eight

4.7K 466 136
                                    

"Lepaskan aku!!" Chenle meronta keras, berteriak sampai suaranya hampir serak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lepaskan aku!!" Chenle meronta keras, berteriak sampai suaranya hampir serak.

Tadi sempat ada adegan dimana Jisung tiba-tiba mengangkat tubuh mungilnya yang sudah lunglai dan dengan kasar menghempaskan nya ke atas kasur. Tak lupa juga memborgol kaki tangan nya di sisi ranjang hingga jadilah seperti sekarang.

Kenapa bisa ada tempat borgol disini?! Batin Chenle menjerit. Apa ini semua sudah dipersiapkan sebelumnya atau benda sialan ini memang ada sedari lama?

Tangan nya sudah sangat perih akibat gesekan besi tebal itu karena terlalu banyak bergerak, walaupun tahu perbuatan nya sendiri akan menambah rasa sakit. Namun, Chenle mana peduli. Ia yakin akan bebas dan menjauh dari Jisung yang kini menatap nya lapar.

"Aku menyukai sisi liar dan kasarmu, Chenle-ya. Teruslah seperti itu. I like it like that." Jisung menjilat bibir bawahnya.

"Ugh!" Chenle menahan geram nya terhadap ekspresi wajah didepan nya yang sialnya walaupun tampan, tapi tidak sedikitpun mengurangi rasa benci yang menyeruak memenuhi hatinya.

Masih banyak orang lain diluar sana yang siap mengantre untuk menjadi miliknya, untuk apa susah-susah memakasa Chenle yang tidak menyukainya sama sekali? Sama saja itu merepotkan diri sendiri, bukan?

"KENAPA HARUS AKU, JISUNG? KENAPA?!" Chenle tiba-tiba meraung histeris.

"Karena ketika aku menginginkan sesuatu, maka aku harus mendapatkan nya."

Jisung naik ke atas ranjang, mengukung tubuh Chenle yang diam tak bisa apa-apa selain meronta dan membuka mulut nya hanya untuk menyumpahi Jisung dengan kata-kata kasar, mata bening nya juga tak henti-henti mengeluarkan air.

Jisung merobek kaos Chenle dalam satu tarikan kuat, teriakan menggema si pemuda manis membuat emosi sang dominan tambah naik.

Kenapa bisa ia mencintai orang seberisik ini?

Jisung mencengkram kuat pipi Chenle menggunakan satu tangan hingga pipi tembam itu tertekan dan bibirnya mengerucut lucu, disaat panas begini sempat-sempatnya Jisung memuji kalau Chenle imut dalam hati iblisnya.

"Diam atau kusumpal mulutmu menggunakan milikku?! Kau hanya boleh berbicara ketika mengumpat saat bercinta atau mendesahkan namaku. Selebihnya? Diam. Berteriak tak akan membantumu, justru kau terlihat meminta lebih untuk ku sakiti." Jelas nya panjang lebar. Ketus? Tentu saja.

Jemari panjangnya menghempas kasar wajah yang baru saja ia pegang seolah-olah habis menyentuh sampah.

Sebenarnya yang terjadi adalah reflek karena Jisung tidak tahan melihat wajah pujaan hati yang membuat dirinya sangat gemas, dirinya takut kelepasan menyakiti miliknya ini.

Lagi-lagi Chenle hanya bisa menangis, lebih deras dari sebelumnya. Lebih baik mau langsung mati saja daripada melanjutkan hidup dengan keadaan menyedihkan.

Bad Luck | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang