6. Saling Mengerti

83 21 1
                                    

Semakin hari, Lea dan Rion mulai saling mengerti satu sama lain. Rion yang terbiasa dengan kecuekan Lea, Lea yang terbiasa dengan candaan Rion. Mereka mulai akrab dan Lea juga mulai terbuka pada Rion.

Lea bahkan mengetahui masalah yang dialami keluarga Rion, dan ia terbiasa mendengar bentakan ayah Jeon pada istrinya atau bahkan pada Rion sendiri.

Seperti hari ini, Lea datang untuk mengajar Rion dan mendengar amarah Jeon yang dilampiaskan pada Rion dari dalam kamar Rion.

Tak lama Rion pun membuka pintu kamarnya. Lea sedikit khawatir pada Rion.

"Rion?"

"...."

"Baiklah, kau boleh menenangkan dirimu terlebih dahulu. Aku tidak akan memaksamu." Kata Lea.

Tak banyak yang mengetahui tentang Rion. Rion yang terkenal brutal, tetap saja akan menjadi anak pendiam di hadapan ayahnya.

Ayahnya memang keras, bahkan Ibu Jeon sudah biasa akan hal itu. Beda halnya dengan Rion, mentalnya belum kuat menghadapi tekanan ayahnya. Biasanya Rion akan melampiaskan kekesalannya itu dengan menghajar seseorang yang membuatnya terganggu ataupun melakukan balap-balapan motor.

Seperti yang sebelumnya terjadi, Rion yang kondisi hatinya sedang terganggu menghajar Ramon ketua kelasnya karena menagih PR yang harus dikumpulkan di ruang guru. Hal itu lah yang membuat seorang Jeon Rion harus menerima skorsing selama 3 minggu lamanya.

"Rion?" Panggil Lea kembali.

Namun Rion masih terdiam duduk di pinggir ranjangnya.
Lea yang melihatnya dengan inisiatif ia pun menghampiri Rion.

"Kalau begitu kita tidak belajar hari ini." Kata Lea menepuk pundak Rion.

"Tidak, kau harus tetap disini!" Rion menatap Lea.

"Iya, Aku akan tetap disini."

Lea pun memeluk Rion, mencoba menenangkannya. Tentu saja hal itu membuat Rion terkejut, jantungnya berdegup kencang dan hal ini benar-benar pertama kali ia rasakan.
Sesuatu yang selama ini Rion harapkan, yaitu seseorang bisa menenangkannya.

"Lea?"

"Hm?"

Cup

Rion mengecup pipi Lea.

"Rionnnn!" Hal tersebut sontak membuat Lea terkejut dan membelalakkan matanya pada Rion. Sementara Rion tertawa melihat wajah lucu Lea.

"Bagaimana kalau kita keluar? Aku ingin menghirup udara segar. Ah rasanya Aku tidak bisa bernafas dengan baik di rumah ini." Ajak Rion mulai tersenyum.

Lea menurut, walau ia masih saja terkejut dengan perbuatan Rion tadi.

"Kita mau kemana?" Tanya Lea sedikit takut dengan Rion yang mengendarai motornya begitu kencang.

"Rion, pelan-pelan!"

Hingga mereka pun tiba di suatu gedung apartemen, yang tak lain merupakan apartemen Lea.

Hingga mereka pun tiba di suatu gedung apartemen, yang tak lain merupakan apartemen Lea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang