RADAR CEMBURU

87 13 17
                                    


07.00 WIB di kediaman Ara dan Tama.

Memiliki mencintai dirimuu kaaasihku~ tak akan pernah membuat diriku menyesaaaaal~~~ sungguh matikuuuuu hidupku kan selaluuuuu membutuhkan kamuuuu~~~

"TAMA PUTRAAAAAAA ALARM KAMU BANGUNIN ORANG SEKOMPLEEEEK," teriak Ara dari dapur. Ya bagaimana tidak kesal, alarmnya Tama itu satu lagu Tompi yang judulnya Tak Pernah Setengah Hati.

Dia pikir Tama sudah mengganti lagu itu karena tragedi honeymoon mereka. Saat itu mereka tidak tau kamar di sebelah kamar mereka ada seorang wanita yang habis ditinggal menikah kekasihnya. Mereka juga tidak sadar kalau bunyi alarm Tama terdengar sampai ke kamar sebelah hingga mereka susah payah menenangkan wanita itu karena tangisan histerisnya.

"Itu lagu yang pernah dia bawain tiap ada acara pentas seni di kampus. Sekarang dia udah nikah. Mbak beruntung, Masnya pasti bucin ya? Semoga kalian langgeng ya. Maaf jadi ganggu bulan madu kalian"

Begitulah kira-kira, makanya Tama suka sensi dan mengungkit-ungkit soal honeymoon, karena bulan madu mereka banyak cobaannya.

Tadinya Ara sengaja tidak mau mematikan alarm itu, mumpung dia juga suka lagunya tapi sampai sekarang pemilik alarmnya belum bangun! Terpaksa Ara turun tangan. Untungnya dia sudah memasak untuk sarapan mereka berdua. Setelah menata makanan di meja dengan rapi, dia segera menghampiri Tama di kamar.

Benar saja, Tama masih terpejam nyenyak dengan dibalut selimut tebal. Saat Ara masuk, alarm Tompi sudah mau masuk ke putaran kedua dengan volume full. Dengan cepat dia mematikan lagunya lalu duduk di pinggir ranjang.

"Tam," panggilnya sambil menggoyangkan tubuh suaminya itu, tapi tidak ada respon.

"Tamaaaaa banguuuun! Kita hari ini sibuk loh banyak schedule. Ke Pak RT, ke rumah Ibu kamu ngambil barang-barang yang dititipin Kak Tiara, terus bebenah tuh halaman belakang belum kita beresin. Besok kamu udah kerjー"

Belum selesai Ara bicara, tubuhnya ditarik Tama kedalam pelukannya. Sejujurnya jantung Ara mau keluar sekarang. Apalagi suara seraknya Tama saat bangun tidur di telinganya bikin bulu kuduknya meremang.

"Kamu masih pagi udah ngegas aja"

"Ayo banguuuuun!". Ara melepaskan dirinya sekuat tenaga, menarik tangan Tama hingga lelaki itu mengalah dan terduduk.

Ini yang Ara heran. Di matanya sekarang, Tama masih sama tampannya saat sebelum tidur, meskipun rambutnya berantakan, muka bantal dan matanya sayu.

"Kok kamu udah rapi aja sih? Udah mandi?"

"Belum hehe"

Tama meletakkan kepalanya di bahu Ara. "Tapi rambut kamu wangi"

"Ada benda namanya parfum rambut sayangku. Wangi kan? Cetar ini wanginya!". Ara mengelus-elus rambut Tama.

Tama terkekeh. Dia menjauhkan kepalanya dari bahu Ara.

"Kata Kak Tiara, kita ke rumah Pak RT kalau bisa jangan sore, soalnya Pak RT nya biasanya mancing"

"Ada tempat pemancingan disini?"

"Hmm. Ada"

Ara mengerutkan kening. "Mancing apaan tuh sore-sore?! Jangan-jangan mancing ceweー aw! Sakit Tam!"

Ara mengelus jidatnya yang disentil Tama barusan.

"Kebanyakan nonton ftv selingkuh kamu tuh. Lagian dia duda anak satu, masih muda pula, ya wajar kalau mau nyari lagi"

"Hooo masih mudaaaa"

Tama mendelik curiga ke istrinya itu.

"Kamu nanti nggak usah dandan heboh ya. Biasa aja. Nggak usah pakai lipstik merah. Pakai yang orange kek, nggak usah pakai lebih bagus"

ARATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang