What if ~

181 10 8
                                    

Terik panas matahari tidak menghalangi langkah kakiku yang kini sedang menggerutu tidak nyaman dengan sepatu hak tinggi yang kupakai. Aku berjalan menyisir sudut kota menuju gedung Empire Palace, tempat dimana aku akan melangsungkan tes Pegawai Negeri siang ini. Bersyukur di dalam gedung terasa dingin karna AC meski begitu banyak manusia sedang menunggu kegiatan yang sama. Ada sekitar 3000 peserta yang datang dari berbagai kota bahkan provinsi.

Ku lihat sekeliling, mereka begitu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang membaca buku-buku tebal tentang simulasi tes kepegawaian, ada yang sibuk memandangi gedgetnya entah mengerjakan apa, ada yang ngbrol sana sini bersama beberapa kawannya, dan aku yang sedang melamun sendirian. 'Tampaknya tidak ada satupun wajah yang aku kenal'.

Saat semua peserta diminta untuk memasuki ruangan tes, tiba-tiba dari jauh kulihat salah satu wajah yang tak asing bagiku. Tidak, bukan tak asing lagi tapi sangat familiar, seorang kawan seperkuliahan dulu. Pikiranku sempat beberapa detik terpecah antara aku harus menyapanya atau mengabaikannya. Namun ketika terpaksa kami harus berpapasan karna antrian yang sangat panjang, aku mulai menyapanya.

"Hai" Sapaku sedikit canggung.

"Loh, Rin. Kamu disini?" Jawabnya nampak terkejut senang.

"Ngga, aku lagi di rumah"

"Hahaha. Bisa aja kamu Rin. Semangat ya tesnya" Katanya dengan senyum khas berbentuk lovenya, sambil mengepalkan tangan memberi semangat.

"Iya, kamu juga" jawabku.

Kemudian tubuhnya menghilang di balik pintu ruangan tes.

Tak banyak yang bisa kami obrolkan karna ruangan tes kami berbeda. Dengan ribuan peserta yang ada disana, kupikir tak akan mungkin kami bertemu lagi setelah itu.

Lantas seusai tes, aku segera memesan ojek online untuk kembali ke stasiun, menunggu jadwal kereta disana daripada aku terlambat. Sepatu hak tinggi yang kupakai sudah menghambatku untuk berjalan, jangan sampai aku harus berlari-lari mengejar kereta nantinya.

Dan tak disangka kawanku yang tadi sempat bertegur sapa di tempat tes, berhenti tepat di depanku dengan motor bebek ciri khasnya yang berwarna hitam polos.

"Dyo?" Kataku dengan ekspresi kaget.

"Hai Airin. Kita ketemu lagi" Sapanya dengan wajah sumringah. "Yok, naik. Ini helmnya".

"Hah?" Aku mengecek aplikasi ojek d hpku. Nomor plat motornya sama, driver nya atas nama Al. "Dyo kamu ngojek online?"

Dyo tersenyum sambil kembali mengingatkanku untuk naik motornya, "Iya. Ini aku pick up kamu".

"Bisa-bisanya kamu pake nama tengah buat profil driver" Aku tertawa kecil. Kebetulan yang lucu sekali, pikirku.

"Sesuai aplikasi ya Rin alamatnya?"

"Hahaha iya Yo" Aku tertawa mendengarnya memperlakukanku seperti orang baru.

Kami ngobrol banyak di tengah perjalanan, meski beberapa kali ucapan kami tidak terdengar karna angin yang cukup kencang sehingga ia harus mengemudikan motor dengan kecepatan pelan.

"Ini ke stasiun kamu mau pulang?" Tanya Dyo.

"Iya Yo, mau langsung pulang soalnya ngga lolos"

"Jadwal keretanya jam berapa?"

"Jam enam sore"

"Masih lama banget atuh Rin. Ini masih jam dua siang"

"Iya, tadinya sengaja ambil tiket jam terakhir takut tesnya lama. Taunya jam segini udah selesai"

[Complete✔️] One Shot Story - Doh Kyung Soo (D.O. EXO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang