j. ayah

31 6 1
                                    

Setelah banyak bercerita dan banyak menangis hingga yuna hampir lupa dengan tugas nya, kini ia sedang duduk sendiri dipinggir lapangan, ditengah lapangan ada hyuka yang sedang bermain futsal, bersama anak-anak kelas lain.

Hari ini ada jam kosong, guru rapat dan anak-anak dibebaskan. Awal nya yuna ingin kembali ke perpustakaan tapi hyuka menahan nya dan malah menyeret nya ke pinggir lapangan.

"Lo tau, ternyata yang adu domba si yuna sama si ryujin itu ternyata chaeryoung, temen deket nya waktu SMP. Gak nyangka ya, yang dulu sering bareng sekarang malah pada kaya gini."

"Hah chaeryoung? Kata nya yeji juga? Soal nya si chaeryoung, yeji, sama si ryujin tuh temen deket."

"Iya, tapi kan yeji sama chaeryoung juga temen deket nya si yuna waktu SMP, masa iya si jahat banget, miris deh jadi yuna. Udah nya di jauhin, di adu domba lagi."

Yuna mendengar semua itu, iya gosipan tentang semua nya. Ini semua sudah biasa, dan ini juga yang membuat nya ingin menjauh dari keramaian sekolah.

"Tapi kata nya, si-"

"Khem! Kalo lo mau gibahin orang, mending didepan dia nya, lo gak liat tuh si yuna lagi duduk disitu!."

Yuna menoleh dan melihat hyuka yang sedang menunjuk nya, dan dua gadis tadi tampak bingung dan memutuskan untuk pergi.

Hyuka jalan kearah yuna dan mengadahkan tangan nya kedepan wajah yuna, yuna yang tampak kebingungan hanya menepis tangan hyuka "Apa?!." Kesal yuna.

"Minum sama handuk nya mana?." Tanya hyuka heran.

Yuna menunjuk handuk dan botol minum disebelah nya "Tuh, ambil sendiri, gak usah ngedrama."

Hyuka mencubit pipi yuna dengan gemas "Bego banget si ya tuhan, musuhan aja lah kita."

"Yaudah, musuhan." Balas yuna.

Hyuka melirik yuna dan tersenyum aneh "Yaudah gak jadi musuhan."

"Gak mau, musuhan aja."

"Jangan gitu dong."

"Gak ma-"

"Woy hyuka, ayok main lagi."

Yuna menoleh saat nama hyuka dipanggil, suara itu sangat berat dan yuna tau siapa pemilik suara itu.

Jisung dengan bola ditangan nya berjalan kearah hyuka, hyuka tampak tersenyum menggoda kearah yuna yang masih menatap jisung.

"Biasa aja kali yun natap nya." Ejek hyuka berhasil membuat yuna kesal.

Yuna memukul lengan hyuka dan melipat tangan nya didepan dada "Apaan si lo!."

"Eh siapa nih? Pacar lo?." Tanya jisung sambil menunjuk yuna.

"Pembantu gue, biasalah." Dengan wajah yang sangat menyebalkan hyuka menyombongkan kebohongan nya "Nama nya yuna."

Jisung menatap yuna yang masih menatap nya "Oh hai, gue jisung."

Yuna tampak gugup saat jisung membalas tatapan nya, jisung sangat tampan walau ia sedang berekeringat sekarang.

Yuna tersenyum dan menganggukan kepala nya "Gue yuna."

"Dia udah tau, kan tadi udah gue kasih tau."

"HYUKA LO MAH NGERUSAK AJA SI!!."

Jeritan yuna berhasil membuat hyuka terkekeh dan yuna hanya bisa menahan malu karna jeritan nya itu berhasil membuat beberapa orang disana menoleh kearah nya.

"Caper banget."

Ucapan itu terdengar ditelinga yuna, seketika ia menundukan kepala nya dan hyuka dengan bodoh nya membalas ucapan para gadis itu "Kenapa? Iri ya lo semua?."

"Hyuka ih!." Yuna memukul tangan hyuka.

Hyuka hanya meringis sambil tersenyum bodoh. Jisung sedari tadi memperhatikan dua orang itu, terlihat jika mereka sudah sangat akrab.

📌📌📌

"Hyuka, gue mau potong rambut." Yuna menatap makanan dihadapan nya dengan malas, sedari tadi ia hanya mengaduk nya saja, ya itu membuat hyuka menjadi geram.

"Kenapa? Lo cantik ko rambut panjang." Ucap hyuka menimpali.

Yuna diam beberapa saat, sampai akhir nya ia mengangkat tatapan nya kearah mata hyuka "Gue pernah denger, kalo semakin lebat rambut yang kita punya, semakin banyak juga masalah hidup kita, gue mau buang kesialan sama semua masalah gua lewat rambut."

"Lo percaya itu?." Yuna mengangguk "Itu gak mungkin yuna, lo cuma perlu selesain masalah lo aja, lo gak perlu potong rambut lo. Itu cuma bohong, kenapa lo percaya itu?." Hyuka mencoba untuk menahan nada bicara nya agar tidak meninggi.

"Semua udah gue lakuin! Gua udah minta tolong sama tuhan buat bantu gue selesai semua masalah gue, tapi apa? Tuhan malah nambahin masalah gue dan gue tau kalo tuhan gak sayang sama gue!." Suara yuna terhenti dan berganti dengan suara tangisan, ia mengusap air mata nya dan menatap hyuka dengan tatapan yang seakan meminta nya untuk menolong nya.

"Yuna, tuhan sayang sama lo, tuhan gak akan kasih hamba nya ujian lewat dari batas kemampuan nya, dia tau kalo lo itu kuat yuna, lo anak kuat, semua orang tau itu." Hyuka menatap sekeliling nya, beberapa orang menoleh kearah mereka, dan itu membuat hyuka merasa tidak nyaman.

Hyuka menarik yuna berdiri dan pergi dari kantin, ia menyeret yuna ketaman belakang sekolah. Hyuka menatap yuna yang menunduk, menyembunyika wajah nya yang basah karna air mata nya.

"Gue cape hyuka, gue mau mati."

Sudah cukup, hyuka memeluk yuna dengan erat, membiarkan yuna menangis dan membasahi dada bidang nya dengan air mata "Gue bakal bareng lo terus, lo kuat."

Yuna membalas pelukan hyuka dan menangis, melampiaskan rasa sedih nya pada hyuka. Ia ingin seperti ini terus, ia lelah dengan semua ini, rasa nya ingin kembali ke masa-masa kecil nya yang begitu cerah.

Semua tawa dan senyum nya pada saat itu kembali berputar dikepala nya, itu membuat rasa sedih nya besar, ia hanya ingin kembali tersenyum dan tertawa layak nya anak remaja.

Hyuka mengusap rambut yuna dengan lembut, membuat rasa nyaman pada yuna. Ia tau jika yuna anak yang kuat, yuna tidak selemah itu.

"Kita lewatin bareng-bareng ya? Lo bisa cerita ke gue kapan pun lo mau, gue sedia 24 jam buat lo." Ucap nya dengan lembut.

📌📌📌

"Kamu pulang bareng hyuka lagi."

Yuna menatap ayah nya yang sedang berdiri menatap nya "Iya."

"Kenapa gak minta jemput sama ayah aja?." Ucap sang ayah.

Yuna tidak menjawab, ia menunggu ucapan ayah nya lagi.

"Ayah udah bilang kan, kamu gak boleh sering-sering main sama anak laki-laki. Ayah takut kamu-"

"Ayah, dia hyuka! Aku kenal dia lebih dari ayah, ayah gak bisa larang aku buat temenan sama siapapun. Stop kekang aku." Dan setelah nya yuna meninggalkan ayah nya disana.

Ayah yuna kesal karna itu pertama kali nya yuna menjawab ucapan nya dengan nada tinggi, dan biaa dilihat jika wajah yuna seperti habis menangis.

"Ayah gak akan bela kamu kalo ada apa-apa!."

Dikamar, yuna diam sambil menatap pintu kamar nya yang sudah terkunci, ia berucap kasar didalam hati nya. Jujur saja, ia kesal dengan ayah nya yang seperti itu.

tbc...
sorry for typo
semoga suka ya^-^

[✅] hope || heuningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang