Happy Birthday, Vogue!

652 60 8
                                    

Apa yang lebih menjengkelkan dari laki-laki yang mulai komplen apa saja tentang sesuatu yang kamu lakukan?

June sedang duduk di sofa ruang tamu dorm mereka, belum lepas memandangi kekasih menyebalkannya yang sedang membuang wajahnya jauh-jauh.

Hal sangat sepele, namun Bobby seperti tidak mau kalah kali ini. Entah mengapa. Mungkin karena waktu mereka berduaan harus dipenggal habis-habisan untuk persiapan album baru-nya.

Yang kalau kata orang, senewen, karena rindu.

Bobby berubah menjadi lebih rewel dibandingkan anak SD.

Anehnya, June sama sekali tidak keberatan.

"Hanya ucapan ulang tahun biasa aja," katanya dengan nada yang berusaha sekali ia rendahkan nadanya agar Bobby tidak lebih kesal dari ini.

"Iya, ucapan ulang tahun biasa, saking biasanya giliran ucapan untukku cuma dijadikan story."

Padahal, kemarin itu dirinya sudah bahagia sekali ketika kekasihnya itu akhirnya mau mengucapkannya selamat ulang tahun, walau sangat telat.

"Iya udah, aku bikinin ucapan yang baru aja, gimana?"

Bobby menghembuskan napasnya kuat-kuat, "aku lagi enggak bercanda!"

"Ya, sama! Makanya ucapan album baru-mu juga aku buatkan postingan khusus, kan?"

Diluar dari akhirnya ia memiliki kesempatan untuk kembali ber-duet dengan Bobby, ia sungguh-sungguh sangat antusias ketika laki-laki itu memiliki kesempatan yang lain untuk kembali mengeluarkan full album.

Impian semua idol yang notabene sulit sekali di kabulkan oleh Agensi mereka saat ini.

Bobby masih belum melemaskan urat-urat wajah dan lehernya yang malah terlihat sangat seksi di mata June.

"Hey," tegur June lagi.

Alih-alih menjawab, Bobby malah beranjak dari duduknya, "aku mau beres-beres, ada jadwal lagi setelah ini," dan lalu pergi, meninggalkan June yang hanya bisa memandangi tubuh Bobby menjauh dari situ.

June pusing.

Kalau boleh jujur, sebenarnya dirinya sedang menahan segalanya sendiri. Bobby terlalu all out menurutnya. Membuat siapapun para wanita diluar sana, penggemarnya atau bukan, sungguh-sungguh menggila. Apalagi bukan karena penampilannya yang benar-benar sangat—

Bahkan June tidak memiliki referensi kata yang tepat.

Namun lagi-lagi ini pekerjaan mereka, Yang bisa ia lakukan hanya menerima, bukan?

"Jun—"

Beberapa menit kemudian, Bobby keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah siap untuk memenuhi kewajibannya hari ini. Matanya mendapati ruang tamu mereka yang kosong serta pintu kamar June yang tadi terbuka kini tertutup.

Kekasih manisnya itu jelas sedang kebingungan sekarang menghadapi keegoisannya itu.

Ah, enggak egois, kok! Hak-ku mau bilang cemburu. Iya, kan?!

Langkahnya terasa berat kali ini.

*

*

*

Blam!

"Jun!"

Bobby mengetuk pintu kamarnya dari luar, "keluar dulu, ngobrol dulu, hey!"

Hening. Giliran June kali ini yang cemburu sepertinya.

"Kerjaan, Jun, enggak mungkin enggak ku posting, kan?"

Iya, ngerti, kok. Hanya kesal, oke?

June menulikan telinganya tidak peduli dan memilih tidur saja. Namun sebelum itu, ia terlebih dahulu membuka laman sosialnya untuk meng-arsip-kan beberapa postingan.

Seperti mau laki-laki itu.

Seperti mau laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 💙💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 💙💜

Another Story About 💜💙 - OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang