Wattpad Original
Ada 8 bab gratis lagi

Bab 1 - The Duke and His Wife

50.6K 4.1K 62
                                    

"Your Grace, apa Anda sudah siap?" William, sang butler kediaman Rosiatrich, bertanya pada nyonyanya. Ketika itu Gwendolyn sudah selesai menyapukan riasan terakhir pada wajahnya.

Suaminya tidak terlalu suka dandanan mencolok, karena itu Gwen hanya menggunakan riasan wajah tipis serta gaun berwarna gading yang tidak memiliki banyak payet atau ornamen. Gwen juga mengenakan perhiasan yang walaupun sederhana, tapi tidak dapat menyembunyikan kemewahannya. Kalung safir oranye yang dia kenakan adalah perhiasan turun-temurun keluarga Rosiatrich.

Gwendolyn Rosiatrich mungkin tidak mengenakan gaun paling mewah atau berpenampilan paling glamor. Namun dipastikan seperti biasanya, Gwendolyn akan bersinar paling terang ketimbang wanita bangsawan lainnya yang hadir di acara istana kerajaan malam ini.

"Sebentar lagi, William," kata Gwen sambil mengulas senyuman tipis.

Gwendolyn Rosiatrich baru tiga bulan menyandang gelar duchess di namanya. Wanita muda yang baru berusia dua puluh tiga tahun itu memang terkenal sebagai wanita paling atraktif di Teutonia. Secara fisik, dia memang luar biasa mengesankan. Kulitnya putih dengan sedikit rona merah muda bersemu di pipinya. Rambut ikalnya berwarna tembaga terang yang membuatnya mudah menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada. Paras wajahnya pun sempurna tanpa cela.

Berasal dari keluarga bangsawan dan merupakan kerabat jauh keluarga kerajaan, juga menjadikan Gwen sebagai figur elegan dan teladan bagi wanita lain di sekitarnya.

"Duke Edmund sangat beruntung bisa menikahi Gwendolyn." Begitulah kira-kira yang berada dalam benak butler, pelayan, dan orang-orang di sekitarnya.

"Anda pasti sangat bersemangat, Your Grace, karena pada akhirnya akan bertemu kembali dengan Tuan Duke setelah dua bulan berpisah." Salah seorang pelayannya berkomentar sambil merapikan gaunnya.

"Ah, iya, tentu saja aku sangat menantikannya," kata Gwen dengan wajah tersipu.

"Anda sudah siap, Your Grace?" tanya William lagi.

"Maaf, aku melamun, William. Mari, kita berangkat sekarang," kata Gwen menanggapi.

Kereta kuda mewah yang berukir simbol keluarga Rosiatrich mulai bergerak menuju istana dengan ditarik kuda-kuda gagah keturunan superior peliharaan Rosiatrich Mansion.

Malam hari itu cukup cerah, angin saja enggan bertiup sehingga suara roda yang melalui kerikil jalanan terdengar cukup gaduh. Namun segala persiapan untuk menyambut hari ini ternyata cukup membuatnya lelah, sehingga wanita itu merasa mengantuk.

Duke Edmund Rosiatrich pergi ke medan perang sekitar dua bulan yang lalu. Mereka berhasil menaklukan kerajaan kecil bernama Iberia dan pulang kembali dengan membawa kemenangan. Sesuai tradisi, para kesatria yang datang dari medan perang akan menerima penghormatan khusus dari Raja Teutonia.

Edmund bertugas sebagai jenderal yang bertanggung jawab dalam perang tersebut dan tentu saja dia akan menerima sambutan khusus dari Raja.

"Your Grace, kita sudah sampai." Pelayannya memberi tahu.

Kasak-kusuk langsung terdengar begitu kereta dengan lambang Rosiatrich tiba di depan istana. Tentu saja, duke Rosiatrich adalah bintang utama malam ini. Namun publik juga penasaran dengan duchess Rosiatrich yang disebut-sebut sebagai Permata Teutonia.

Bisa dibilang ini adalah kali pertama Gwendolyn hadir dalam acara besar dan melibatkan banyak orang dan media selama setahun terakhir. Biasanya Gwendolyn terlibat sosialisasi dalam lingkup kecil saja, seperti acara minum teh dengan para wanita bangsawan atau semacamnya.

Gwendolyn turun dari kereta kudanya dengan langkah anggun. Para kesatria penjaga gerbang bahkan seperti kehilangan napas untuk sesaat ketika melihat sosok Gwen. Sulit untuk mencari kecantikan yang bisa menyaingi duchess Rosiatrich di ibu kota ini.

The Duchess Wants a DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang