six

4.2K 551 101
                                    

Jisung berkendara secara ugal-ugalan dijalan, semakin melesatkan motornya dengan kecepatan jarum speedometer yang sudah menunjukkan angka diatas 100km/jam tanpa tujuan jelas, larut dalam lautan emosi tanpa memikirkan banyak risiko yang akan terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung berkendara secara ugal-ugalan dijalan, semakin melesatkan motornya dengan kecepatan jarum speedometer yang sudah menunjukkan angka diatas 100km/jam tanpa tujuan jelas, larut dalam lautan emosi tanpa memikirkan banyak risiko yang akan terjadi. Segera menepikan diri saat merasakan sedikit getaran notifikasi dari ponsel yang ada disaku celananya.

Anak haram send you a location.

Seorang suruhan nya telah mengirimkan alamat dimana Chenle berada sekarang.

Menaikkan satu alis. "Bandara? Mau kabur, hm? Tentu tidak akan semudah itu, sekalipun kau bersembunyi diujung bumi, aku akan tetap bisa menemukan mu, Chenle." Jisung bermonolog, tak lupa seringaian itu terulas dibibir tebalnya.

Anak haram send you a photo.

Notifikasi baru.

Tangan Jisung gatal sekali ingin menghempas benda yang sedang dipegang nya ke tengah jalan, namun urung. Nyatanya, ia kembali menaruh ponsel nya ketempat semula, hatinya semakin terbakar. Itu adalah foto kedekatan Renjun dan Chenle yang terlihat sangat clingy, habis sudah sumbu kesabaran nya.

Kembali menyalakan mesin, ia menancapkan gas menuju tempat yang sekarang sudah akurat untuk di datangi. Mungkin diotaknya kini terbesit pikiran yang akan menggunakan cara kasar demi memiliki Chenle. Apapun dan bagaimana pun itu.

Katakan saja ia egois karena itu memang benar adanya.

Mari kita beralih ke sisi lain di saat yang bersamaan, Renjun dan Chenle sedang duduk dikursi tunggu sehabis memesan tiket serta mengurus segala keperluan penting lainnya saat akan segera meninggalkan Korea.

"Gege, penerbangan kita jam berapa? Apakah masih lama?"

"Sebentar lagi pesawat kita akan segera take off, bersabarlah." Renjun merapikan rambut Chenle yang terlihat acak-acakan dan masih sedikit basah karena keringat.

"Ge." Chenle menautkan jari-jarinya seperti anak kecil dengan kepala tertunduk murung. Lucu, tapi sayangnya ia sedang ketakutan.

"Hm? Lele lapar? Haus? Mengantuk? Atau ingin sesuatu? Katakan saja."

Chenle membalas tatapan Renjun dengan sayu, menggeleng pelan lalu menunduk lagi. "Itu.. Jisung.. Dia tidak akan tahu 'kan kalau kita akan pergi-"

"Tidak. Tenang saja." Renjun menyela, walaupun terdengar meyakinkan tapi jauh dilubuk hati kecilnya, tentu ia ragu akan perkataan yang baru saja terlontar, dirinya bukan manusia super yang bisa melihat bagaimana keadaan di masa depan.

Bad Luck | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang