Fall

82 5 13
                                    

Tak pernah terpikir bahwa ternyata tatapan mataku sudah membuat suatu kesalahan besar. Bahkan aku tak pernah sadar bahwa selama ini yang kulakukan adalah terlalu sering mencuri pandang ke arahnya. Kupikir perasaan ini telah berhasil kusembunyikan dari siapapun. Namun tak kusangka jantung yang berdebar ini justru menjadi masalah besar hanya dalam waktu kurang dari dua bulan.

"Lain kali aja ya... sekarang aku harus ke studio musik buat latihan. Pokoknya kamu harus meluangkan waktu ketika aku mengajakmu makan malam kapanpun itu. Ingat, kamu berhutang satu waktu untukku."

Pria keras kepala yang sedang berlari usai berdalih itu adalah pacarku. Rasanya kurang pantas jika kusebut dirinya 'pacar' karena sesungguhnya aku tak tahu pasti kapan kami resmi berkencan. Yang kuingat hanya hari dimana kabar burung itu sangat cepat menyebar di sekolah, pada pagi yang dingin pertanda musim gugur mulai datang, pun sebagai pengingat bahwa masalah baru segera kuhadapi.

Pacarku adalah pemain gitar di grup musik sekolah, Ia juga kapten dari tim basket yang sangat aktif dalam pertandingan antar sekolah. Postur tubuhnya yang atletis, serta garis wajahnya bak selebritis, sangat cocok untuk menggambarkan identitasnya saat ini.

Dengan wajah tampan di atas rata-rata dan kepopulerannya, tentu saja mustahil jika tak banyak gadis yang mengincarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan wajah tampan di atas rata-rata dan kepopulerannya, tentu saja mustahil jika tak banyak gadis yang mengincarnya. Itulah kenapa akar masalahku dimulai ketika semua siswa tahu pria spesial ini tiba-tiba berstatus sebagai pacarku.

Semua bermula dari bimbingan belajar yang dibentuk oleh guru sekolahku. Dua pria dengan ranking paling bawah di kelas harus belajar dengan siswa yang ahli untuk lulus ujian bahasa. Aku bukan termasuk siswa yang paling pintar di sekolah, hanya saja aku cukup beruntung karena berada di kelas yang sangat minim persaingan.

Aku harus membimbing dua manusia penghuni bangku paling belakang karena aku lolos ujian dalam sekali percobaan. Hal itulah yang membuat kami bertiga cukup sering berinteraksi selama dua bulan terakhir.

Seharusnya kepentingan kami sudah selesai sejak mereka berhasil lolos ujian di gelombang kedua. Akan tetapi urusan kami menjadi semakin rumit karena satu insiden besar.

"Cuci seragamku!" ucapku tegas di lorong belakang sekolah, tempat para geng perempuan paling hits nongkrong bersama.

Di sana ada tiga siswa berseragam olahraga yang sedang duduk bersantai ditemani dengan sejumlah camilan dan beberapa minuman kaleng bersoda yang ada di meja usang.

Mereka adalah para pengagum visual Park Chanyeol. Siapapun gadis di sekolah yang berani mendekati Chanyeol, maka harus bersiap untuk dibully. Dan kali ini akulah korbannya, berurusan dengan pria tampan memang tidak selalu menyenangkan.

"Kenapa gue?" jawab salah seorang gadis dengan nada songong. Matanya menatapku tajam dengan senyum tipis yang tampak sangat mengejek.

"Kan kalian yang numpahin cola di baju olahragaku," kataku tegas.

"Punya bukti nggak?"

Seketika aku melirik ke arah meja yang penuh dengan minuman kaleng yang memiliki bau serupa dengan air yang membasahi seragam olahragaku.

[Complete✔️] One Shot Story - Doh Kyung Soo (D.O. EXO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang