06 - Ternyata namanya Rean

17 8 0
                                    

Bel pulang baru saja berbunyi lima menit yang lalu, Amanda menjadi orang pertama yang keluar dari kelas sebelum teman-temannya yang lain.

Sekarang dia sudah berdiri di depan pintu kelas XII IPA 1. Ya, Amanda tidak langsung pulang namun dia malah pergi ke kelas XII IPA 1.

Pintu itu masih tertutup rapat, Amanda dapat mendengar jika guru tersebut masih memberikan penjelasan kepada murid-muridnya. Amanda melipatkan tangannya ke dada, dia sungguh bosan menunggu siswa-siswi di kelas ini keluar.

Sudah hampir sepuluh menit Amanda berdiri diam menatap pintu yang tertutup rapat tersebut. Tidak ada tanda-tanda mereka akan keluar dari kelas.

Ketika Amanda baru saja hendak pergi ke kantin membeli minuman, pintu di depannya terbuka semua siswa-siswi dari kelas itu keluar dari kelasnya.

Amanda kembali berbalik dan berdiri tidak jauh dari pintu itu mengamati semua siswa yang keluar, sejauh ini dia belum melihat cowok tersebut keluar dari kelas.

Semua murid kelas XII IPA 1 sudah keluar semua dan hanya tersisa beberapa saja. Amanda tersenyum senang ketika melihat cowok itu keluar dari kelasnya.

Amanda segera mengikuti cowok tersebut tanpa sepengetahuannya. Dia mengendap-endap dan berada cukup jauh dibelakangnya agar cowok itu tidak menaruh curiga.

Amanda mengerutkan kening bingung, dia melangkah ragu mengikuti cowok tersebut yang sepertinya tidak pulang namun ke tempat lain.

Pemandangan indah di depan membuat Amanda menutup mulut tidak percaya, ternyata di sekolah ini ada tempat seindah ini. Saat ini mereka tengah berada di rooftop sekolah, Amanda berdiri di ambang pintu dengan raut wajah tidak percaya jika di sini begitu indah.

Rooftop. Baru kali ini Amanda menginjakkan kakinya disini. Cowok itu sudah tidak terlihat lagi dimata Amanda. Merasa kebingungan Amanda melangkah pelan ke sisi kanan, disana ada sebuah tempat yang sedikit tertutupi dari tempatnya berdiri.

Helaan nafas terdengar dari mulut cowok itu, ternyata dia ada di sana. Ia duduk bersandar pada sebuah kursi dengan mata terpejam.

"Dia kenapa?" Amanda menggeleng merasa ada yang aneh dengan cowok tersebut. Dia kelihatan menyimpan sebuah masalah.

Beberapa menit berlalu, selama kurang lebih tiga puluh menit Amanda hanya diam memperhatikan, dia sama sekali tidak membiarkan cowok itu hilang dari pandangannya.

Amanda buru-buru sembunyi ketika cowok itu mulai berdiri dan melangkah keluar. Dengan sigap Amanda ikut melangkah keluar dan mengikutinya yang sepertinya hendak pulang.

"Jadi dia akan menunggu sekolah ini sepi baru akan pulang?" Wah Amanda baru saja mendapatkan informasi penting tentang cowok tersebut. Amanda segera mengeluarkan buku dan mencatat tentang pencapaiannya hari ini di sebuah buku kecil.

Amanda kembali membuntuti cowok tersebut hingga sampai gerbang sekolah. Di depan gerbang ada sebuah mobil sport berwarna hitam tampak menunggu kehadiran si cowok tersebut.

Seorang laki-laki yang hampir seusianya keluar dari dalam mobil. Laki-laki itu tampak marah pada cowok tersebut, Amanda merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi.

Cowok itu bukan masuk ke dalam mobil namun melangkah menjauh. Laki-laki itu berlari menyusul dan menahan langkahnya. "Reaann!!"

Amanda membulatkan mata "Ternyata namanya rean." Amanda tersenyum dan kembali mencatat di sebuah buku.

"Rean." Amanda mengangguk dan tersenyum. Dia kembali memperhatikan dua orang laki-laki itu. Cowok yang bernama rean tersebut akhirnya menurut dan masuk ke dalam mobil.

Garis CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang