one

8.6K 721 148
                                    

Pemuda manis itu memasuki kelas barunya dengan langkah semangat, sepanjang lorong panjang tadi ia selalu menebar senyum kepada orang-orang yang berada didekatnya, yang mana dibalas dengan perlakuan yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda manis itu memasuki kelas barunya dengan langkah semangat, sepanjang lorong panjang tadi ia selalu menebar senyum kepada orang-orang yang berada didekatnya, yang mana dibalas dengan perlakuan yang sama.

Rasanya terdengar cukup mustahil membuat orang Korea tersenyum jika mereka sama-sama saling tak mengenal. Tapi siapa juga yang masih berani mengacuhkan jika diberi sesuatu hangat nan manis dipagi dingin akhir musim gugur ini? Tentu saja tidak ada.

Bahkan tak sedikit gadis cantik menjerit keras sampai beberapa ada yang pingsan. Pesona yang dimiliki nya sungguh kuat.

Pelakunya sendiri adalah seorang murid dengan prestasi tinggi yang baru melakukan program pertukaran pelajar dari negeri tirai bambu, Zhong Chenle namanya.

Baru beberapa menit ia menginjakan kakinya ditempat asing itu namun seperti sudah akrab dengan murid yang sudah lama bersekolah disana.

Saat digoda oleh para lelaki tampan namun haus belaian pun ia masih bisa tersenyum dan menolak nya dengan halus. Membuat si penggoda semakin tertarik.

"Halo, perkenalkan nama saya Zhong Chenle. Salah satu murid terpilih untuk melakukan pertukaran pelajar dari SM High School cabang China. Semoga kita bisa berteman dengan baik selama beberapa pekan saya disini, mohon bantuan nya." Ucapnya menggunakan bahasa Korea secara lancar sembari menunduk, tetap tersenyum.

Para wanita dan dominan dibuat sangat gemas oleh keimutan nya.

Sebuah pengecualian bagi salah satu orang yang duduk dipojok belakang, sangat terlihat kalau ia tidak memperhatikan apapun yang terjadi didepan kelasnya.

Membenarkan letak airpods lalu mengetuk meja pelan, ia menghela nafasnya jengah saat film dewasa yang seharusnya tidak ia tonton itu menunjukkan tanda berputar dibagian tengah.

Jaringan wifi sekolahnya memang buruk, by the way. Lain kali ia akan mendownload videonya saat dirumah saja agar tak kehabisan stok, pikirnya.

Chenle berjalan ke kursi yang ditunjuk si guru math baru, Yuta-Ssaem. Sambil menghalau bisikan lirih teman nya yang masih bisa didengar, wajah bak porselen nya tak jenuh memasang raut ramah.

Ia pikir ia akan mendapat gunjingan semacam dirinya melakukan pencitraan, nyatanya salah besar.

"Kenapa anak baru itu duduk disana? Aku yakin dia orang baik, bagaimana bisa malaikat seperti-Nya disandingkan dengan jelmaan iblis?"

"Aku harap dia tidak akan terlibat masalah apapun dengan lelaki itu."

"Keparat! Bisa-bisanya guru itu! Aku tau hanya tersisa satu tempat duduk tapi apa sekolah kita kehabisan meja dan kursi lain yang lebih layak digudang? Paling tidak dia masih bisa duduk dipangkuan ku."

"Pstt, hei. Apakah kau merasakan nya? Like heaven and hell- oh damn! Aku kelepasan, semoga dia tak mendengar nya, aku masih ingin hidup."

Bad Luck | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang