: ένας :

587 95 33
                                    

Seperti biasa pagi ini somi bangun lebih awal daripada penghuni rumah yang lain. Di kepalanya seperti terdapat sebuah alarm yang akan berbunyi setiap pukul tiga pagi.

Tapi tidak masalah, dia jadi bisa mengambil makanan di dapur tanpa ketahuan oleh ibunya. Dan itulah yang dia lakukan saat ini.

Gadis itu tengah menikmati makanan sambil memainkan handphone nya, tidak ada yang perlu ditakutkan. Ini kan rumahnya, lagipula dia tidak tinggal sendirian.

"Yup sudah dapat buktinya" Suara tersebut membuat perhatian somi sepenuhnya teralihkan dari layar handphonenya.

Matanya terbelalak ketika melihat abangnya yang sedang nyengir sambil menggoyangkan handphone di genggamannya. Pasti dia baru saja memotret somi dan akan melaporkan pada ibunya nanti.

Di situasi genting seperti saat ini adalah saat yang tepat untuk mengeluarkan jurus sok imut andalannya "Bang jangan aduin ya, pleasee"

Bukannya luluh, jungkook malah berlagak seperti orang yang ingin muntah "Jijik anjir, lo gak imut sama sekali. Imutan juga gue"

Ah, sayang sekali orang yang berhadapan dengannya ini adalah jungkook. Jelas tidak akan mempan, lain halnya dengan teman-teman abangnya itu yang selalu luluh setiap dia mengeluarkan jurus tersebut.

"Pokoknya hapus fotonya, baru kali ini gue makan gak bilang-bilang" Ucapnya jutek, efek malu akibat  jurusnya yang gagal tadi.

Penuturan yang diberikan sang adik membuat jungkook mendelik, baru kali ini katanya?

"Baru kali ini ya? terus kue-kue yang sering habis itu ulah siapa lagi kalau bukan lo? masa iya ulah setan" Ceplos nya asal "Pokoknya nanti gue laporin" Lanjutnya sambil berbalik menuju kamarnya.

Tak lama setelah jungkook pergi, somi juga buru-buru membereskan sisa makanannya dan pergi ke kamarnya. Entahlah, mendadak hawa nya terasa tidak enak.


"Loh, apaan ini? siapa lagi yang coret-coret tangan gue pake pulpen?" Gumam gadis berdarah campuran itu sembari memperhatikan area sekitar siku nya yang terdapat sebuah coretan berbentuk hati.

Dia teringat, sejak pagi hingga saat ini dia belum memegang pulpen sama sekali. Dia hanya memegang pensil untuk mencoret-coret buku demi mendapatkan hasil dari soal ulangan matematika yang sedang dikerjakan nya.

Kemarin dia juga menggunakan pakaian berlengan panjang seharian, kalau tinta nya bocor tidak mungkin sampai ke siku kan? seharusnya juga sudah hilang karena dia mandi.

Coretan ini terlihat baru. Tinta nya masih basah, tapi siapa? mana mungkin secara ajaib bisa muncul dengan sendirinya kan?

Buru-buru dia menyelesaikan ulangan nya dan beralih ke aplikasi chat untuk memberitahu teman-temannya.

guys, gue mau cerita

Winter
apa?

di dekat siku gue ada coretan dari pulpen.

padahal hari ini gue belum ada pakai pulpen sama sekali...

Winter
lah..?

kalau pun pulpen gue
bocor kemarin, seharusnya
telapak tangan yang item

Riyuu
Wau...

Riyuu
/shock

mana bentuk love

kemarin gak ada,
kemarin aja gue pake
baju lengan panjang

Winter
j-jangan jangan...?!

Winter
gue kadang mengkhayal, kayak di wattpad gitu...gimana kalau misalnya kita punya fans rahasia?

Winter
atau ada psycho yang suka sama kita terus melakukan segala macam cara demi bisa bareng kita

Winter
Wah gak kebayang sih...

HEH JANGAN SAMPE!
JANGAN BUAT GUE KEPIKIRAN YA

Tepat setelah mengirim pesan tersebut, tiba-tiba saja handphone nya mati. Sontak dia melempar benda tersebut ke kasur saking terkejutnya.

"Oke tenang somi, ini pasti hanya kebetulan. Handphone lo emang suka gitu kan? tenang somi..." Gumam nya menenangkan diri sendiri sambil mengendap mendekati handphone miliknya yang tergeletak di kasur.

Handphone nya berhasil menyala kembali, huft hal sama seperti hari-hari yang lalu. Hanya saja dia sempat terkejut karena handphonenya tiba-tiba mati saat dia membahas tanda love itu.

Gadis itu bergidik, rupanya dia masih takut perihal tanda hati ditangannya. Setelah berdiam cukup lama akhirnya dia memutuskan untuk beranjak keluar dari kamarnya. Berpindah ke sebuah kamar yang berada tepat disebelah kiri kamar nya, kamar adiknya.

"EVEE, LO LAGI APA?"

Evelyn menoleh dengan wajah kesalnya "Belajar. Diem lo" Ucapnya atau lebih mengarah ke sebuah perintah yang wajib somi turuti. Sepertinya gadis kecil itu sangat berambisi mengerjakan tumpukan soal-soal yang ada di hadapannya dan fokusnya sedikit terganggu karena suara keras somi barusan.

"Unchh rajin banget adek gue, gak usah rajin-rajin banget napa" Ucap somi gemas sembari mencubiti pipi adiknya itu.

Tentu saja evelyn memberontak, dia paling tidak suka diperlakukan seperti anak kecil. Dia kan bukan bocah! kenapa seluruh orang di rumah selalu memperlakukan nya seperti bayi?

"Kalau ganggu mending keluar deh" Desis nya sembari mendorong kakak perempuannya itu sekuat tenaga.

Blam!

"Eve sensi banget" Gumam somi sembari menatap pintu kamar adiknya yang baru saja dibanting. Padahal niatnya kan cuma berkunjung...

Gadis itu celingukan, sebenarnya dia masih enggan kembali ke kamarnya. Tapi sepertinya dia juga tidak tertarik mampir ke dapur atau tempat lainnya, kakinya melangkah santai ke arah kamarnya. Berkunjung ke kamar evelyn tadi sedikit menghiburnya, setidaknya membuatnya tidak terlalu takut lagi.

Bisa saja memang dia yang mencoret tangannya sendiri, namun dia lupa.

"Uhm...gabut, pengen nonton" Setelah berkata demikian, somi langsung meraih handphone nya lalu menyalakan benda tersebut.

Namun apa yang dilihatnya membuat gadis itu kaget, sangat kaget.










































Kenapa wallpaper handphonenya berbeda? dia ingat dengan jelas, sebelum dia pergi ke kamar adiknya tadi wallpaper beranda handphonenya masih gambar sebuah kincir ria dan untuk wallpaper lockscreen adalah sebuah foto dengan nuansa salah satu film terkenal, harry potter.

Mengapa sekarang berganti menjadi gambar hati? dan yang lebih menyeramkan baginya, gambar hati di wallpaper handphonenya sama persis dengan yang ada di tangannya.

LOVE SIGN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang