orang itu, keduanya fokus dengan Nami.

"Kalau gitu Nami lanjut main yah, dadah oppa-deul." Nami langsung pergi ke sekumpulan anak-anak, ia melambaikan tangannya.

Jake dan Sunghoon langsung membalas lambaian tangan Nami. Sunghoon memperhatikan anak berusia 6 tahun itu bermain-main, ia tersenyum saat melihat Nami tertawa.

Sedangkan pemuda di sampingnya fokus memperhatikan nya. Menurut Jake, Sunghoon dilihat dari sisi manapun terlihat cantik. Terutama saat tersenyum atau tertawa.

"Cantik sih, tapi sayang psikopat. Tapi boleh lah, kan gw dulu kek gitu." Ujar Jake dalam hati sembari bersmirk.

Seketika Jake lupa dengan tugas nya, ia terlalut dalam kesenangan Sunghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika Jake lupa dengan tugas nya, ia terlalut dalam kesenangan Sunghoon.

Lagi pula sudah lama ia tidak pergi bermain-main, hidup nya terlalu monoton. Masa kecil nya berantakan, bahkan masa remaja nya pun ikut berantakan.

"Makasih." Ujar Sunghoon sembari memeluk boneka yang Jake dapatkan tadi.

"No need to say thank you, you're my boyfriend." Ujar Jake dengan tangan yang ia masukkan ke saku celana.

Sunghoon tersenyum senang, baru kali ini seseorang membuat nya bahagia. Sunoo terkadang membuat bahagia, terkadang membuat nya kesal.

"Yah seharusnya gw yang bilang makasih. Karena lu udah bikin gw flashback ke masa lalu. Gw bisa sadar kalau hidup jangan terlalu monoton." Ujar Jake dalam hati sembari menatap kekasihnya.

Jake tau dirinya memiliki 3 kesempatan. Semua anggota organisasi rahasia negara memang memiliki 3 kesempatan yang bisa digunakan untuk meminta sesuatu.

Ia bisa meminta pemerintah mencabut seluruh laporan pembunuhan yang dilakukan Sunghoon, memberikan pengobatan psikis untuk Sunghoon, dan semuanya harus dirahasiakan rapat-rapat.

Tapi ia tidak bisa menggunakan itu sembarangan. Ia harus memikirkan semuanya baik-baik.

Jake harus tau siapa Sunghoon sebenarnya. Ia harus tau perkataan ayah nya tentang Sunghoon. Ia harus tau alasan Sunghoon menjadi seorang psikopat.

"Kembang api nya bagus." Ujar Sunghoon senang. Ia melihat kembang api yang menghiasi langit malam.

"Lebih bagus kalau lu jujur." Ujar Jake ikut melihat langit.

Sunghoon langsung menatap dirinya bingung. Jujur? Jujur soal apa?



To be continued....

[✓] Psycho || JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang