[ Follow Sebelum Membaca! ]
[ Story 4 ] Park Jimin, seorang mata-mata profesional, yang dimana dirinya harus siap sedia apabila diberi komando untuk bertugas dimanapun dan kapanpun tanpa mengkhawatirkan segala macam resiko yang menghampirinya
Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuai dengan janjinya, Jimin pulang dengan kantung plastik yang berisi mangga manalagi yang baru saja ia beri dipasar buah. Ia sengaja membeli banyak mangga manis itu untuk Rosé, karena katanya, wanita itu sangat menyukai mangga
Saat awal masuk ke dalam rumahnya, suasana disana sangatlah sunyi. Rosé yang biasanya akan datang menyambutnya, justru tak terlihat sama sekali dari tadi
Jimin berusaha berpostif thinking, mungkin, Rosé ada di kamar mandi. Sekalian menunggu Rosé keluar dari kamar mandi, Jimin berniat untuk mengusap kulit mangga yang ia beli ini lalu ia potong kecil-kecil agar Rosé bisa segera memakannya saat melihatnya
Tapi niatnya itu terhenti begitu saja saat ia lihat secarik kertas beserta cincin milik ibunya yang ia berikan kepada Rosé waktu itu, aneh sekali, kenapa Rosé melepas benda yang bahkan Jimin sudah wanti-wanti dirinya untuk tidak melepasnya
Jimin berjalan mendekat, mengambil kertas itu, lalu membaca kalimat per kalimat yang ia yakini itu adalah tulisan tangan dari Rosé, tak ada satu pun kata yang ia lewatkan, semuanya ia baca dengan seksama
Terimakasih untuk semua yang kamu berikan ke aku, kebaikan kamu, perhatian kamu, cemburunya kamu, dan semua hal yang udah buat aku bisa berada di tahap mencintai kamu
Terimakasih juga udah nerima aku disini, maaf kalau kehadiran aku yang tiba-tiba begini jadi malapetaka buat kamu
Maaf Jimin kalau sampai sekarang aku belum bisa berhenti mencintai kamu, bahkan sampai detik ini, dimana aku berada difase lelah dan nyaris menyerah untuk menggapai kamu. Rasa itu bahkan gak berubah sedikitpun
Cincin ibu kamu bagus, aku suka banget, tapi maaf, aku gak bisa pakai itu lagi. Bukan karena aku ingkar sama janji aku, tapi aku cukup sadar diri, yang namanya sampah gak akan pernah bisa jadi berlian, jadi, aku berusaha untuk tau diri, dimana tempat aku seharusnya
Hari ini, aku pamit. Jaga diri kamu baik-baik ya, cepat sembuh! Apabila kita bertemu nanti, jangan lupa untuk saling bertegur ya!
From, Rosé
Jimin memejamkan matanya, ia reflek memijat pelan pelipisnya. Meratapi kepergian Rosé yang berhasil membuatnya ingin menghancurkan semua benda yang ada di dekatnya
Ia tahu, pasti ini semua berawal dari kesalahpahaman. Rosé pasti mendengar percakapannya dengan Mark tadi, sungguh, ia seharusnya tak seceroboh itu menerima panggilan Mark di tempat serawan tadi
Tapi, sekarang semuanya sudah terjadi. Rosé mengira bahwa dirinya lah yang akan Jimin jadikan jalang untuk Mark, dan ia yakin, Rosé pasti berfikir kalau ia hanya memanfaatkan tubuhnya sebagai pelampiasannya selama ini, yang mana setelah ia bosan, maka ia akan buang Rosé sejauh-jauhnya
Padahal, wanita jalang yang Jimin berikan kepada Mark bukan lah Rosé, tapi Kang Rosena, memang Jimin menyebut pelafalan nama wanita itu, Rose, tapi sungguh, bukan Rosé kekasihnya lah yang ia maksud disana