6

78 17 5
                                    

Selamat membaca
.
.
.
Jangan lupa taburkan bintang dan komen.
.
.
.
.

Andra memasuki ballroom hotel bintang lima di Bandung atas udangan Feri Mahendra yang sudah memenangkan suara sebagai Gubernur Jawa Barat.

Suatu kerhormatan bagi Andra menjadi salah satu tamu undangan Mahendra yang notabenenya cemerlang dalam dunia bisnis. Kogen Design Studio tak pernah hilang dalam majalah bisnis. Setiap bulannya selalu saja menjadi sorotan acap menorehkan keberhasilan.

"Andra..." sambutan hangat serta uluran tangan dari Fadlan Mahendra-Kakak dari Feri, "Kamu sendiri? Evan dan Teguh?" tanyanya karena tidak mendapatkan kedua sepupu Andra.

Tak segan Andra menerima uluran tersebut seraya membungkukan sedikit badannya sebagai rasa hormat, "Pak Fadlan," balasnya dengan senyum terpatri. Kemudian menggeleng, "Saya baru balik sore dari Bandung. Belum ketemu mereka. Datang terpisah."

Fadlan mengangguk paham, "Mari," ajak Fadlan. Berjalan membelah kerumunan hingga sampai dimeja tempat keluarga Mahendra berkumpul.

"Selamat malam semua," Andra kembali membungkukan badannya, berjabat tangan dengan keluarga besar Mahendra, "Selamat, Pak Feri, atas kemenangannya." ucapnya tulus saat menjabat tangan Feri.

Feri tersenyum hangat, "Terima kasih, Andra. Terima kasih juga sudah bisa hadir malam ini."

"Abhi..."

"Andra..."

Keduanya berjabat tangan ala manly, tidak peduli lagi bahwa malam ini acara formal.

"Selamat malam. Maaf, aku telat." lirihan seseorang mengalihkan seluruh mata yang berada dimeja tersebut dan tertuju pada wanita dewasa yang memiliki tubuh seperti anak 15 tahun. Andra menebak usia wanita dengan berpenampilan nerd sekita 24 tahun.

Rambut sebahu dikepang dua dengan kacamata bulat bertengger dihidungnya yang mungil. Poninya jatuh hingga sebatas alis mata. Makeup bold dan gaun merah maroon tanpa lengan yang sangat tidak cocok dengan penampilannya yang nerd...

Semua bergeming menatap remaja tersebut dengan berbagai tatapan. Ada yang menatap sinis, jengah, tajam dan mengintimidasi.

Sementara Andra mengernyit, bingung dengan konsep penampilan anak remaja tersebut. Dan, siapa dia? Mengapa menghampiri meja Mahendra?

"Ah, nggak apa-apa, Agatha. Sini, duduk." Rena menepuk kursi disebelah nya. Sepupunya yang satu ini memang selalu mengerti kondisi Agatha.

"Kenalin, Agatha Mahendra. Sepupu gue." Abhi mengenalkan Agatha pada Andra.

Agatha bangkit, mengulurkan tangan pada Andra, "Agatha."

Andra menerima, saat tangan keduanya bersentuhan, sengatan aneh dirasakan hingga keseluruh tubuhnya, "Andra."

Sudah tahu. Siapa yang tidak kenal dengan Andra Sadewa? Pengusaha muda sukses yang sedang berada dipuncak karirnya.

Acara berjalan dengan lancar setelah sambutan dari beberapa kepala Mahendra. Mulai dari Feri selaku pemilik acara, Fadly-anak tertua Mahendra dan Oma Nadia.

Semua tamu dibebaskan untuk melakukan apa saja. Andra duduk dimeja bersama Abhi, Rena dan Agatha. Berpisah dengan yang lainnya.

"Tumben sendiri, cewek lo kemana?"

Sudah menjadi rahasia umum jika Andra adalah lelaki yang suka gunta ganti pasangan. Hubungannya tak pernah lewat dari satu bulan dengan wanitanya. Entah apa yang dicari, apa tujuannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Taget KebohonganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang