b. hari ini

92 11 0
                                    

"Lo nyebelin ah!." Yuna melipat kedua tangan nya didepan dada.

Hyuka tertawa cukup keras dan menunjukan layar ponsel nya "Liat nih yun, ahahaha! Gemes banget."

Yuna marah. Bagaimana tidak, jika mereka berdua sedang mengerjakan tugas kelompok dan hyuka hanya memotret diri nya yang sedang sibuk mengerjakan tugas mereka berdua.

"Gue bakal coret nama lo!." Ancam yuna, dan tampak nya itu sedikit berhasil.

Hyuka tampak menghentikan tawa nya dan menaruh ponsel nya dikantung hoodie nya "Iya iya, nih gue bantu gue bantu. Udah ya jangan marah lagi."

"Awas sampe ngeluarin tuh hp lagi!."

"Iya nih enggak!." Hyuka mulai membantu yuna "Cerewet banget kaya mamah gue."

"APA LO BILANG?!."

"GAK TUH GUNTING NYA TADI HAMPIR MELAYANG!."

Oke, tolong ingatkan mereka jika mamah hyuka sedang menahan diri untuk tidak memarahi dua anak nakal itu.

Hyuka dan yuna sudah berteman sejak lama, tidak begitu lama, mungkin tiga tahun? Atau lima tahun? Ah benar lima tahun.

Mereka kenal saat kelas delapan sekolah menengah pertama, dan sekarang mereka sudah berada dikelas duabelas sekolah menengah akhir.

Sangat menyenangkan bagi hyuka memiliki teman seperti yuna, pintar, humoris, dan polos. Dan mungkin yuna harus cukup sabar karna harus memiliki teman seperti hyuka, hyuka itu berisik, bodoh, dan kekanakan.

Tetapi bagaimana pun, mereka tetap saling menyayangi, sebagai sahabat.

Walau hyuka merasa berbeda dari yuna, hyuka tau semua cerita yuna sejak sekola menengah pertama. Cerita yuna membuat hyuka ingin melindungi yuna setiap saat. Ini lah alasan nya kenapa hyuka memilih sekolah yang sama dengan yuna saat kelulusan.

"Nah udah selesai!." Yuna merentangkan kedua tangan nya dan merenggangkan otot tubuh nya.

Hyuka ikut bangkit san tersenyum "Wah akhir nya. Ayok makan siang, gue traktir."

"Ayok, kita ke mall ya." Yuna tersenyum, berbeda dengan yuna yang beberapa jam lalu.

"Iya, ayok. Pamit dulu sama mamah biar gak nyariin."

"Ayok!."

📌📌📌

"Bukan nya itu jisung?." Yuna menunjuk salah satu pengunjung toko yang sedang mereka tampati.

Hyuka mengangguk "Iya, sama pacar nya tuh. Cemburu kan lo?."

Jika saja ini bukan tempat umum, mungkin yuna akan memukuli hyuka detik ini juga. Jujur yuna memang sedikit cemburu, tapi apa hak dia untuk cemburu jika jisung sama tidak mengenal nya.

"Hyuka, bisa diem gak?." Ucap yuna lembut.

Hyuka menatap yuna heran "Lah? Emang nya gue lagi apa kalo bukan diem?."

"Ih nyebelin banget!." Pekik yuna sebal.

"Sensian banget nih anak, udah ayok bayar dulu makanan nya abis itu lanjut ketempat lain." Hyuka bangkit dari duduk nya, dan berjalan kearah kasir.

Yuna tidak menyusul hyuka, ia lebih memilih berjalan keluar lebih dulu dan membiarkan hyuka berlari kearah nya agar mereka tidak berpisah.

"Lo mau ikutin jisung?." Tanya hyuka, dan ia mendapatkan hadiah atas ucapan nya.

Yuna memukul hyuka dibagian bahu dan menatap jengah kearah anak itu "Gak! Udah ih mau pulang aja, malesin banget lo jadi anak."

"Gue traktir deh, miniso gimana?." Hyuka menatap yuna.

Yuna tampak berfikir, miniso tidak buruk udah sebuat sogokan agar ia tidak marah lagi "Ayok, tapi gue bebas ya mau beli apa aja."

Hyuka mengangguk dan dengan cepat yuna menarik tangan hyuka berlari kearah yang ia tuju.

Saat sampai di tempat, yuna tampak antusias melihat banyak koleksi.

"Jangan lama-lama, jangan banyak-banyak juga. Inget nih gue masih pake uang mamah gue."

"Iya-iyaa."

📌📌📌

Setelah merasa puas, akhir nya yuna mengajak hyuka pulang. Hyuka sudah mengantar yuna pulang sampai didepan rumah nya, dan ia pun sudah berada dikamar nya, melihat beberapa pesan dari teman-teman nya termaksud yuna.

Yuna bilang ia ingin menangis, namun ia tidak tau apa penyebab nya. Hyuka pun tidak tau harus apa, bahkan ia tetap berusaha menelfon nomor yuna tetapi yuna selalu menolak panggilan suara dari hyuka.

Jika hyuka kembali mendatangi rumah yuna pun hyuka hanya akan mendapat tatapan tajam dari ayah yuna, mengingat yuna memiliki orang tua yang notabe nya strict parents.

Dan seperti nya yuna terkena marah karna ia pulang terlambat, dan lebih buruk nya lagi ayah yuna tau jika yuna pergi bersama hyuka. Sebenar nya bukan itu masalah utama nya, tetapi yuna bilang ia hanya akan mengerjakan tugas dan sore ini akan pulang dengan cepat. Dan tadi mereka baru pulang pukul 20.28 malam.

Yuna
hyuka ih gue mau nangis!!
sebel banget, tau kaya gini mending gue gak usah pulang terus nginep aja dirumah lo

You
yaudah sini, mau dijemput gak? mamah nerima lo 24 jam nih

Yuna
lo kesini siap siap besok nya udah gak bisa gunain tangan lo lagi

You
yaudah terus gimana?

Yuna
mau nangis aja, bye

You
woi, jangan nangis dong!

"Telat tolol." Hyuka mengacak-acak rambut nya "Pasti dia udah nangis!."

Hyuka melempar ponsel nya kesisi tempat tidur nya "Lagian mood nya aneh banget si hari ini, makin nambah umur makin aneh."

Hyuka mengingat kejadian sore tadi saat mereka berada dijalan pulang, dimana hyuka bilang bahwa hyuka menyukai yuna. Dan hyuka berhasil mendapat pukulan cinta dari yuna.

Hyuka terkekeh, memang benar jika diri nya menyukai yuna, mereka berteman cukup lama, dan mustahil jika hyuka tidak merasakan hal seperti ini selama bersama yuna.

Rasa nya hyuka tidak ingin kehilangan yuna, apa lagi melihat yuna menangis seperti ini. Hyuka selalu suka melihat tawa yuna, bahkan omelan anak itu menjadi hal favorit untuk nya.

Yuna itu seperti anak kecil, manis dan lembut walau terkadang ia sangat kasar hingga bisa kapan saja memukul hyuka. Yuna sempat memiliki teman perempuan, tetapi mereka menjauh karna kejadian tuduh menuduh saat itu.

Tetapi yang nama nya teman, hyuka selalu ada, bahkan saat orang-orang menyuruh nya menjauhi yuna. Ia tau yuna tidak salah, dan mengapa ia harus ikut menjauhi yuna.

Saat memikirkan ini, ia mendapat satu ketakutan baru. Yuna anak nya nekat dan tidak pernah mau dibantah, keras kepala dan sedikit aneh. Yuna bisa saja melakukan self harm saat ia merasa stress ataupun merasa sedih.

Tidak ada yang tau apa itu akan terjadi atau tidak, tetapi hyuka takut. Bahkan senyum hyuka hilang saat memikirkan itu semua.

Dan mungkin, kehilangan yuna akan menjadi ketakutan terbesar nya saat ini. Haruskah ia menjaga yuna? Atau membiarkan yuna terbawa takdir. Memang nya hyuka tau apa tentang takdir? Menebak esok akan terjadi apa saja ia tidak tau.

Tbc...
Yeay jangan lupa votemen, mohon dukungan nya buat cerita kali ini yaa^-^

[✅] hope || heuningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang