Malam ini tidak secerah biasanya, terutama untuk June.
Laki-laki bertubuh tinggi itu terlihat gelisah sekali di tempat tidurnya. Bukan karena udara yang panas, namun hatinya.Bagaimana tidak, sejak tadi, saat ia iseng sekali membuka laman twitternya, hanya untuk melihat apa saja yang sedang dibicarakan oleh penggemarnya tentang dirinya tentu saja, timeline penuh dengan wajah Bobby, dengan berbagai pose, sedang menyanyi dengan sangat berapi-api, membuat tubuhnya basah oleh keringat.
Ah, pantas saja malam ini mereka seperti menggila, ya?
Namun, anehnya, bukannya bahagia karena banyak orang yang menyukai penampilan laki-laki itu, ia malah sedikit— errr, cemburu?
Mungkin. Mungkin saja. Ini masih mungkin, oke??
Hatinya tidak terima. Karena selama ini, selama ia menjalin hubungan dengan Bobby, yang paling sering cemburu adalah laki-laki itu.
Jadi ia sedikit tidak mau kalau dibilang tengah cemburu saat ini.
Anggap saja ini karena ia tidak suka penggemarnya sedikit oleng darinya.
Jadi daripada perasaannya tidak karuan, ia lebih memilih meng-upload dua buah photo anjing kesayangannya bernama Bbaengdaeng, yang sering disebut Bandeng oleh beberapa penggemar, karena dinilai beruntung bisa memiliki June seorang diri.
Kedua sudut bibirnya tertarik, dan menyunggingkan senyum penuh arti, karena tanpa mereka tahu bahwa June hanyalah milik Bobby seorang.
Ia lalu mengetik seutas caption untuk photonya tersebut.
You are my own peanut man.
"Peanut man?"
Sebuah suara didekat telinganya benar-benar menginterupsi apapun yang sedang June kerjakan.
"Ngagetin!"
Laki-laki bergigi kelinci itu tergelak halus, ia mendekati June yang masih berusaha mengembalikan kewarasannya. Tentu saja karena Bobby dengan tampilannya yang masih sama seperti tadi saat dipanggung, yang sedang dihadapannya sekarang.
June lalu memalingkan wajahnya, ia kemudian berkata, "besok-besok enggak perlu terlalu berusaha mengambil perhatian banyak orang."
"Hmm?"
"Timeline ku penuh sama wajahmu yang— yang berkeringat, lengkap dengan caption yang—" June meneguk ludahnya berkali-kali.
"Caption yang?"
Bobby tahu sekali kalau laki-laki yang memiliki rambut hitam legam seperti miliknya sekarang sedang menahan cemburunya.
Bohong kalau Bobby tidak menikmati ini.
Jarang sekali, bukan?
Bobby lalu mengendusi leher putih berisi June yang terpampang jelas, seperti memintanya untuk menyesap walau permukaannya saja.
"Mandi, sana," June masih berusaha bersikap tenang.
"Mandiin."
Tidak perlu ditanya bagaimana wajah June sekarang. Warnanya bahkan sudah lebih merah dari warna bibirnya sendiri, yang dinilai Bobby selalu bisa membuatnya seketika lupa segalanya.
Lagi, Bobby mendekat lagi kearah June, namun tangannya sudah mulai lebih berani dari pada tadi.
"It's gettin' hard, i knew it," katanya sambil meremas sedikit milik June yang gundukannya semakin membesar.
"A—ahhh," June mengeluarkan desahan yang selalu bisa membuat Bobby juga semakin mengeras dibawah sana.
"Bob—" June menggigiti bibir bawahnya, tubuhnya sudah merekat di balik pintu kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story About 💜💙 - Oneshoot
FanfictionTerinspirasi dari kejadian disekeliling mereka, tentu dibumbui dengan imajinasi Author sendiri. Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Fluff A lil bit harsh words Yang enggak suka, jangan dibaca ya.