two

5K 667 141
                                    

"Ji- Jisung-ah, mau membicarakan apa sampai harus ketempat seperti ini?" Chenle menatap takut pada Jisung yang berada didepan nya, membelakangi dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji- Jisung-ah, mau membicarakan apa sampai harus ketempat seperti ini?" Chenle menatap takut pada Jisung yang berada didepan nya, membelakangi dirinya.

Chenle sudah tahu nama Jisung. Ah ralat, lengkapnya. Karena Chenle bertanya pada teman sekelas mereka yang menariknya paksa saat Chenle mau bergabung dengan yang lain di kantin.

Ia hanya bisa menurutinya karena wajah teman-teman nya seperti mau membongkar suatu rahasia yang teramat sangat, Chenle memang orang yang memiliki rasa penasaran setinggi Menara Eiffel.

Tak heran jika ia memiliki otak yang sangat cerdas diatas rata-rata, dirinya memang selalu ingin tahu banyak hal, apapun yang dapat membuat rasa itu membuncah. Termasuk hal yang lumayan sulit bagi orang biasa, ilmu dan kata kuncinya, belajar.

Saat bertanya hal basa basi dan berbaur akrab, ia tentu tak lupa pada peringatan teman-teman nya yang entah hanya omong kosong atau kenyataan, membuatnya semakin takut pada Jisung.

"Tadi aku mendengar percakapan kalian dibelakang, maaf sekali kalau lancang. Kau mau berteman dengan Jisung, ya? Sebaiknya jangan. Aku yang duduk didepan nya saja seperti terus diintai malaikat maut, mengerikan."

"Memang ya, pepatah orang yang mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohon nya itu bukan hanya sekadar bualan semata."

"Kau benar. Jauhi dia, Chenle-ya. Kumohon, ini demi kebaikan dirimu sendiri. Kau harus terlihat dingin mulai sekarang agar bisa menjadikan itu sebuah tameng."

"Hm. Menurut ku berinteraksi dengan Jisung rasanya sama saja itu artinya kau bosan hidup."

"Ah, begitu ya? Baiklah, aku tidak akan menganggap nya ada lagi saat aku duduk disampingnya. Terimakasih sudah memberi tahu."

Terlambat.

Teman-temannya padahal sudah menariknya lagi untuk tetap bersama saat akan pulang, namun interupsi Jisung membuat nyali mereka serasa jatuh ke dasar bumi.

Berujung sekarang Chenle dan Jisung berada dihalaman belakang sekolah yang luas itu disaat tempat belajar mengajar semakin sepi seiring menit ditinggalkan oleh murid-muridnya.

"Kau tak takut padaku 'kan, Chenle-ya?" Tanya Jisung.

"Um?" Chenle memiringkan kepalanya bingung.

Jisung berbalik, sedangkan Chenle hanya mematung di tempat. Astaga, kenapa dia tampan sekali?  Wow, seorang Zhong Chenle baru saja menyadarinya setelah beberapa jam yang lalu mereka bertatap muka.

Jisung menatap Chenle dengan tatapan meremehkan, "Apakah jawaban nya iya?" Sinisnya.

"K- kenapa Jisung bertanya seperti itu?" Suara Chenle terdengar bergetar. Seharusnya dari nada saja sudah cukup menjawab pertanyaan Jisung, bukan? Ya kalau begitu sebut saja si tampan Jisung itu bodoh.

Bad Luck | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang