Sakura terkejut melihat gedung di hadapannya, gadis dengan rambut coklat terurai itu tak henti-hentinya memandang papan nama di dinding beton tersebut dengan tanda tanya dalam benaknya.
'apakah aku tak salah lihat?' fikir Sakura, tampak guratan di sekitar alisnya yang terhalang oleh poni dan kacamatanya.
Dia berjalan dengan perlahan, hingga kedua manik nya melihat seorang security. Pria dengan tinggi 180 dan berbadan sedikit kekar membungkuk kan tubuhnya, menyapa gadis itu dengan hormat serta mempersilahkan Sakura masuk melalui pintu kaca yang terbuka otomatis. Sakura seraya ikut membungkuk, ia tersenyum di balik masker hitam nya yang dapat dilihat dari maniknya menyipit, memberi salam pada security yang sudah berada di depannya.
Setelah melewati pintu otomatis Sakura kembali di buat tercengang dengan bangunan yang sudah ia masuki, membuatnya kehilangan fokus memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang dan desain interior yang menarik pandangan. Sadar akan dirinya yang melambat, langkah kaki ramping dan kecil itu ia percepat, berusaha mengikuti pria di depannya yang sudah berada jauh darinya.
Pria paruh baya dengan postur berisi itu berjalan dengan cepat, dia memakai mantel hitam mahal berbahan wol yang menutupi tubuhnya, syal berwarna hitam juga menghiasi lehernya dengan masker dan kacamata yang menutupi wajahnya, pria itu berjalan sembari menoleh melihat Sakura berlari kecil menghampiri nya.
"cepatlah Sakura... dia orang yang sibuk..." Ujarnya dengan suara rendah namun masih dapat di dengar oleh Sakura.
"sumimasen sensei, tapi mengapa kita kemari.." ujar Sakura sembari mengambil nafas dan melepaskan masker yang ia gunakan, kini mereka sudah berada di depan lift yang berjalan turun.
"kau akan tau setelah bertemu dengan nya.." ujar pria itu dengan tenang memasukkan tangannya ke saku, menikmati hangatnya kain berbahan wol yang menyentuh kulitnya yang mulai berkerut karena dingin.
"eh?" Meski penasaran, gadis itu memutuskan tak melanjutkan perbincangan dan hanya mengikuti kemana langkah sensei membawanya.
Setelah berjalan cukup lama melewati lorong demi lorong yang bertema putih abu-abu, mereka kini berada di depan ruangan dengan pintu besar yang tertutup rapat. Seorang resepsionis wanita langsung berdiri saat melihat kedatangan mereka berdua, seperti halnya dengan security tadi, wanita itu juga membungkuk dan memberi salam pada mereka.
"mari silahkan direktur sudah menunggu..." ujar wanita paruh baya itu dengan lembut, membuka pintu berbahan kaca buram dan mempersilahkan mereka untuk masuk.
Di sana, mereka sudah di sambut seorang pria paruh baya yang memiliki postur tubuh yang sama dengan sensei nya.
Dia tersenyum hangat melihat kedatangan mereka berdua, kemudian membungkuk dan mengulurkan tangannya memberi salam.
"Akimoto san sudah lama tak berjumpa.." Ujar pria dengan bahasa Jepang sembari memeluk lawan bicaranya.
"Hyuk san kau semakin kurus saja..." jawab pria yang tak lain adalah Akimoto Yashushi membalas pelukan dari Bang Shi Hyuk diektur utama Bighit Ent.
Ya, saat ini Sakura tengah berada di gedung Bighit bersama Akimoto Yasushi atau yang biasa disebut dengan Akip pendiri dari grup terkenal di Jepang yaitu AKB48.
Minggu lalu saat Sakura mendapat kan telfon dari senseinya, Sakura terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk kembali ke jepang bersama Nako dan Hitomi. Untung saja dia belum memesan tiket saat itu.
Akip mengunjungi korea untuk membahas tentang nasib izone terutama member Jepang ke depannya di CJ headquarter, dia meminta batuan Sakura untuk menemaninya. Selain itu, dia juga mengajak Sakura mengunjungi pendiri BigHit tersebut setelah rapatnya di CJ selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance"Love just like a trap, we never knew when and with whom you will fall to" - Miyawaki Sakura Siapa yang mengira bahwa kedatangan Sakura ke Korea akan mempertemukan dirinya dengan takdir yang mengejutkan. Kisah bagaimana Sakura bertemu dengan Kim Tae...