Six

59 10 2
                                    

Hati berbunga-bunga bangaikan di kebun bunga. Mala tak pernah sebahagia ini selama hidupnya. Banyu itu cocok menjadi malaikat kebahagiaan Mala.

Seharian bekerja bagaikan kuda tidak terasa sama sekali. Perut Mala bahkan tidak berdisko meminta jatah. Mala tak henti mengucapkan syukur allhamdulilah, hari ini adalah hari kebahagiaan Mala pokoknya!

"Kaya orang gila lo Mal!"

Mala menoleh menatap sinis Mita yang sedang meledeknya. "Mita sirik aja!" Ucap Mala sambil menjulurkan lidahnya.

"Yeeu Kumal gajelas lo."

Mala membiarkan Mita dengan ocehan tidak jelasnya. Lebih baik cepat-cepat merapikan peralatan perangnya agar cepat pulang. Mala ingin segera tidur dan memimpikan sang pacar baru.

"Kalian belum pada makan ya? Ini makan dulu sebelum pulang. Makannya jadi malem-malem deh kita, gara gara rame banget tadi."

Mala yang sedang menyangkutkan pelan menjadi merinding disko mendengar suara Banyu sang pacar. Mana nawarin makan lagi, perut Mala yang tadinya adem ayem, jadi meronta-ronta tak jelas.

"Sini Mal, makan dulu!" Panggil Banyu.

Mala-pun melangkah mendekat kemeja yang diduduki Banyu, Yolanda, Mita dan Dion.

"Lah Nyu, lo ada something yang sama Mala?" Tanya Yolanda curiga.

Banyu yang ditanya hanya tersenyum tak jelas, sedangkan Mala jangan ditanya deh. Muka Mala langsung memerah kaya tomat.

"Sini Mal duduk." Bukannya menjawab pertanyaan Yolanda, Banyu malah menyuruh Mala duduk di sebelahnya.

"Kalian gausah kaget, mereka emang pacaran. Tadi, kita ngilang gara-gara nyari kembang buat si Kumal."

Yolanda dan Mita melotot terkejut mendengar perkataan Dion, ini sih berita heboh! Si kumal Mala dapet pacar modelan Banyu yang emang ga ganteng-ganteng amat si cuma ya ganteng lah!

"Lu pake pelet apaan Mal? Kasih tau gue buru, cape gue jomblo mulu!"

Yolanda kalo ngomong tanpa filter, Mala jadi malukan disangka pake pelet!

"Mala ga pake pelet ya, duit darimana pake pelet?"

Dion tertawa ngakak mendengar perkataan Mala. Ah si Dion itu memang receh abis. Apa aja diketawain, aneh banget.

°°°

"Mala pulang mau bareng?"

Mala semakin memerah saja wajahnya ditawari pulang bareng sama Banyu. Aduh, Mala mana bisa nolak-kan? Sudah pasti bakal Mala terima!

"Boleh, Mala naik ya?"

Banyu mengangguk lalu menutup kaca helmnya. Mala langsung saja nemplok di motor bebeknya Banyu. Selama perjalanan Mala bingung harus bagaimana. Hati Mala berkata untuk memeluk Banyu, tapi Mala malu.

Banyu memelankan motornya, melepas tangan kirinya untuk membuka kaca helm. "Mal, rumah lo dimana si?" Ucap Banyu sedikit berteriak.

Mala mengerjap tersadar dari lamunannya, "Ah itu, nanti di depan ada pertigaan belok kiri aja." Mala membalas dengan sedikit berteriak juga.

Saat sampai di pertigaan Banyu membelokan motornya, "Lurus aja ya, nanti ada rumah putih pager item di sebelah kanan."

Banyu menurut saja, tak butuh waktu lama akhirnya sampailah dirumah Mala. Rumah mala yang tidak terlalu kecil, hanya saja kurang terawat.

Mala turun dari motor Banyu. Mencoba berbasa-basi menyuruh Banyu mampir walaupun sebenarnya Mala berharap agar Banyu segera pulang.

"Engga dulu deh Mal, udah malem. Kapan-kapan aj-"

Ucapan Banyu terpotong saat suara bantingan pagar terdengar sangat kencang, "Bagus lo baru inget pulang? Kemaren kemana? Nge lon*te lo? Mana duit yang gue pinta?!"

Mala benar-benar malu saat ini. Dan Mala menyesal sangat amat menyesal tidak memikirkan akan hal ini sebelumnya. Kenapa Mala harus menerima ajakan pulang bersama Banyu?!

"Tante, tante ini kenapa? Mala salah apa?"

Mala merutuk dalam hati, Banyu itu terlalu berani!

"Siapa lo? Elo yang nyewa si Mala, iya? Mana sini duitnya kasih ke gue aja!"

"Bu udah! Dia temen Mala, ibu mau uang? nanti! Mala bilang nanti! Lagian ibu harusnya tau kapan hari gajian Mala, kenapa malah minta sekarang?"

Banyu tersentak kaget saat Mala mengucapkan "Ibu". Jadi wanita dihadapannya ini, ibunya Mala? Tapi kenapa kejam sekali?

"LOO?!"

Dengan gerakan cepat tangan ibu Mala terulur kearah rambut Mala. Menjenggutnya dengan kencang sampai Mala berteriak kesakitan.

Banyu langsung saja mencoba memisahkan ibu dan anak itu. Namun cengkraman ibu Mala sangat kuat, Banyu jadi takut kalau rambut Mala jadi botak bila ia menarik ibu Mala.

Suara Mala yang menjerit-jerit memenuhi malam di kampung itu. Tentangga Mala yang memberikan Mala baju sampai keluar dari rumahnya.

"ASTAGFIRULLAH DIAH!"

Wanita itu berlari ikut memisahkan, "Sadar Diah sadar! Lu nyiksa anak yang ga salah apa-apa! Kalo ga sanggup besarin ga usah lu pungut waktu itu!"

Ibu Mala semakin geram saja di nasehati seperti itu, dia akhirnya melepaskan cengramannya hingga Mala jatuh terduduk.

"Tau apa lo sama hidup gue? Gausah ikut campur, sialan!"

Tetangga Mala itu tak habis pikir, ia menunjuk wajah Ibu Mala dengan mata yang berkilat emosi, "Kalo sekali lagi lu kaya gini, nyiksa anak sendiri sampe bikin keributan kaya gini, gue ga segan-segan ya Diah! Gue laporin lu ke polisi!"

Tetangga-tetangga yang lain ikut menyuraki ibu Mala saat itu juga.

"DIA BUKAN ANAK GUE, SIALAN!"

Mala sakit hati sekali mendengar perkataan ibunya itu. Mala bangun dibantu oleh Banyu. Dengan mahan pening dikepalanya, Mala menatap sang ibu.

"Iya ibu iya, nanti ya Mala kasih uangnya." Ucap Mala dengan lirih menahan tangis.

Ibu Mala mendengus, "Awas lo boong! Masuk cepet!" Setelah mengatakan itu ia-pun berjalan memasuki rumahnya.

Para tetangga juga mulai memasuki rumahnya masing-masing. Tinggal tersisa ibu-ibu yang membantu Mala.

Mala tersenyum kearah ibu itu, "Makasih ya bu Siti udah bantuin Mala berkali-kali"

"Gapapa, yaudah ibu pulang dulu ya. Sehat-sehat Mal, jangan banyak pikiran."

Mala mengangguk sambil berterimakasih.

Kali ini tinggal Mala dan Banyu, Mala malu sekali kepada Banyu.

"Jadi ketauan deh, Mala minta maaf ya. Gara-gara Mala, Banyu jadi ikut-ikutan kena marah ibu."

Banyu yang sedari tadi diam menjadi tak kuasa untuk tetap menahan air matanya saat mendengar perkataan Mala. Tangisnya-pun pecah detik itu juga.

Mala melotot, "Eh Yu Yu ko malah nangis si?"

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang