c. sensitif

46 9 0
                                    

Besok nya hyuka melihat yuna datang kesekolah dengan mata bengkak, dan juga hyuka melihat hidung yuna yang memerah.

"Lo kenapa?." Tanya hyuka khawatir.

"Gak." Yuna mendorong hyuka "Sana ih, gue mau tidur aja."

"Kompres mata lo dulu, gak malu sekolah kaya gitu?." Hyuna menarik tangan yuna "Diruang kesehatan ada banyak air sama handuk, ayok gue temenin."

Yuna menarik kembali tangan nya "Gue males hyuka!."

Hyuka merasa jengah, walau yuna masih terlihat cantik dengan penampilan seperti ini, tapi tetap saja, yuna akan ditertawakan oleh satu sekolah jika siswa lain melihat nya.

Dan akhir nya hyuka menarik yuna dan menggendong yuna dipunggung nya, tidak memperdulikan bahu nya yang dipukuli oleh yuna. Pukulan yuna bahkan tidak terasa sakit seperti kemarin, yuna memukul nya pelan seperti tidak ada tenaga.

"Nah, tunggu sini!." Hyuka menurunkan yuna diatas ranjang ruang kesehatan dan meninggalkan nya sendiri.

Yuna kesal dan tidak menjawab ucapan hyuka, ia melihat hyuka yang kembali dengan air diwadah besar dan handuk kecil yang sudah direndam.

"Kompres sendiri bisa kan?." Tanya hyuka.

Yuna hanya mengangguk dengan wajah datar nya, hyuka tersenyum dan mengusap surai hitam yuna "Semalem lo nangis?."

Lagi-lagi yuna hanya mengangguk tanpa melirik hyuka "Sorry ya? Pasti karna lo telat pulang."

Yuna mendongak, dan menatap hyuka dengan sebelah malah nya yang tidak tertutup handuk dan tangan nya "Bukan salah lo, gue nya aja yang kelamaan waktu kita dateng ke miniso."

Hyuka mengangguk dan tersenyum, "Jangan nangis lagi kalo dimarahin, udah gede juga masih aja nangis."

"Gue nya sebel hyuka!." Pekik yuna yang masih sibuk mengompres mata nya.

Hyuka tertawa pelan "Sebel kenapa si?."

"Ya waktu pulang main sama lo itu gue udah seneng banget, tapi pas ayah marah gue langsung sebel karna ayah udah rusakin mood gue!."

Hyuka mengangguk-anggukan kepala nya "Kenapa gak lo tonjok aja ayah lo."

Yuna menatap tajam hyuka "Ngomong apa lo tadi?."

"Bercanda yun!."

Yuna menunduk menatap kaki nya yang ia ayunkan diantara jarak lantai dan ranjang ruang kesehatan yang cukup tinggi "Kenapa ayah gue kaya gitu, padahal dia kenal lo udah lama, kelyarga kita juga udah kenal satu sama lain."

"Ya mungkin dia khawatir, gak mau lo kenapa-kenapa. Positif thinking aja kalo dia sayang sama lo, nurut aja si." Hyuka mengangkat dagu yuna agar yuna menatap mata nya "Lagian juga kan dia orang tua lo, mau gimana pun juga apa yang dia lakuin ke lo itu bakal baik kedepan nya."

"Tapi tetep aja ka, gue udah dewasa, udah bisa jaga diri gue sendiri. Dan lo, lo itu udah lama temenan sama gue, apa iya dia masih gak bisa percaya sama lo?!." Yuna menatap hyuka kesal.

"Dia tau gue cowok, sedeket apapun kita, ayah lo tau gue cowok, gue bisa berbuat kurang ajar kapan aja."

"Tapi lo gak bakal kaya gitu, gue tau lo gak bakal kaya gitu."

"Iya emang gak akan, tapi orang lain gimana?!."

"T-tapi kenapa lo bentak gue hiks-"

Hyuka kalap, ia tidak tau jika yuna akan menangis, walau sejak awal hyuka sudah melihat mata yuna yang memerah "Maafin gue, jangan nangis."

Tangisan yuna tidak berhenti, hyuka merasa aneh karna mereka sering bertengkar seperti ini tapi mengapa baru kali ini yuna menangis.

"Ssttt, yuna maafin gue." Hyuka memeluk yuna dan mengusap punggung yuna dengan lembut.

"Gue gak mau dikekang gitu, gue cuma mau bebas kaya anak-anak remaja pada umum nya." Ucap yuna masih dengan tangisan nya.

"Iya gue ngerti, stop nangis nya ya, nanti mata lo makin bengkak, udah-udah."

📌📌📌

Yuna melamun, itu yang hyuka lihat. Sedari tadi ia hanya menatap makanan nya tanpa ada niatan menyentuh makanan yang sudah hyuka beli untuk nya.

"Yun, udahan ngelamun nya cepet tuh makanan nya dimakan!."

Yuna menggeleng dan mendorong makanan didepan nya "Gue gak mau."

Hyunka menarik semangkuk makanan milik yuna, ia menyodorkan satu sendok penuh dengan makanan kearah yuna "Buka mulut lo."

"Gak mau hyuka." Yuna menutup mulut nya dengan kedua telapak tangan nya.

Hyuka menarik kedua tangan yuna dengan tangan sebelah kiri nya "Makan atau gue gak mau anter lo pulang."

"Ck, ayah gue bakal marah lagi kalo liat gue pulang bareng lo!."

"Gak masalah! Cepet buka mulut lo." Paksa hyuka.

Ya, kali ini yuna tidak bisa membantah. Ia hanya akan membuka mulut nya dan memakan makanan yang hyuka berikan. Jujur saja ia malu, terlebih lagi ini dikantin, banyak siswa yang menatap nya dan bahkan ia bisa mendengar beberapa ucapan pedas dari para gadis didekat meja nya.

Hyuka itu dikenal banyak siswa, bahkan ia memiliki beberapa teman dekat dan mungkin penggemar? Mengingat jika hyuka itu tampan dan manis, jangan lupakan sifat nya yang friendly.

"Hyuka ih! Kenapa si lo kaya gini ke gue!." Kesal yuna.

Hyuka menatap yuna heran "Gini gimana? Gue biasa aja tuh."

"Lo tuh ya suka banget cari masalah sama ayah gue! Gak ada takut-takut nya jadi anak!."

Hyuka menahan tawa nya saat ia sadar jika yuna berbicara seperti itu saat mulut nya penuh dengan makanan, pipi nya menggembung lucu, seperti marmut.

"Heh! Ngapain senyum gitu, gaje banget!."

"Iya kenapa?." Hyuka akhir nya kembali serius "Gue kan udah bilang, gue mau anter jemput lo karna gue mau bareng lo terus, gue juga gak perduli sama ayah lo yang bakal marah sama gue, yang terpenting tuh lo aman sama gue, bareng gue terus."

"Hih bucin!."

Yuna meminun es tea milik nya dengan tenang, mengabaikan hyuka yang menatap nya kesal. Sampai akhir nya hyuka bangkit dan seperti nya hyuka ingin membeli makanan lagi, atau minuman?.

Yuna mengedarkan pandangan nya untuk mencari hyuka, memang awal nya untuk mencari hyuka, namun tanpa disengaja mata nya bertemu dengan mata lelaki tinggi yang ia kagumi akhir-akhir ini.

Tatapan mereka bertahan lama hingga ada satu gadis yang datang dan menarik tangan lelaki tinggi itu. Mungkin itu kekasih nya, karna jika dilihat kan mereka berdua sama-sama tinggi.

"Oi! Mau siomay gak nih?." Hyuka datang dengan satu piring yang penuh dengan makanan.

Yuna menatap siomay itu, terlihat enak "Mau tapi suapin ya."

Hyuka mendengus kesal "Besok-besok jual aja tangan nya, punya tangan males banget digunain."

Tapi tetap saja hyuka menyuapi yuna, memang selalu seperti itu. Yuna tersenyum manis dan berucap "Umumuu terimakasih hyuka!."

"Hm sama-sama, makan nih yang banyak!."

"Owkie!."

Tbc...
sorry for typo
jangan lupa tinggalkan jejak
n semoga kalian suka sama book aku kali ini^^

[✅] hope || heuningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang