Your Guardian Angel

612 52 7
                                    

Your Guardian Angel - The Red Jumpsuit Apparatus


Awan begitu indah pagi ini. 

Angin juga berhembus tidak terlalu dingin. Prakiraan cuaca juga tidak mengatakan akan mendung atau hujan.

"June!"

Panggil seseorang dari arah belakang. Sosok tinggi yang memiliki kulit putih dan sedikit berisi itu lalu berbalik, mendapati teman dekat dari SMA yang kini juga menjadi teman satu tingkatnya setengah berlari ke arahnya.

"Ku cariin dari tadi!" katanya setengah sebal, namun sepertinya temannya itu lebih tertarik meredakan nafasnya yang tersengal.

"Enggak telpon a—" June mengurungkan kalimatnya ketika ia melihat ke arah ponselnya yang mati total.

Temannya itu lalu menekan telunjuknya ke dahi si laki-laki tinggi walau setengah berjinjit, "apa? Ponsel apa? Dasar!"

June meringis saja, ia lupa membawa powerbank dan kabel charger-nya hari ini.

"Teman-teman SMA kita mau pergi ke Bobby, kamu mau ikut?"

Bobby?

"Ah, yang kamu bilang temanmu itu, ya?"

Diana menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Bukan temanku, Jun, tapi kekasih mu.

Gadis itu hanya menjawabnya dalam hati.

"Iya, mungkin tahun ini kamu mau pergi mengunjunginya?"

June tampak berpikir sebentar, lalu kemudian menggelengkan kepalanya tanda ia menolak.

"Lain kali saja ya, Diana? Tahun depan mungkin?"

Sekali lagi, ajakan Diana sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebuah penolakan.

"Janji?" tanya Diana penuh harap.

"Janji."

*

*

*

Jalanan lebar ke arah apartemen keluarga June sedikit lengang sore ini, ia terus berjalan, sesekali tangannya iseng mencabuti bunga-bunga yang tertanam di sepanjang jalan.
Kemudian kepalanya menoleh kepada satu sosok yang sedang bermain ayunan seorang diri di sebuah taman bermain tidak jauh dari tempatnya berdiri. 

Sore ini taman itu terasa lengang, biasanya akan ada 1-2 orang anak yang bermain apa saja wahana yang telah disediakan.

Rambut hitam legam, dengan senyum menawan, gigi kelincinya menuntut perhatian lebih dari laki-laki yang tanpa sadar menghentikan langkahnya yang tadi terasa ringan, kini sedikit berat untuk beranjak.

"Hai," sapa si pemilik gigi kelinci.

June menganggukkan kepalanya, memberitahukan bahwa ia mendengar sapaan laki-laki itu.

"Baru pulang kuliah?" tanya si gigi kelinci lagi.

"Iya," jawab June masih tergagu.

Si gigi kelinci hanya tersenyum manis, kembali memamerkan gigi dan senyumannya yang khas yang terasa tidak asing, membuat June ingin bertanya banyak hal lain.

Another Story About 💜💙 - OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang