e. apa emang nya?

30 5 0
                                    

Hyuka sudah selesai dengan urusan nya, sekarang ia dan yuna sedang duduk berdua ditengah lapangan, cuaca sedang mendung jadi sangat menyenangkan untuk duduk ditengah lapangan seperti ini.

"Yun." Hyuka membuka suara setelah lama diam.

Yuna menoleh "Kenapa?."

Hyuka ikut menoleh dan menatap yuna "Kalo ada apa-apa cerita ya."

Yuna tampak bingung, bingung dengan ucapan hyuka "Maksud nya?."

"Kalo lo ada masalah, atau lo punya banyak pikiran yang bikin lo pusing atau stres, cerita ke gue, kasih tau gue apa yang bikin lo pusing, kasih tau gue apa yang lo rasain." Hyuka mengambil tangan yuna dan diusap dengan lembut "Lo gak boleh simpen rasa sakit lo sendiri."

Yuna menahan senyum, rasa nya ia ingin tertawa sekarang "Apasih! Lo aneh deh, salah makan ya?." Yuna mengangkat tangan nya dan ia letakan dikening hyuka "Gak panas ah."

Hyuka tampak kesal dan menarik tangan yuna yang berada dikening nya "Gue serius yun, jangan kaya gini."

"Kaya gini gimana? Gue baik-baik aja tuh, lo juga liat gue biasa-biasa aja. Lagian kenapa tiba-tiba kaya gini si, serem tau gak!." Ucap yuna diakhiri kekehan.

Hyuka menatap kesal pada yuna "Kaya hewan dah bangsat, lo gak usah ngelak gitu, gue cuma bilang kalo ada masalah cerita, jangan diem aja."

Yuna tertawa dan menatap langit yang mungkin sebentar lagi akan menjatuhkan air hujan "Masalah apa? Gue gak pernah punya masalah kaya nya."

"Gak punya masalah? Setiap orang juga pasti ada masalah, apa lo lupa masalah lo waktu SMP, jangan lupa juga tentang tuduh-tuduhan itu."

"Ya lo gak usah ngingetin lagi!."

Hyuka merebahkan diri nya, memejamkan mata nya, menikmati hembusan angin yang menyentuk kulit nya dengan lembut.

"Gue gak suka pembohong." Hyuka menjeda ucapan nya.

Yuna menatap hyuka yang masih memejamkan mata nya, dalam hati ia bertanya tentang sikap hyuka yang sangat aneh hari ini.

Hyuka membuka mata nya dan tatapan nya bertubrukan dengan tatapan mata yuna "Jadi lo gak boleh bohong tentang apapun ke gue." Lanjut nya dengan mimik wajah yang serius.

Yuna masih menatap hyuka, betipula sebalik nya. Air hujan sudah turun dan dua manusia itu masih saja bertatapan mengabaikan rintikan hujan yang mulai membasahi tubuh nya.

Dari mata yuna, hyuka bisa melihat sisi rapuh seorang yuna, memang ia baru melihat luka itu sekali, namun ia sudah bisa menebak jika itu luka yang sengaja dibuat. Tanpa bertanya pun hyuka tau jika kejadian yang terjadi pada yuna saat itu akan menjadi beban pikiran nya, atau mungkin akan menyebab kan trauma yang membuat nya terus-terusan enggan untuk bergabung dan bersosial dengan orang-orang disekitar nya.

Dan hyuka mengetahui satu kejadian yang yuna alami saat SMP. Yuna mengikuti kegiatan futsal putri, saat itu tim mereka memiliki satu pelatih. Mereka melakukan latihan rutin setiap satu minggu sekali, sang pelatih sangat baik dan cukup dekat dengan yuna.

Sampai suatu hari, yuna mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dari sang pelatih. Yuna mendapat kan pelecehan seksual didepan rekan tim nya, dan bodoh nya lagi, tidak ada satupun yang mengetahui bahwa yuna sedang dilecehkan, memang tidak terlalu jelas karna pergerakan nya sangat halus dan hanya bisa dirasakan oleh yuna.

Yuna memang memberontak, tapi tetap saja, bahkan yuna sudah memanggil nama-nama teman nya tapi tetap saja tidak ada yang sadar. Berakhir yuna menangis dan memutuskan keluar dari tim nya dan berhenti berlatih.

Kejadian itu membuat yuna takut dan trauma dengan sentuhan, yuna selalu terkejut atau merasa takut jika ada seseorang yang melakukan kontak fisik dengan nya.

Berawal dari pejatan lembut, lama-lama pijatan yang berada dipundak turun kearah dada nya. Jika saja yuna mengingat nya, mungkin ia akan menangis dan merasa kotor. Itu pelecehan, siapa yang terima jika diri nya diperlakukan seperti itu?.

📌📌📌

Hyuka sedang duduk disofa ruang tamu, ia sudah mandi, dan handuk kecil sedang bertengger diatas kepala nya. Hyuka sedang menonton acara anak-anak, ya dia tidak suka menonton drama anak remaja, dan lebih suka dengan acara anak-anak.

Mamah hyuka datang dan duduk disebelah hyuka, hyuak menerima teh hangat yang mamah nya buat. Mamah hyuka menatap hyuka dengan senyum, hyuka juga membalas senyuman itu.

"Mah, aku mau nanya." Ucap hyuka.

Mamah hyuka mengangguk "Nanya apa?."

"Kalo salah satu temen mamah ada yang ngelakuin hal yang seharus nya gak mereka lakuin, mamah bakal gimana?."

"Ya mamah tegur lah."

"Tapi kan bisa jadi mereka lakuin itu karna mereka punya banyak beban pikiran, stres, atau depresi mungkin?." Hyuka menatap cangkir teh ditangan nya "Mungkin aja mereka punya masalah yang ganggu pikiran mereka terus bikin mereka gak tenang, dan hal yang mereka lakuin itu buat nenangin mereka termasuk hal terlarang kaya yang aku bilang."

Mamah hyuka tampak berfikir, tak lama setelah nya ia menggenggam tangan sang anak "Kalo gitu mamah bakal tanya apa yang dia pikirin sampe dia ngelakuin hal itu, ada banyak cara buat tenangin pikiran, mereka gak perlu lakuin hal-hal yang aneh kaya gitu kan, mereka bisa lakuin hal hain."

Hyuka membalas tatapan sang mamah "Tapi dia anak nya sedikit tertutup, periang juga, dia bilang kalo dia gak ada masalah apa-apa padahal udah jelas aku liat beberapa luka ditangan nya."

"Mungkin dia butuh waktu buat terbuka sama kamu, bukan nya mamah pernah bilang ke kamu, kalo ada beberapa hal yang gak bisa kita ceritain ke orang-orang sekalipun orang itu orang terdekat kita, kaya temen, sahabat, atau mungkin orangtua." Mamah hyuka menjeda ucapan nya dan mengusap tangan sang anak.

"Dia boleh stres karna masalah nya, tapi kamu jangan sampe stres karna mikirin masalah dia, cukup kamu temenin dia terus ajak ngobrol sedikit-sedikit biar dia cerita secara perlahan." Lanjut sang mamah.

Hyuka mengangguk paham dan ia langsung memeluk sang mamah "Terimakasih mah."

Sang mamah mengangguk dengan senyum "Kalo boleh tau, emang nya siapa yang kamu bahas tadi?."

"Yuna mah." Mamah hyuka tampak terkejut karna ucapan hyuka "Aku gak tau pemikiran aku tentang dia itu bener apa gak, tapi aku liat luka ditangan nya yang kaya nya emang sengaja dibuat."

"Kamu udah coba tanya ke dia?."

"Aku gak tanya, aku takut aku salah. Tapi aku bilang ke dia, kalo emang ada hal yang ganggu pikiran dia sampe dia pusing stres gitu, dia bisa cerita ke aku." Hyuka kembali menunduk "Tapi dia bilang kalo dia gak ada masalah atau pun hal-hal yang ganggu pikiran dia."

Tbc....
sorry for typo
jangan lupa votemen
masih sepi banget, malah hampir kaya gada yang baca, huft...

[✅] hope || heuningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang