4; Sisi Lain

222 31 0
                                    

Happy Reading
____________________





.








.

"Jadi mau menjelaskan tidak, asal lebam ini?" Tanya Kyungsoo, ia sedang fokus mengobati Jongin.

"Cerita nya panjang. Aku bertarung melawan raksasa Yoda. Kau tidak perlu tau ya, ratu ku." Kyungsoo mengernyit mendengar penuturan Jongin.

"Jangan sering berkelahi Jong."

Sejurus dengan ucapan Kyungsoo tadi Jongin menarik senyum. Rasanya berdebar saat Kyungsoo memperhatikan dirinya. "Kau juga, jangan sering diam ya?"

Kyungsoo hanya terkekeh, "aku memang pendiam. Tak pernah banyak bicara. Bukan sepertimu." Ucapan Kyungsoo membuat Jongin tertawa.

"Apa yang lucu?"

Kyungsoo menghentikan gerakan tangan dan menatap Jongin datar, "kau lucu. Apapun itu, tentang dirimu, baik kau sereceh apapun aku akan tertawa."

"Ha ha ha, tuan Kim berhenti melantur. Sudah selesai." Dan Kyungsoo membereskan kotak p3k nya ke tempat semula.

"Semua orang pergi?" Tanya Jongin.

"Papa ku bekerja."

Jongin mengangguk, "hei Kyung, aku mau tanya sesuatu. Tapi janji jangan marah ya?"

Kyungsoo hanya diam, mendapat respon jika setuju Jongin pun melanjutkan ucapannya. "Baekhyun itu benar saudari tirimu?"

Raut wajah Kyungsoo seketika semakin datar, "tau darimana?"

"Kenapa? Jika iya, jawab saja. Aku tidak akan memberi tau pada orang-orang kampus." Jongin memberi tatapan teduh. Membuat Kyungsoo menghela nafas. Ia sudah tak peduli lagi jikapun semua orang akan tau.

"Iya, Papa ku menikah lagi tanpa persetujuan ku. Dia sudah membawa istri barunya dan anak nya kesini. Jadi, itulah alasan ku lebih sering di kampus. Daripada di rumah."

"Alasan mu juga saat itu menangis?" Kyungsoo mengangguki ucapan Jongin.

Jongin jadi ikut sedih menatap gadis di sampingnya ini. "Hei, tidak baik berlarut sedih. Sehun bilang, kau mencari ibu mu?"

Kyungsoo mengangguk, senyum Jongin terpatri di wajahnya. "Ayo aku bantu cari juga. Dengan syarat, kau tidak boleh bersikap dingin dengan saudari mu."

"Itu tidak mudah Jong. Papa, seolah tak ingin mendengarkan aku, dia tetap membawa dua orang itu kesini. Aku merasa tidak nyaman bahkan untuk bertegur sapa. Apa aku salah?"

Jongin mengangguk, "kau salah. Jangan menilainya sebelum kalian berbincang. Bukannya aku lebih membela dia. Tidak, aku tak membela siapapun. Tapi, cepat atau lambat kau harus menerima nya." Disaat seperti ini lelaki harus menjadi bijak. Jongin bisa merasakan nya jika Kyungsoo masih sulit menerima ibu baru.

Air mata Kyungsoo menetes, ucapan Jongin hampir sama dengan Sehun kemarin. Dua lelaki ini seolah ditakdirkan menjadi perisai serta penasihat nya.

Jongin mendekat dan memberi pelukan. "Aku tak akan berhenti menganggu mu di masa depan, walau kita tak akrab seperti ini." Kyungsoo mengernyit mendengar ucapan Jongin.

"Apa maksudmu?"

"Ya, siapa tau nanti aku sudah memiliki kekasih, dan kau telat menyadari jika aku ini sangat berharga untukmu." Ucap Jongin santai dan Kyungsoo semakin bingung.

"Terserah kau saja." Kyungsoo melepas pelukan, meraih segelas susu cokelat yang ia buat untuk nya dan Jongin.

Jongin pun melempar senyum, "aku tidak tau jika kau bisa sehangat ini." Entah itu sebuah pujian atau apa, yang jelas bisa saja Kyungsoo merona karena ucapan lelaki ini.

[8] My Annoying Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang