10 - Bolos pelajaran

15 4 0
                                    

Pukul lima sore, Amanda baru saja sampai di rumah. Tangannya meraih gagang pintu dan membukanya.

Amanda melangkah masuk tanpa semangat karena kepalanya terus dipenuhi berbagai pertanyaan yang membuatnya tidak menyadari jika bunda berkacak pinggang melihatnya.

"Amanda! Bunda sudah bilang untuk pulang cepat, kemana saja kamu?"

Amanda tidak merespon perkataan bunda, dia melanjutkan melangkah menuju kamar menghiraukan bunda yang terus memanggil.

"Amanda!!"

"Dia kenapa?" Kening bunda berkerut menyadari perubahan Amanda yang tidak seperti biasanya.

Sementara Amanda sudah berada dalam kamar, dia meletakkan tasnya di atas meja kemudian mulai merebahkan tubuh di atas kasur.

Dia menghembuskan nafas lelah dengan semua yang dialami hari ini. Amanda berkali-kali mencoba untuk memejamkan mata namun bayang-bayang rean terus berputar-putar di kepalanya.

Amanda mengacak rambut kesal, dia menatap langit-langit kamar dengan mata yang menerawang jauh. "Dia beneran tinggal sendiri?"

"Apa rean tidak punya keluarga? Atau saudara?" Ucapnya dengan kening berkerut.

Amanda mengerjapkan mata "Dia makan gimana?"

"Eh? Kenapa gue jadi khawatir?" Amanda menutup mulutnya menyadari apa yang baru saja dia ucapkan.

"Tapi, gimana cara dia melengkapi kebutuhannya jika hanya tinggal sendiri?" Amanda kembali bertanya dengan mata menerawang jauh menatap langit-langit kamar.

Amanda memilih menelungkup, tangannya berusaha menjangkau hp yang berada dalam tas. Amanda mengusap layar hp tersebut dan jarinya bergerak mencari kontak Anna. Amanda harus meminta pendapat Anna dan sekaligus menceritakan semua yang dia lakukan hari ini.

Sambungan telepon mulai tersambung, tapi belum ada tanda-tanda Anna akan mengangkatnya.

"Anna, angkat dong!" Amanda menggeram kesal sambil mengetuk-ngetuk layar hp, panggilannya tidak dijawab oleh Anna. Amanda kembali menelpon Anna dan akhirnya di jawab.

"Kenapa?" Suara Anna terdengar di seberang telepon.

Amanda merubah posisi, dia mengambil bantal dan memeluknya. "Gue mau cerita."

"Cerita apa? Lo mau ceritain novel lagi ke gue?" Anna terdengar malas, dia sering di telpon Amanda hanya untuk menceritakan novel yang dia baca.

"Bukan itu."

"Terus apa?"

Amanda terdiam sejenak, dia ragu menceritakan ini pada Anna tapi dia butuh pendapat.

"Pulang sekolah tadi gue ngikutin rean." Balas Amanda.

"Rean siapa?"

Amanda mencoba bersabar dengan sifat pelupa yang dimiliki Anna. "Rean yang barusan gue ceritain di sekolah."

"Oh, yang itu. Gimana? Apa yang Lo tahu?"

"Dia suka baca komik."

"Lo hanya dapat itu?" Anna di seberang menghela nafas lelah mendengar apa yang di ucapkan Amanda.

"Manda, itu nggak penting. Lo harus cari yang-"

"Gue tahu rumahnya."

"Apa? Lo ke rumahnya? Beneran?"

Amanda duduk "Iya dan ternyata dia hanya tinggal sendiri."

"Sendiri? Lo tahu darimana? Apa jangan-jangan Lo udah pernah berinteraksi dengan dia? Amanda, gue bangga-"

Garis CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang