RATU MASAK

55 12 22
                                    


Ara berdecak kesal melihat banyak paket makanan dari Kiara, salah satu tetangganya. Sudah beberapa hari ini Kiara sering memberinya makanan, dari sup, soto, ayam goreng sampai kue. Masalahnya, dia sedang mencurigai Kiara.

Kiara itu janda anak satu. Masih muda. Hanya beda dua tahun dari Ara. Dia baru bercerai dari suaminya. Katanya karena suaminya tidak pernah memberinya nafkah, jadi hanya dia yang bekerja. Hampir semua penghuni Cauliflower Residence berusaha menjodohkan dia dengan Ghani, ketua RT setempat. Tapi tidak ada hasil sampai sekarang.

Hal yang membuat Ara berpikir yang tidak-tidak soal Kiara adalah Kiara sering menanyakan keberadaan Tama dimana pun dirinya dan Kiara berpapasan. Di warung, di tukang sayur, di depan masjid, templatenya selalu, "Tama dimana Ra?". Buat Ara keki sendiri.

"Idih. Laki juga laki gue, kenapa harus dia yang kecarian?!" sungut Ara suatu hari di depan Tama.

Tama hanya mengamati semuanya. Termasuk omelan Ara.

"Biasa aja kan makanan dia, Yang? Enakan mana sama punya aku?"

Tama tersedak ditodong pertanyaan itu. Dibantu Ara akhirnya batuknya mereda.

"Kamu kan belum buatin aku soto, Yang"

"BESOK. AKU. MASAKIN. KAMU. SOTO"

Tama menelan air putihnya dengan susah payah. Sungguh, dia sebenarnya menikmati pemandangan Ara kalau lagi cemburu. Tapi kalau keterusan lama-lama menyeramkan.

Keesokan harinya, Ara benar membuatkan Tama soto dan baru suapan pertama Tama sudah ditanya, "Enak kan Tam? Enakan soto aku kan daripada Kiara? Pasti enak punya aku. Aku kan masaknya pakai cinta"

Tama hanya mengaduk-ngaduk kuah sotonya. Kalau Ara punya kemampuan bisa mendengar suara hatinya, dia pasti sudah habis dikuliti.

Soto Ara enak, sangat enak, Tama suka dengan kuahnya. Benar kalau Ara bilang memasaknya dengan cinta. Tapi daging ayamnya masih keras. Tama tidak bisa mengungkapkan itu di depan Ara langsung, takut istrinya kecewa dan berakhir dia tidur di sofa.

"Enak kok, kenapa sih kamu sama Kiara kayak lagi lomba?"

Bukan menjawab langsung, Ara malah menatapnya lurus-lurus. "Aku nggak suka Kiara. Dia kayaknya suka deh sama kamu"

"Sama kayak Ghani yang suka kamu?"

"Ghani nggak suka sama aku!! Lagian ngapain sih kamu ngurusin Ghani?!"

"Terus ngapain kamu ngurusin Kiara?"

Selesai.

Hanya sampai disitu perdebatan mereka setiap Ara misuh-misuh tentang Kiara. Lama-lama meresahkan juga.

"Kamu masak apa sayang?... Wooooow!!! Kamu mau hajatan? Ada acara apa emang?"

Ara menoleh ke arah Tama yang baru pulang langsung menyantap ayam goreng buatan Kiara dengan lahap. Bahkan dia belum duduk!

"Ini dari Kiara"

"SEMUANYA???"

Ara mengangguk. Dari sudut matanya bisa melihat Tama perlahan meletakkan ayam goreng itu di atas piring.

"Abisin aja ayamnya," ucap Ara dengan intonasi pelan.

Setelahnya, apa yang Ara lihat malah membuatnya semakin kesal. Tama malah menghabiskan ayam gorengnya.

"Sayang, kalau kamu mau marah boleh. Tapi sumpah kamu cobain dulu ayamnya... YANG? KAMU BENERAN MARAH???"

Ara langsung masuk ke kamar.

ARATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang