nine

4K 441 13
                                    

"Nghh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nghh.. C- cukup!! Ahhh.."

Jisung yang tengah asik menjilat dan menambah beberapa tanda baru pada leher putih Chenle merasa kesal, ia masih belum ingin menyudahi bagian ini tapi justru disuruh berhenti. Mana mau Jisung diperintah seperti itu!

Seperti tak memiliki hati, ia semakin menyesap kuat hingga warna merah hasil perbuatannya pada permukaan kulit mulus Chenle sangat kontras saat dilihat.

Bahkan setelahnya tanpa pikir panjang Jisung mengoyak kulit halus itu hingga mengeluarkan banyak darah. Astaga, tidak cukup kah bagi nya bibir Chenle saja yang terluka?

Beralih hingga ke pundak, semuanya telah Jisung tandai dengan bibir seksi bengkak miliknya.

Tangan yang tadi menahan pinggang dan leher Chenle beralih menuju dada, mengusap pelan tonjolan kecil itu lalu menjepitnya menggunakannya 2 jarinya. Chenle hanya bisa melenguh pasrah.

Sebenarnya Jisung ingin langsung ke inti, tapi karena ini pertama kali bagi Chenle mungkin foreplay yang lama akan meninggalkan kesan lebih dalam untuk sang submissive.

Srett!!

Jisung melucuti celana Chenle lalu pakaian miliknya sendiri hingga mereka telanjang bulat. Lalu mengukungnya.

Yang dikukung memejamkan mata erat, rasa ingin memandang Jisung saja ia tolak mentah-mentah apalagi semakin melihat kebawah, dimana ada benda yang seharusnya privasi itu tidak ditujukan untuknya.

Kau memikirkan apa Zhong Chenle?! Agh! Tidak ada kah yang bersedia membantu diriku disini?!

Disaat yang bersamaan pula Chenle merasakan mulut hangat yang tadi menyapu darah di lehernya beralih ke bagian dada. Menjilat dan menghisap nipple nya dengan rakus dengan jemari yang bermain disebelah kiri pemuda manis itu, memilin nya lembut.

Park Jisung memang bedebah! Itu titik sensitif ku! Image malaikat seorang Zhong Chenle mendadak hilang saat bersama Park Jisung.

Bukan berarti ia mengungkap sisi aslinya, tapi itu adalah sisi baru yang di buat karena kehadiran Jisung dalam hidupnya.

"Ahh.. Ji.. Sunghh.." Chenle melepaskan desahannya, mau ditahan bagaimanapun ia selalu gagal. Jisung memang memiliki banyak cara agar membuatnya terus menyebutkan pemilik nama bermarga Park itu.

Darah Jisung terasa semakin berdesir hangat mendengar nya, nafas yang tadi memburu tercekat beberapa detik.

Meskipun terbilang sering bercinta, tapi belum pernah ia mendengar desahan semerdu milik Chenle.

Semua yang berkaitan dengan miliknya ini akan segera menjadi candunya!

Jisung memberikan kecupan terakhir setelah puas membuat tanda lalu beranjak naik dari posisi awal, mendekatkan selangkangan nya pada wajah Chenle yang memerah, benda itu terlihat jelas didepan mata si manis.

Berani sekali dia mempertontonkan kebanggaan nya yang besar itu kepada orang yang sekalipun mengetahui seluk beluk melakukan hubungan badan, namun disaat praktek langsung dengan cara yang tidak elit seperti ini bagaimana ia bisa tenang?

"Jauhkan itu dari wajahku?! Untuk apa memperlihatkan asetmu pada orang asing? Apa dirimu tidak punya malu?!" Kesalnya membuang pandangan, menutup mata kembali.

"Kau juga memperlihatkan nya untukku, omong-omong."

"Brengsek! Kau pikir itu karena ulah siapa?!" Kesalnya. Mau merapatkan kaki pun tidak bisa karena diborgol, sialan sekali.

"Jangan banyak bicara, cepat hisap!" Jisung menamparkan pelan ereksinya pada pipi Chenle sembari terkekeh.

Benda itu terasa sangat keras, Chenle jadi merinding.

"Aku tidak ma- hmptthh!!"

Gusar karena terus ditolak, Jisung melakukan hal itu sendiri dengan paksa tentunya. Membuat mulut si manis penuh dengan miliknya hingga terpentok didalam sana, kerongkongan Chenle. Ia menggeram.

Air terus merembes keluar bagai hujan dari mata Chenle. Yang ia lakukan hanya bisa mengerang pelan, ingin rasanya ia mengigit benda itu hingga putus, dimana harga dirinya jika benar-benar menghisap-

"Kubilang hisap! Puaskan dia!" Paksa Jisung.

Ouh okay, apakah Chenle akan mengalah? Mari berhitung mundur.

3..

2..

1..

Pada akhirnya seperti dugaan, pemuda manis itu pasrah, jika menolak terus kerongkongannya akan sangat perih karena tusukan yang diberikan sangat dalam.

Ia lebih memilih memaju mundurkan kepalanya dengan amatir untuk memuaskan kelamin manusia iblis didepannya.

Sang dominan menyibak poni pendek submissive nya, wajah cantik itu terlihat semakin seksi saat mengulum batang kemaluannya.

Merasa hampir sampai, ia mengeluarkan miliknya, membuat Chenle bernafas lega karena tidak ada lagi benda yang mengganjal mulut mungilnya.

Jisung sedikit membuka lebar paha Chenle dari posisi awal agar bisa dengan leluasa melihat analnya, Chenle menggeleng keras seraya memohon agar semua ini dihentikan.

Tapi, dunia akan kiamat jika Jisung menurutinya.

Tangan nya meremas gemas pantat berisi Chenle lalu beralih mengelus pelan lubang nya dengan hati-hati, memasukkan jari tengahnya secara mendadak, seketika Chenle berteriak kesakitan.

Tentu saja sangat sakit karena Park bodoh Jisung itu tidak sedikit pun menggunakan pelumas.

Jisung menambah jari lalu mengerakkan nya pelan didalam sana, Chenle dibuat frustasi akan rasa sakit yang mendominasi.

"Ahhh.."

"Kau baru pertama? Mau lebih nikmat dari ini?" Benda yang sedari tadi bersarang lubang Chenle bergerak sedikit lebih cepat, membuat yang ditanya merasa dilema.

Meskipun harga dirinya sudah hancur tapi kalau ia mengiyakan, apa bedanya ia dengan pelacur? Tapi jika menolak, nikmat yang mulai terasa kala jemari itu menekan titik nya mulai mengambil alih isi pikirannya.

"Jawab aku, sayang." Jisung menghentak keras jarinya, lebih dalam dari permulaan.

"A- akhh.." Chenle menggeleng kuat.

"Berani menolak?" Ia mengangkat alisnya. "Aku tahu kau berbohong. Tunggu hukuman mu, manis." Lanjut Jisung mengecup bibir Chenle. Tanpa membiarkan yang ditanya menjawab.

Berlalu meninggalkan Chenle sendiri di ruangan yang akan menjadi trauma baru nya saat ia bebas nanti.

Dan pertanyaan nya, apakah takdir akan membiarkan nya bebas begitu saja seperti sedia kala?

Dan pertanyaan nya, apakah takdir akan membiarkan nya bebas begitu saja seperti sedia kala?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bad Luck | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang