Bab 4 (Misi)

16 2 0
                                    


"Grey, bangun Grey!"

Ughhh ada apa ini? Kenapa kepalaku sakit? Perlahan lahan aku membuka mataku yang berat. Ketika aku sadar, tiba tiba Chloe memelukku dengan erat sambil menangis ketakutan.

"Kupikir kau... kau....hiks hiks..."

Sambil terisak dia terus mengoceh sambil menangis ketakukan. Seakan akan aku telah mati tadi.

"Sudah sudah, tidak apapa. Aku disini. Sehat dan masih bugar!"

Dia memukulku dengan tatapan lugunya. Itu membuatnya sangat manis. Meski begitu dia menatapku dengan sangat serius.

"Jangan lakukan hal itu lagi. Janji?"

"Baiklah... aku gak akan lakukan itu lagi. Maaf karena membuatmu khawatir."

"Eeee Grey, siapa makluk kecil ini?"

"Ouh,itu Wyvern"

"APA? Bukannya makhluk ini udah punah ratusan tahun lalu?"

"yaps, aku rasa dia yang terakhir. Dan aku menjalani kontrak dengannya."

"Kontrak? Kontrak seperti apa?"

"Seperti ayah dan anak kurasa. Soalnya kami bisa berkomunikasi lewat pikiran."

"Hebat! Apa boleh aku mengelusnya?"

"Tentu"

.........

"Dia sangat imut...."

"Mama!"

Sssstttt dia bukan mamamu kau tau! Dia itu adalah manusia, bukan Wyvern sepertimu.

"Mama!"

Dahalah...

"Hey Grey, kau tau apa dia bilang?"

"Dia bilang kau adalah ibunya.."

"APA???"

'Aku dan Grey memiliki anak? Kya.... sangat memalukan. Bukankah kami masih muda?'-didalam pikiran Chloe

Dia ini kenapa? Kok mukanya tiba tiba memerah? Emangnya anak anak udah paham yang begituan apa?

Ohya, aku jadi teringat misi dari kakek tua itu....

***************************

"Misi? Misi apa?"

"Sekarang, aku ingin kau pergi dan memenangkan pertempuran yang akan datang. Legenda mengatakan, seorang pemimpin yang baru akan lahir. Pemimpin yang sangat arif dan bijaksana. Kelahirannya itu ditandai dengan sebuah meteor yang melintas. Jika meteor itu melintas di atas sebuah kota, bahkan kota kuat seperti konstatinopel pun akan takluk ke tangannya."

"Jadi maksudmu, dia akan jadi sebaik baiknya pemimpin?"

"Benar. Satu lagi, setelah dia lahir, aku ingin kau menjadi bawahannya."

"Mengapa? Bukankah jika aku memiliki Wyvern Perak aku bisa memiliki Kewibawaan dan Kebijaksanaan katamu?"

"Benar, namun kewibawaan dan kebijaksanaan tidaklah cukup. Kau harus punya pondasi. Dan Raja itu bisa menjadi pondasi yang kokoh. Kau sudah melihat peperangan yang mengerikan itu? Kau pikir semua raja mampu mengumpulkan kekuatan sebesar itu? Selain itu, Penakluk Naga sudah di Takdirkan untuk menjadi Bawahan Sang Raja untuk menaklukan musuh musuhnya."

"Jadi, Raja di dalam pertempuran itu?"

"Benar, di hari kelahirannya, terdapat meteor yang sama seperti yang akan datang. Dan sebentar lagi, meteor itu akan datang lagi."

"Artinya...."

"Iya, Raja seperti itu akan kembali. Raja terbaik dari segala Raja. Tugasmu adalah untuk melindunginya."

"Lalu kenapa kau melawannya dikehidupan terakhirmu?"

"Karena ada yang mengadu domba kami. Mereka tidak suka melihat kami menggabungkan kekuatan kami. Jadi kumohon padamu, aku ingin kau membawanya kepuncak kejayaan yang tidak bisa ku lakukan kala itu, Penerusku."

"Hmmmm baiklah, akan ku coba."

Aku harap dia mau membantuku untuk menghancurkan Konstatinopel...

"Baiklah, aku rasa urusanku disini sudah selesai. Semoga berhasil penerusku..."

"Tunggu! Aku belum selesai bertanya!"

Ahhh dia hilang. Dasar kau jiwa gentayangan sialan!!

****************************

Jadi aku harus bertarung bersama Raja ini? Tapi siapa Raja itu? Dan kakek tua itu... aku bahkan belum selesai bertanya, siapa dan kapan Meteor itu datang. Main pergi aja.. dahlah aku cari tau sendiri aja. Prioritasku sekarang adalah menjadi lebih kuat dan balas dendam...

Dengan wajah yang sangat marah, aku merasa kesal. Tanganku mengepal, darahku sekali lagi mendidih karena mengingat kejadian itu..

"Ada apa Grey? Kau terlihat tidak tenang?"

"Ahhh tidak... aku hanya sedikit lelah. Baiklah, sekarang siapa nama yang harus ku berikan ke Wyvern kecil kita ini?"

"Bagaimana kalau White? Karena Dia berwarna putih"

"Gak. Terlalu formal."

Biar ku pikirkan... Silver.... Silvi...

"Ahhh Silva"

"Hah? Darimana kau mendapatkan nama itu?"

"Yah mikirla.. Baiklah ayo kita kembali!"

"Tapi...."

"Udah ayo pulang"

"Baiklah...."

'Kita sudah di takdirkan untuk menjadi bawahan Sang Raja'

Ditakdirkan ya.... Menarik. Mungkin.. Aku bisa merubah Takdir itu... Merubah Takdir huh..

Grey [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang