g. tangisan pertama

34 6 0
                                    

Hyuka udah ada dirumah nya yuna sejak satu jam yang lalu, iya ibu masih dipasar jadi nya yuna biarinin mereka belajar diruang tamu aja biar gak ada tetangga yang mikir aneh-aneh.

Mereka berdua beneran belajar, walau tugas individu tapi kan gak ada salah nya buat kerjain bareng. Hyuka dari tadi mikirin jawaban, serius banget muka nya, trus juga kaya kerja keras banget otak nya hyuka sampe-sampe yuna bisa liat kumpulan asap diatas kepala hyuka.

"Kalo lo gak bisa ya tanya aja, kita lagi ngerjain bareng kan." Ucap yuna merasa prihatin pada hyuka.

Hyuka menoleh kearah yuna dan membanting pulpen nya "Gue gak paham, lo gak bakal mau kasih tau juga jawaban nya kan."

Yuna menggelengkan kepala nya dan mengambil pulpen hyuka "Ya kalo jawaban nya si gak bakal gue kasih tau, tapi cara nya pasti gue kasih tau."

Hyuka menatap jari-jari yuna yang mulai menggerakan pulpen nya diatas buku hyuka "Nah ini cara nya, lo tinggal hitung hasil nya." Ucap yuna.

Hyuka menampilkan wajah kecewa "Kenapa gak sekalian lo tulisin jawaban nya."

Yuna memukul pelan tangan hyuka "Kalo gitu mah lo nya ngotak."

Hyuka menyerah dan memilh untuk melanjutkan belajar nya, ia menghitung hasil dari soal dan itu berulang-ulang sampai semua soal terselesaikan.

Ibu yuna pulang dengan kedua tangan yang penuh dengan kantung belanjaan, yuna yang melihat itu dengan reflek bangkit dan membantu sang ibu untuk membawa semua belajaan nya.

Hyuka sedang memejamkan mata nya, jadi ia tidak tau jika ibu yuna sudah pulang dari pasar. Ibu yuna terkekeh melihat wajah hyuka yang tampak kelelahan, ibu yuna juga sudah melihat buku sang anak dan buku hyuka, itu kelihatan sangat sulit.

"Hyuka nya disuruh bangun, ibu beli es kelapa muda tadi dijalan." Ucap sang ibu.

Yuna mengangguk dan berjalan kearah ruang tamu "Hyuka hyukaa... ibu bawa es kelapa muda tuh, mau gak?."

Hyuka membuka mata nya dan bangkit "Ibu udah pulang?."

Yuna mengangguk "Iya, ayok kedapur."

Hyuka mengangguk dan mengikuti langkah yuna kedapur rumah yuna, hyuka dapat melihat ibu yuna yang sedang membereskan belajaan nya.

"Maaf ya bu, tadi hyuka ketiduran." Hyuka menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Ibu yuna hanya terkekeh dan mengangguk "Gak apa-apa, nih diminum dulu biar seger." Ibu yuna meletakan dua gelas yang penuh dengan es, membuat mata hyuka terbuka lebar "Masih ada lagi tugas nya?."

Yuna dan hyuka mengangguk "Yaudah, kalo gitu nanti kalo kalian udah selesai minum es nya kalian lanjutin belajar nya, ibu mau masak dulu buat makan siang kalian berdua."

"Terimakasih bu." Ucap hyuka dan yuna bersamaan, ibu yuna hanya tersenyum dam mengusak kepala dua anak nya itu.

Iya, ibu yuna sudah menganggap hyuka sebagai anak nya. Menurut nya, hyuka sangat periang dan sulit untuk diam, berbeda dengan ayah yuna yang tidak pernah senang melihat yuna telalu dekat dengan teman-teman nya, ibu yuna malah sangat senang saat mengetahui bahwa yun berteman dengan hyuka.

📌📌📌

Matahari kini benar-benar ada diatas kepala, siang ini begitu panas dengan angin yang tidak begitu besar terus tertiup menerpa kulit orang-orang yang sedang berada diluar rumah. Seperti hyuka dan yuna yang sedang bersandar dibawah pohon besar yang begitu rindang.

Hyuka bersandar pada punggung yuna, begitupun sebalik nya. Hyuka sudah memejamkan mata nya sejak tadi, ia tidak tertidur ko, hanya memejamkan mata saja.

Yuna menatap langit-langit biru yang hampir polos tanpa gumpalan awan sedikit pun, ia tersenyum mengingat apa yang terjadi semalan, harus kah ia mengeluh dan sedikit terbuka pada hyuka tentang hal ini? Ia akan menjadi sangat sensitif saat membahas hal seperti ini.

"Lo tau, gue suka kesel sama diri gue sendiri." Hyuka membuka suara dan membuat lamunan yuna buyar "Gue kesel karna gak bisa denger semua cerita lo, rasa nya kaya lo gak pernah anggap gue sebagai temen lo." Lanjut nya.

Yuna menunduk menatap kaki nya yang ia tekuk "Gue udah anggap lo sebagai sahabat gue, bukan temen. Gue gak ada rahasia apapun, jadi gue rasa gak ada hal yang harus gue ceritain ke lo."

Hyuka membuka mata nya dan tertawa pelan "Yuna, plis lah gue tau itu sakit."

"Tapi emang ini yang bisa bikin gue tenang."

"Ada cara lain yun."

"Apa? Pake cara apa? Gue harus minun obat? Atau gue harus gantung diri biar gue tenang?."

Hyuka terdiam "Lo bisa pukul gue."

"Kalo kaya gitu lo yang bakal sakit." Yuna memejamkan mata nya sebentar dan mendongak "Gue cuma kau hidup tenang, tanpa ada beban pikiran apapun. Gue gak pernah tau apa yang gue pikirin sampe gue bisa kaya gini, lo mau minta gue cerita pun gue gak tau apa permasalahan gue, gue punya banyak masalah, gue punya banyak kejadian yang gak ngenakin, bahkan lo tau itu hyuka!."

Hyuka sedikit terkejut dengan suara yuna, suara nya bergetar dan punggung nya pun ikut bergetar, yuna menangis?.

Hyuka membalikan tubuh dan memegang bahu yuna, memutar tubuh yuna agar mereka berhadapan "Ada gue disini, gue tau gak semua masalah bisa diceritain gitu aja, pelan-pelan lo lupain semua nya bareng gue. Lo gak perlu lakuin hal kaya gitu sampe lo ngerasa kesakitan gini, lo itu kuat, plis stop lukain tangan lo."

Yuna diam dan tangisan nya belum mereda, hyuka memeluk yuna dan mengusap punggung nya dengan lembut "Lo punya banyak orang yang sayang sama lo, disini ada gue, ibu lo, ayah lo, mamah gue, bahkan ayah gue, lo bisa cerita ke kita kapan aja. Kalo lo ngerasa sedih atau sendiri, inget, tuhan bareng sama lo, lo gak pernah sendiri."

"Tuhan udah gak sayang sama gue, hiks... gue tau tuhan senagaja buat gue kaya gini karna gue orang yang buruk. Hiks... hyuka lo tau semesta lagi bercandain gue, mereka semua jahat sama gue, hiks... Gue cuma mau kehidupan awal gue balik, gue mau jadi anak yang periang, gue mau keluarin senyum yang bener-bener tulus tanpa ada rasa sakit." Yuna mengeratkan pelukan nya "Tuhan gak gak sayang sama gue hiks..."

"Sstt cup-cup, tuhan sayang sama lo. Tuhan lagi tes seberapa kuat nya lo sekarang, tuhan juga gak mungkin kasih hamba nya ujian diluar batasan hamba nya." Hyuka mengusap kepala yuna dengan lembut.

Yuna masih sesegukan dan hyuka dengan sabar mengusap surai lembut milik yuna.

Tangisan yuna perlahan mereda, nafas nya pun mulai beraturan. Hyuka melirik yuna dari ekor mata nya,dan sesuai dugaan nya, yuna tertidur. Hyuka mendorong yuna pelan dan menidurkan nya dengan kaku hyuka yang dijadikan bantalan kepala yuna.

Tbc...
sorry for typo
jangan lupa tinggalkan jejak

[✅] hope || heuningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang