Cafe saat ini sedang banyak pengunjung. Maklumlah hari libur, banyak sekali anak muda yang bernongkrong-nongkrong ria.
Mala sampai kewalahan membersihkan piring dan segala temannya, padahal ada Dion tapi anak itu tetap saja tidak bisa diandalkan dengan benar.
"Mal woi! itu meja sebelah kanan sana bersihin woi ngapain aja lo?"
Mala mengerjap kaget, ahh Mita! Masa dia ga liat Mala lagi nungging-nungging ngepel lantai di toilet?!
"Iya Mit, Mala lagi bersihin toilet dulu." Ucap Mala pelan kearah Mita yang berada di depan pintu toilet.
"Iya cepet loh ya! Lagian si Dion kemana aja si tu anak?!"
Mala masabodoh sajalah, biarkan Mita mengoceh sendiri. Mala lebih baik fokus bersih-bersih.
Sepuluh menit, akhirnya Mala selesai membersihkan toilet. Saatnya ketempat yang Mita bilang tadi.
Mala berjalan sambil membawa alat kebersihannya. Lalu mulai membersihkan apa yang kotor dan merapihkannya.
Beruntungnya saat ini pelanggan sedang lenggang sedikit. Mala jadi bisa bergerak sedikit leluasa bersih-bersih dari sudut ke sudut.
"Mala cape ya?"
Mala tersentak kaget. Mala memutar tubuhnya dan- Banyu! Yaampun pangeran kesayangan Mala!
"Ba-banyu?"
Banyu tersenyum cerah kearah Mala.
"Cape Mal? Istirahat dulu sana, dari tadi diperhatiin udah mirip banget belatung loncat sana sini."
Mala menahan nafas sekejap. Apa tadi? belatung? bisa-bisanya! Ta-tapi gapapa Mala ikhlas deh, eh tadi apa? Banyu merhatiin Mala?!
Secara perlahan rona merah mulai mengerubungi pipi Mala. Mala merasakan wajahnya memanas. Banyu yang melihat itu tidak kuat menahan tawanya.
"Hahaha Mal, Mal, kamu tu lucu banget tau ga? udah sana ah gaenak sama pelanggan."
Lah ko ngusir? Bukannya dia yang nyamperin? taulah, Mala lagi senang sekarang. Mala manut saja, Mala pergi dari tempat itu. Tapi baru lima langkah menjauh dari tempatnya tadi. Banyu tiba-tiba memanggilnya kembali.
Mala kembali merona, 'Kenapa lagi ya?' Pikir Mala senang.
"Ini pelan sama temen-temennya ketinggalan Mal!"
°°°
"Kenapa lo Mal?"
Mala yang ditanya hanya diam sambil menempatkan kembali alat-alat kebersihannya.
"Dih si Kumal jual mahal!"
Malapun akhirnya menoleh, "Tauah Mit, Da, Mala lagi bete!"
Yolanda dan Mita sontak tertawa terbahak-bahak.
"Bisa-bisanya si Kumal bete!" Ucap Yolanda dengan tawanya sambil menepuki pundak Mita.
"Tauah Mal, palingan juga lu bete gara-gara si Banyu." Setelah mengatakan itu Mita terbahak-bahak kembali.
Mala bingung sendiri, ini bagaiamana ceritanya semua orang jadi tahu kalau Mala suka sama Banyu?
"Yaelah Mal gausah bingung gitu itu muka, ketauan banget kali lo kalo liat Banyu tu kaya lagi menang undian."
Wajah Mala kembali merona.
"Udah ah, mumpung lagi break kita makan siang dulu yu!"
Merekapun akhirnya makan siang bersama. Ya untuk makan siang itu ditanggung cafe sebagai uang makan, tapi kalau sudah pulang ya engga ada lagi buat makan gratisnya.
Kadang Mala tidak memakan makan siangnya, Mala siapkan untuk malam. Tapi tak jarang juga Mala hampir tumbang karena maghnya kambuh.
Jadwal makan Mala itu sangat tidak teratur. Kadang satu kali sehari, dua kali seharipun sudah sangat beruntung bagi Mala.
Ibunya tidak pernah membuat makan, hampir setiap waktu yang ibunya punya dihabiskan di tempat perjudian. Mana ada waktu untuk membuat makan? tapi anehnya, ibunya selalu ada waktu untuk meminta uang.
"Mal emang uang gajian lo pada kemana sih?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Accident
RomanceMala si gadis miskin yang selalu berkerja keras untuk menghidupi kebutuhan berjudi ibunya. Ibu Mala adalah gila judi yang selalu melilit Mala dengan segala ulah yang ia lakukan. Mala tau Mala hanyalah anak yang ibunya pungut di jalanan, maka dari it...