22

1.7K 188 8
                                    

Happy reading minaa-san

***

"Takashi"

Takashi seketika menoleh saat mendengar suara yang tidak asing baginya

"Kakashi, duduk lah makan malam bersama kami" Ajak Kizashi menatap Kakashi

"Aku akan menunggu di ruang tamu saja" Tolak Kakashi sungkan

"Tidak apa, kau belum makan malam sepertinya" Bujuk Kizashi lagi

Seorang pelayan menarikan kursi untuk Kakashi duduk

"Terimakasih" Ucap Kakashi, netranya bergulir menatap Takashi yang fokus dengan makanan di piringnya. Padahal ia tadi mendengar suara tawa ceria Takashi sebelumnya

Semuanya makan dengan hening. Naruto yang dari awal tidak menyukai keberadaan Kakashi dimeja makan memilih diam

"Aku sudah selesai. ma aku ke kamar ya, Banyak tugas sekolah " Izin Takashi turun dari kursi segera beranjak pergi tanpa menunggu jawaban Sakura

Sasuke menggenggam tangan sakura
"Aku akan menyusul Takashi"

Sakura menghela napas "terimakasih"

Setelah melihat kepergian Takashi dan Sasuke, Kizashi menoleh pada Kakashi "jadi ada urusan apa kau kemari? "

"Aku ingin berbicara dengan aya- paman, juga menjemput Takashi untuk pulang bersamaku" Terang Kakashi

Naruto berdecak jengah " Kau ingin mengajak Takashi tinggal dengan simpanan mu heh"

"Naruto" Tegur Kizashi menatap Naruto

"Maaf kan aku, aku benar-benar dalam pilihan yang sulit saat itu. Sakura akan tersiksa jika dia tetap bersamaku"

"Setidaknya kau bisa membicarakan ini dengan kami, aku dan ayahmu Kakashi"

"Aku benar-benar minta maaf paman" Ucap Kakashi sunguh-sungguh

"Aku kecewa padamu, tapi aku lebih kecewa pada diriku sendiri karena membuat putriku terlibat denganmu"

"Ayah" Sakura menggenggam tangan kizashi, ia tidak ingin ayahnya menyalahkan dirinya sendiri seperti ini

Kizashi menghela napas "kau sudah bicara dengan ayahmu? " Tanya nya mulai tenang

"Akan, aku akan segera memberitahunya paman"

"Ku sarankan untuk menyelesaikan masalahmu secepatnya. Jangan melibatkan lebih banyak orang didalamnya"

Kakashi merasa semakin bersalah mendengar perkataan Kizashi. Benar, ia bahkan tanpa sadar melibatkan banyak orang didalam masalahnya. Entah bagaimana ia bisa bicara dengan Takashi nanti. Ia merasa benar benar tidak becus menjadi seorang ayah, ayah kedua putranya

"Bicaralah dengan Takashi. Jangan terlalu memaksanya jika di menolak" Ucap kizashi memperingatkan

Kakashi tersenyum "terimakasih paman"

***

Sasuke duduk diam melihat Takashi menulis sesuatu di bukunya. Sepertinya Takashi memang mempunyai PR. Bukan hanya sekedar menghindar dari Kakashi

"Takashi, bisa paman bicara sebentar? " Tanya Sasuke

"Aku mendengarmu dari sini paman"

"Kemari, Duduklah disamping paman" Ucap Sasuke menepuk sisi ranjang disampingnya

Takashi berjalan lesu mendekati Sasuke. Duduk dengan menopang dagu malas

"Paman tahu kau sedang tidak ingin bertemu Papa mu kan" Tebak Sasuke mengacak rambut Takashi

"Jika paman tahu, kenapa bertanya padaku" Balas Takashi menoleh pada Sasuke

"Kau tahu, dulu paman juga pernah tidak ingin melihat Ayah paman"

"Kenapa? "

" Ayah paman itu sangat keras. Dia tidak ingin paman malas dalam belajar. Paman juga harus mengikuti les dan belajar bela diri setiap hari"

"Pasti sangat membosankan"

"Ya. Tapi paman tahu. Ayah paman ingin agar paman menjadi pria yang sukses dimasa mendatang dan tidak lemah. Kau seharusnya senang. Papamu tidak menuntut banyak hal darimu"

"Tapi aku tidak ingin tinggal dengan mereka " Jujur Takashi murung

"Setidaknya kau bicara dulu dengan Papa mu"

"Aku benci saat tahu Mama dibohongi Papa. Itu bagian yang paling aku tidak suka paman"

"Paman juga tidak suka. Tapi jika itu tidak terjadi bukankah sekarang paman tidak bersama mamamu "

Takashi menatap Sasuke lama

"Takashi, dengar. Semua hal yang terjadi itu mungkin adalah jalan untuk menuju sesuatu yang lebih baik" Jelas Sasuke berlutut menyamakan tinggi nya dengan Takashi

"Bukan berarti paman senang kau harus memilih diantara kedua orang tuamu, di saat anak lain bisa bersama kedua orang tua mereka. Kau itu anak yang hebat. Kau bahkan lebih dewasa dibanding anak seusiamu"

Takashi mulai berkaca-kaca

"Ini semua sudah terjadi. Kau tidak harus memilih Papa atau mamamu. Jika kau rindu dengan mama mu, Kau bisa tinggal disini kapanpun kau mau"

"Kau mengerti maksud paman kan? " Tanya Sasuke menggenggam kedua tangan Takashi

Takashi mengangguk. Memeluk Sasuke erat. Suara tangisnya teredam di leher Sasuke. Ia hanya ingin seperti anak lainnya.

"Bolehkah hiks.. jika paman menjadi Papa ku juga"

Sasuke tertegun beberapa saat, sebelum membalas pelukan Takashi lebih erat "tentu saja"

"Aku hikss akan berbicara dengan Papa "

"Pintar"






***





 Mrs. UchihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang