"Siapa yang kau sukai, Quan Yizhen?"

2K 259 100
                                    

Siang itu begitu panas. Xie Lian sampai memutuskan diri untuk memakai satu jubah tipis setelah baju dalamnya. Dia mengipasi dirinya sendiri sambil memangku Quan Yizhen yang asik makan semangka.

Hari ini anak-anak pun tidak bersemangat seperti biasa. Mereka cenderung diam dan merasakan suhu yang meningkat. Pipi serta dahi mereka bahkan merah karena terbakar panas.

Chu Wanning di sisi lain mengucap mantra dan tabir pendingin mengitar disekitarnya. Dia merasa sejuk seorang diri.

Mo Ran membawa nampan berisi minuman. Minuman itu berbahan dasar markisa dan leci. Yang bisa menyegarkan mereka walau tak ada es batu.

"Oh, terima kasih Mo-zongshi," ucap Xie Lian saat Mo Ran membagikan minuman itu. Quan Yizhen meraih gelas di tangan Xie Lian dengan jemarinya yang kecil dan gembul.

"Hm? Yang Mulia, kemana tuanku?" Tanya Eming ketika melihat Hua Cheng tak ada di samping Xie Lian.

Xie Lian menaikkan alisnya, "Sepertinya tadi dia pamit denganku untuk ke manor surga bersama Yin Yu,"

Quan Yizhen mendongak pada Xie Lian, mulutnya blepotan karena semangka yang terlalu besar.

"Yin Yu?"

===============================

Sore itu ya seperti biasa. Mereka pulang kepada wali masing-masing.

"Ayo ucapkan terima kasih pada Yang Mulia dan Hua Cheng," ucap Wei Wuxian.

Lan Sizhui bersorak berterima kasih sebelum naik ke atas pedang bersama Wei Wuxian.

Xie Lian melambaikan tangannya sambil tersenyum. Dia lalu membalik badan dan menemukan empat sosok dari besar sampai kecil menunggunya.

Tidak lagi dan tidak salah yaitu Hua Cheng, Ruoye, Eming dan yang paling kecil, Quan Yizhen. Selama tubuh Quan Yizhen mengecil, surgawi tidak akan mudah menjemput dirinya. Jadi dia tinggal bersama Xie Lian untuk sementara waktu.

"Baiklah, mari kita mulai dari yang paling kecil," ucap Xie Lian sambil menggendong Quan Yizhen. Lalu membawa mereka masuk ke Manor Surga.

Xie Lian menggulung lengan bajunya dan mengikat jubah luar di pinggang agar tidak kena air. Setelah ia menuang beberapa ember air panas, lalu mengecek suhunya dengan lengan. Suam kuku memang paling enak untuk dibuat mandi.

Xie Lian menoleh dan melihat tiga...tidak. Lebih tepatnya empat. Hua Cheng sudah menanggalkan jubah merahnya yang menyisakan celananya saja.

Quan Yizhen mengikat handuk kecil dipinggangnya. Perut serta pipinya yang gembul memerah saat masuk ke bak air hangat.

"Qi Ying, kamu harus membersihkan diri dulu sebelum masuk ke bak," Hua Cheng sambil menjinjing Quan Yizhen seperti kucing liar untuk keluar dari bak.

Xie Lian membersihkan rambut Eming dan Ruoye secara bergantian. Lalu setelah selesai membersihkan diri, mereka bertiga masuk ke bak berisi air hangat. Dari jauh, mereka terlihat seperti semangkuk pangsit di dalam kuah panas.

"Gege, kamu melupakanku," ucap Hua Cheng.

"Tidak, San Lang. Berbaliklah,"

Lalu Xie Lian mulai menggosok punggung Hua Cheng. Xie Lian meraba bahu Hua Cheng dan menemukan lecet empat garis di sana. Lukanya tidak baru namun tidak lama juga.

"Bekas beberapa hari yang lalu kenapa tidak disembuhkan?" Tanya Xie Lian geram. Tangannya tanpa sadar mencubit pinggang Hua Cheng.

Hua Cheng tersentak kaget, "Ti-tidak ada alasan. Hanya menyimpannya sebentar. Itu terlalu cantik, gege,"

MXTX Day Care!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang