Five

30 8 0
                                    

Mala sampai di tempat kerjanya. Melihat ada Banyu yang sudah ada disana membuat Mala bersemangat. Dengan cepat Mala memasuki Cafe dan menyapa Banyu yang sedang merapihkan kursi dan meja.

"Banyu ko tumben dateng pagi banget?" Tanya Mala penasaran.

"Kepo banget Mal, awas nanti makin suka, terus jadi cinta deh." Ucap Banyu sambil menaik turunkan alisnya.

Sontak saja pipi Mala memerah semerah tomat. Banyu ini benar-benar sesuatu! Mala sampai ga kuat buat deket-deket. Takut jantungnya copot tiba-tiba.

"Ahay! Ada yang pacaran pagi-pagi!"

Mala menggerutu dalam hati. Si dodol Dion perusak suasana. Mala ingin berduaan dengan Banyu sebentar aja loh, kenapa susah bangeeet si?

"Mending lo jadi babysitter monkey aja deh Yon, ga bisa diem banget tu lambe!"

Dion tertawa ngakak mendengar keluhan Banyu, "Yaudah kalo gitu gue daftar jadi babysitter lo ya?" Ucap Dion setelah tawanya reda.

"Enak aja, gue udah gede ngapain pake babysitter!"

"Lah kan lu yang suruh gue jadi babysitter monkey, Yu."

Banyu melotot, "Jadi maksud lo, gue monkey, GITU?!"

Tawa Dion semakin membahana memenuhi cafe. Mala yang sedari tadi diam memerhatikan, sampai ikut tertawa ngakak melihat komuk Banyu yang jelek banget.

"Ko lo ikut ketawa si Mal? kan lo suka sama gue, kenapa ga bela gue?"

Si Mala ditanya kaya gitu seneng banget dong! Makannya dengan cepat Mala menghentikan tawanya, lalu menghadap Dion sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Dion udah cukup ya, Mala pusing. Mending kita beres-beres aja yuk!"

Dion memutarkan matanya malas, "Dasar kumal bucin!" Lalu melangkahkan kakinya melewati Mala dan Banyu.

Mala berbalik kearah Banyu, Lalu tersenyum hangat dan berkara, "Ayo kita juga harus bersih-bersih!"


°°°

Pelangan saat ini ramai sekali, Mala cukup kewalahan sebenarnya. Mala menghela nafasnya memikirkan tidak ada jam makan siang jika banyak pelanggan.

Menghela nafas panjang, Mala kembali melanjutkan tugasnya membersihkan bekas-bekas makanan. 

"Mal, si Dion kemana si? Ini loh orang-orang lagi sibuk dia malah ngilang!"

Mala memutar bola matanya, si Mita ini minus berapa sebenarnya? Kan dari tadi juga Mala sedang sibuk, mana mungkin Mala tahu kemana Dion!

"Mala ga tau Mit, kan Mala dari tadi juga sibuk."

Mita menghela nafas,"Udah ah Mal, males gue." Lalu pergi begitu saja meninggalkan Mala.

Mala mendengus sebal. Mala jadi curiga kalau Mita dan Dion punya hubungan special.

"Awas aja si Dion!" Gumam Mala.

Setelah bersih Mala akhirnya pergi dan membiarkan pelanggan yang tidak kebagian tempat untuk segera duduk.

Mala beristirahat di dekat toilet. Hari ini benar-benar hari yang panjang. Dan Mala belum sempat melihat Banyu lagi, sebenarnya kemana pria pujaannya itu pergi?

Padahal Cafe sedang ramai-ramainya tapi Banyu dan Dion hilang entah kemana. Eh tunggu? Banyu dan Dion? Mala menepuk jidatnya dengan kencang. Benar juga, duo curut itu tidak terlihat sejak tadi. Sebenarnya ada apa ya? Jiwa kepo Mala mulai meronta-rota.

Lamunan Mala buyar saat Yolanda datang tanpa di undang, "Lo ko malah enak-enakan si Mal? Cafe lagi rame, lu malah duduk! Sana kerja!"

Mala berdiri lalu mengucapkan maaf, Mala tahu yang dikatakan Yolanda itu benar. Anak-anak yang lain sedang kelimpungan dirinya malah santai beristirahat.

"Iya, maaf-maaf mulu. Udah sana kerja, gue lagi kebelet pipis nih."

Mala melangkahkan kakakinya, lalu saat melihat lantai yang basah dekat washtafel Mala-pun dengan sigap mengambil peralatan perangnya.

Saat sedang asik dengan pekerjaanya tiba-tiba bahu Mala di tepuk pelan. Mala menoleh dan matanya langsung melotot melihat Banyu sang pujaan hati berdiri di hadapannya.

"Banyu dari mana si? Kan Cafe lagi rame tapi malah ngilang bareng Dion."

Banyu tersenyum, "Lo ko perhatian banget si Mal? Yaudah jadi pacar gue aja mau ga?"

Mala mengerjap, yang bener aja dong Banyu? Mala ga terimaloh kalo cuma main-main doang.

"Beneran?" Tanya Mala.

'Awas aja kalo main-main.' Ucap Mala dalam hati.

"Iya beneran, jadi pacar gue ya?" Banyu menyerahkan setangkai bunga matahari pada Mala. Mala yang baperan-pun tak kuat menahan semburat merah di pipinya. Mala terharu, bisa-bisanya Banyu nembak Mala yang kumal.

Mala mengangguk-angguk cepat, "Iya, Mala mau!"



Tbc

Sweet AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang