Rina sedari tadi hanya memasang wajah kesal sambil menunggu kedatangan Jimin di kelas.
"Ya! Park Jimin!" Panggil Rina keras setelah batang hidung Jimin nampak.
Sementara Jimin kebingungan, ada dengan Rina?"Wae? Aku baru sampai sudah kau teriaki."
"Kita perlu bicara segera!"
"Ah, soal Rion dan Lea? Ah maaf ya Rin, Aku sudah bosan. Kau urus saja sendiri!" Ucap Jimin mulai acuh terhadap Rina.
Perasaan Jimin terhadap Rina mulai memudar setelah ia mulai dekat dengan Lea yang menjadi partner menarinya di acara porseni nanti.
Ia merasa bersalah setelah memiliki niat untuk membantu Rina memisahkan Lea dengan Rion yang mulai dekat.
Ia jadi tahu perasaan Rina tak akan pernah ada untuknya.
Juga Lea yang bersikap baik padanya membuat ia tidak rela Rina yang berniat menyakiti perasaan Lea."Jim! Kau kan sudah bilang mau membantuku?"
"Rin, maaf ya. Aku sibuk, Aku mau belajar." Jimin kembali mengacuhkan Rina.
Hal ini justru membuat Rina semakin membenci Lea.
"Kau lihat saja nanti Leana!" Batin Rina.
Teman genk Rina pun berdatangan ke kelas menghampiri Rina setelah mendapat pesan darinya.
Wajah Rina tertekuk kesal sebab kejadian kemarin.
Berani sekali Lea masuk ke kamar Rion dan hanya berduaan.
Sampai saat ini ia belum tahu bahwa Lea mengajar Rion di kamarnya."Wae? Kesal begitu. Ada apa?" Tanya salah satu sahabat Rina.
"Ya! Gadis licik itu benar-benar membuat kesabaranku habis kali ini."
"Nugu? Lea?"
"Iya, kau harus tahu kalau ia bermain di kamar Rion."
"Hah? Maksud kau?"
"Ini lihat!" Rina menunjukkan sebuah foto.
Kemarin ia diam-diam mengambil gambar di balik pintu saat Lea ketiduran di meja kamar Rion."Wah gila! Hubungan mereka rupanya sudah sejauh itu. Kita harus memberinya pelajaran Rin!"
"Ah tentu saja, Aku sudah menyiapkan sesuatu yang akan membuatnya menjauhi Rion."
***
Ramon memanggil Lea untuk menghadap pada walikelasnya di ruang guru.
Rupanya, sang guru menawarkan Lea agar bergabung di tim olimpiade bersama Ramon dan siswa berprestasi lainnya.
Ya, sesuatu yang sangat ia idam-idamkan sejak dulu dan membuat Lea cukup senang dengan adanya tawaran ini.Kenapa? Mengikuti ajang olimpiade selain sebuah impiannya sejak menengah pertama, namun ia juga berharap agar nantinya ia mudah mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi.
"Jadi bagaimana Lea-ssi?" Tanya pak guru.
"Tentu saja, dengan senang hati Aku akan bergabung." Jawab Lea antusias.
"Tapi ada satu syarat..."
"Apa itu seonsaengnim?"
"Kau harus fokus pada olimpiade ini dengan meninggalkan kegiatan ekstrakulikuler yang kau ikuti. Itu sudah menjadi ketentuan."
Mendengar hal itu Lea sedikit terkejut. Kenapa ia harus meninggalkan ekstrakulikulernya jika ia bisa membagi waktu untuk keduanya.
"Ah begitu ya? Kalau begitu... Beri Aku waktu untuk memikirkannya pak."
Lea pun keluar dari ruang guru dengan perasaan tak karuan. Disatu sisi ia sangat ingin bergabung dengan tim olimpiade yang merupakan salah satu tujuannya, disisi lain ia mulai senang dengan ekstakukikuler dance dan mulai nyaman dengan rekan-rekannya. Dan dari ekskul dance pula ia mulai terbuka dengan orang-orang di sekitanya.
"Wae? Kenapa kau jadi dilema seperti ini? Bukankah sejak awal kau ingin bergabung dengan tim olimpiade? Kau bisa bergabung kembali dengan ekskul setelah olimpiade nanti." Ucap Ramon
"Tidak semudah itu Ramon-ssi. Aku tidak ingin menyusahkan rekan-rekan ku di ekskul."
"Ya Kang Lea!" Panggil Rion yang sejak tadi mencari keberadaan Lea.
"Wae? Tidak bisakah kau tidak melihatku barang sedetik pun? Huh?" Ledek Lea tersenyum licik.
"Woah, kalian seakrab itu rupanya." Ucap Ramon.
"Apa yang kau lakukan dengannya? Kajja Lea!" Rion pun menyeret Lea menjauh dari Ramon menuju rooftop sekolah.
Rion merasa kesal melihat Lea dekat dengan Ramon.
Lelaki yang sangat ia benci."Sakit Rion! Lepaskan tanganku!" Ucap Lea.
Rion pun melepas pergelangan tangan Lea pelan dengan perasaan khawatir karena menyakiti Lea."Maaf Lea." Jungkook menyesal.
"Hm, gwaenchana."
"Apa yang barusan kau lakukan dengan Ramon brengsek itu?"
"Ya! Jaga ucapanmu itu!" Tegur Lea pada ucapan Rion yang kasar pada Ramon.
"Iya iya, jadi apa yang kau lakukan dengannya? Aku tidak suka ya kau dekat dengan si Ramon."
"Aku akan mengikuti olimpiade dengannya."
"Hah? Apa? Anio anio. Itu berarti kau akan meninggalkan klub tari? Dan kau akan banyak menghabiskan waktu di perpustakaan bersama orang-orang seperti Ramon?" Rion tak terima.
"Hm..."
"Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu.
Membayangkan kau bersama sekelompok orang-orang sombong dan sok pintar itu saja membuatku muak." Tegas Rion."Rion itu impianku, mengikuti olimpiade. Aku bukan orang berada Rion, tapi Aku ingin orang-orang bisa menghargaiku karena prestasi yang kumiliki."
"Aku tidak peduli. Kalau kau sampai memilih bersama Ramon, maka Aku akan sangat membemcimu." Ucap Jungkook dengan serius.
Jungkook pergi meninggalkan Seulgi dan membuat Seulgi berpikir dan sulit untuk memutuskan.
Entah itu karena Rion atau ia memikirkan teman-temannya di klub tari, atau ia harus memilih untuk mengejar impiannya.
Lea berjalan menuju kelas dengan langkah yang berat. Leo dan Rion sedang duduk bersama dan Rion sedikit kesal dengan Lea.
"Lea? Kok gak semangat gitu? Tumben?" Tanya Leo saat Lea melewatinya.
Seperti biasa Lea tidak memedulikan Leon.Setelah jam pelajaran usai, Lea menghampiri Leon. Tentu Leon terkejut akan hal itu. Sementara Rion melihat mereka dari kursinya.
"Leon, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Lea menarik sedikit lengan baju Leon.
"Hah? Lama juga boleh Lea." Leon tersenyum.
"Ayo ikut Aku!"
Leon melirik ke arah Rion dan melambaikan tangan padanya saat berjalan bersama Lea keluar kelas.
Mereka pun tiba di perpustakaan.
Karena kalau di rooftop, mungkin Rion akan menyusulnya diam-diam."Kenapa Lea cantik?" Tanya Leon.
"Ah.. itu.. Apa Rion semenakutkan itu? Apa dia serius jika berkata akan membencimu?" Tanya Lea.
"Rion itu sangat serius. Kalau dia mencintai seseorang dia akan benar-benar tulus pada orang yang dia cintai. Kalau dia benci ya maka dia akan sangat membenci orang tersebut. Dia tidak akan main-main. Contohnya Ramon. Dia benar-benar membencinya." Jelas Leo pada Lea.
"Aku lihat kau cukup dekat dengan Rion. Kalau sudah seperti itu, pertahankan. Jangan membuat ia membencimu!" Lanjut Leo serius.
Sepertinya Aku sudah terperangkap. Seharusnya Aku tidak membiarkan ia masuk dalam kehidupanku sejak awal. Ini salahku...
Batin Lea."Kenapa Lea? Apa ada masalah?"
*****
Hai hai aku update lagi akhirnya.
Maaf membuat kalian menunggu.
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember You
FanfictionComing Soon Love story about Seulgi , Jungkook and Songkang.