h. d-dia?

35 4 0
                                    

Hyuka menatap yuna yang masih nyaman berada didunia mimpi nya, hyuka sudah menghapus jejak air mata yuna. Apa mungkin yuna kelelahan hanya karna menangis?.

Hyuka merasa sedikit khawatir pada yuna, luka ditangan nya bertambah, sisa kemarin sudah mengering dah membekas ditangan putih yuna.

Perlahan yuna mengelus luka itu dan mengecup nya pelan "Jangan lagi-lagi ya kaya gini." Ucap nya lirih.

Hyuka menggendong tubuh yuna dengan hati-hati, ia tidak ingin menganggu tidur yuna. Hyuka akan membawa yuna pulang, yuna akan lebih merasa nyaman jika ia melanjutkan tidur nya diranjang lembut nya.

Tempat mereka awal tadi dengan rumah yuna tidak jauh, jadi hyuka tidak terlalu lelah berjalan kaki sambil menggendong yuna. Hyuka mengetuk pintu dan ibu yuna membuka kan pintu dengan senyum.

"Udah pulang, yuna nya-"

"Dia tidur bu, tadi kaya nya kecapean abis kejar-kejaran bareng." Bohong, mereka tidak bermain kejar-kejaran atau semacam nya, itu hanya alasan saja agar ibu yuna tidak banyak tanya.

Ibu yuna hanya tersenyum lembut dan menyuruh hyuka masuk kedalam dan membawa yuna kekamar nya. Setelah memastikan yuna tertidur nyaman, hyuka kembali berhadapan dengan ibu yuna, mungkin ia akan menanyakan sedikit pertanyaan pada ibu yuna.

"Ibu, hyuka boleh tanya?." Dan ia mendapat kan anggukan "Yuna akhir-akhir ini berlagak aneh gak?."

Ibu yuna tampak berfikir "Kaya nya enggak deh, kenapa emang nya?."

Ah jadi ibu yuna masih belum tau "Gak bu, kaya nya hyuka harus pamit, hyuka juga ngantuk ehehe."

Ibu yuna terkekeh "Yaudah, tapi tunggu." Ibu yuna bangkit dan mengambil tas bekal bergambar dinosaurus "Ini, dimakan ya."

Hyuka menatap tas bekal itu "Wahh, terimakasih bu. Hyuka pamit ya."

"Iya, hati-hati ya."

📌📌📌

Hyuka datang kesekolah, untuk apa? Hanya ingin saja. Dirumah nya tidak ada siapa-siapa kecuali diri nya, dan sekarang dirumah benar-benar kosong karna diri nya sekarang sedang berada disekolah. Hyuka melihat siswa yang sedang ekskul, biasa nya hari minggu sekolah ditutup dan ekskul hanya dilakukan dari hari senin sampai sabtu, namun paskibra sekolah nya akan mengikuti lomba dan karna itu sekolah dibuka untuk pasukan paskibra berlatih untuk perlombaan.

Disana ada jisung, ya lelaki yang yuna suka. Jujur saja jisung memang tampan dimana hyuka, namun kepribadian jisung tidam begitu baik, mungkin sedikit brengsek?.

Jisung tau karna ia sebagai osis sering melihat jisung yang terus-terusan berada diruang guru, biasa nya ia terkena omel atau sedikit kekerasan dari guru karna ya kalian tau, jisung sangat nakal.

Jisung memiliki banyak mantan kekasih, dan sekarang ia sedang berpacaran dengan gadis tinggi bernama wonyoung, entahlah, menurut hyuka kedua orang itu terlihat seperti tiang berjalan.

Hyuka menggelengkan kepala nya "Kenapa jadi mikirin si jisung." Celetuk nya terheran.

Hyuka masih menatap barisan yang sedang berjalan memutari langan itu, ia sedikit kagum dengan mereka karna dibawah terik nya matahari mereka masih saja mau berlatih.

"Gue kaya nya harus pulang." Saat mengingat makanan yang ibu yuna beri, itu membuat hyuka memutuskan untuk pulang dan melihat apa yang ibu yuna berikan.

Hyuka memang periang dan terlihat seperti orang yang tidak mudah teringgung, aura nya selalu positif dan selalu membuat orang-orang disekitar merasa nyaman. Namun ada kala nya hyuka marah dan berteriak seperti orang-orang pada umum nya, ia sangat pintar mengendalikan emosi nya, ia tau kapan ia harus menjadi orang yang humoris dan juga kapan ia harus menjadi orang yang serius.

Hyuka itu anak baik, ia akan melakukan apa yang orangtua nya perintah, ia sangat taat pada tuhan nya. Keluarga dan teman, itu yang paling ia utamakan.

📌📌📌

Yuna mengerjapkan mata nya, sinar matahari masuk melalui celah gorden yuna. Yuna melihat jam menunjukan pukul lima pagi, dan jarum jam ssbentar lagi akan berjalan kearah angka enam.

Tapi tunggu, yuna menatap pantulan diri nya didepan cermin dengan penuh tanya. Bukan kah kemarin ia sedang bersama hyuka duduk dibawah pohon dan bercerita beberapa hal yang menganggu yuna akhir-akhir ini.

Ah yuna ingat, saat itu ia menangis didalam dekapan hyuka, dan mungkin saja ia tertidur karna lelah setelah menangis.

Yuna berjalan kearah mandi, hari ini mungkin ia akan pergi sekolah lebih pagi dengan angkutan kota. Cuaca pagi ini juga cukup hangat dan itu membuat yuna bersemangat.

Yuna sudah selesai dengan acara mandi dan menggunakan seragam nya, ia pergi kedapur untuk membuat bekal. Setelah selesai ia mengambil secarik kertas dan menuliskan beberapa kata disana.

Ia tau sang ibu sudah bangun, dan kemungkinan sedang mandi, jadi ia memutuskan untuk pamit lewat kertas saja. Ia tempelkan kertas itu didepan pintu kamar nya dan pergi meninggalkan rumah nya dengan senyum.

Yuna berjalan pelan, pikiran nya melayang mengingat saat ia bercerita dan menangis didepan hyuka, ia takut jika hyuka akan melihat nya dengan tatapan penuh belas kasih, yuna sangat benci saat ia ditatap seperti itu.

"Hyuka juga tipikal orang yang kepikiran sama masalah orang ko." Gumama nya.

Yuna menatap kaki nya yang melangkah dengan pelan, entah kenapa ia selalu suka dengan kaki nya, kaki nya terlihat kuat menompang tubuh nya, padahal ia selalu merasa lelah dan selalu ingin menyerah, tapi kaki nya selalu bisa bertahan untuk berdiri tegak dengan bantuan hati nya yang juga tidak kalah kuat.

Yuna terkekeh saat mengingat bagaimana ia menangis dikamar nya saat itu, pertama kali ia melakukan self harm itu sangat aneh. Dulu yuna selalu memarahi teman nya saat teman nya ingin melalukan self harm dengan silet ataupun cutter, tapi sekarang, ahaha sekarang malah yuna yang seperti ini.

"Kaya nya waktu cepet banget, baru aja kemaren gue ngerasain awal masuk SMP terus dapet temen-temen yang bener-bener jaga gue,mereka sayang banget sama gue, eh sekarang kepisah, ada beberapa, tapi..."

Tinn...

"Ah angkot nya udah dateng." Yuna mendongak dan melangkah kan kaki nya masuk kedalam mobil itu, ia duduk didekat pintu dan mengedarkan pandangan nya.

Pandangan nya berenti saat ia melihat perempuan yang sangat ia kenal, itu teman nya, teman nya saat SMP, yang baru saja ia ceritakan. Perempuan itu melemparkan senyum nya pada yuna, namun yuna masih diam dan dengan tatapan sendu.

Mengapa....

Mengapa waktu berjalan begitu cepat? Mengapa luka nya tidak ikut hilang bersamaan dengan berjalan nya waktu? Ini sangat tidak adil bagi yuna, yuna semakin percaya...

Bahwa tuhan tidak menyayangi nya, semesta hanya bermain-main dengan nya, semua hanya bercandaan, dan yuna adalah objek utama dari semua candaan nya.

Tbc...
sorry for typo
jangan lupa tinggalkan jejak

[✅] hope || heuningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang