CHAPTER 34

382 40 9
                                    

Taehyung melepas pelukannya, ia menatap gadis dengan manik yang masih terbelalak dengan tatapan sendu.

"kenapa kau tak menghubungi ku.." Ujarnya dengan suara serak, ia memperhatikan wajah gadis yang ia rindukan dengan detail.

"oppa kenapa kau bisa disini.." jawab Sakura masih terkejut melihat Taehyung di depannya. Taehyung tersenyum saat mendengar suara Sakura, ia benar-benar merindukannya.

Taehyung menggenggam tangan mungil Sakura "itu tak penting sekarang, jawab pertanyaanku kenapa kau menghindar lagi Sakura kenapa?" Tanya Taehyung sekali lagi

"aku tak menghindar hanya sibuk.. kau tak seharusnya disini.." Sakura melepas dengan paksa genggaman Taehyung dan berusaha mendorong pria itu keluar.

Sakura terkejut sangat terkejut, ia tak percaya saat melihat Taehyung berdiri di hadapannya. Rasanya ingin sekali ia menangis di pelukan pria itu, namun harga diri dan ego menghetikannya.

Dia tak ingin Taehyung melihat sisi lemahnya seperti ini, hal yang paling Sakura hindari adalah menangis di hadapan seorang pria terutama dia adalah Taehyung. Sakura sadar, jika Taehyung terlalu lama disini pertahanannya akan runtuh.

Melihat Sakura yang berusaha mendorongnya keluar, Taehyung merasa sakit. bukan karena perlakuan gadis itu, namun karena dia tahu sakura tengah menahan perasaan nya sekarang, dilihat dari tangan mungilnya yang gemetar saat mendorong tubuh tegapnya.

"berhenti berbohong pada dirimu sendiri dan terus menghindar Sakura..." Ujarnya berhasil menghentikan gerakan Sakura.

Taehyung meraih kedua pipi Sakura dengan telapak tangannya yang besar dan dingin, memaksa gadis itu untuk melihat maniknya.

"Sakura tatap mataku.. katakan sejujurnya.. kau benar-benar ingin aku pergi.." Ujarnya dengan lembut membuat butiran-butiran mutiara yang terbendung di sudut manik sakura akhirnya terjatuh.

"apa yang harus aku katakan?" ujar Sakura menunduk, berusaha menahan jatuhnya butiran airmatanya. Ia melepaskan tangan Taehyung dan berjalan mundur, menatapnya dengan nanar.

"katakan padaku apa yang aku harus aku lakukan oppa?" ujar Sakura sedikit meninggikan nada suaranya, beruntung pintu sudah tertutup hingga orang diluar takkan mendengarnya.

"kau ingin tau perasaanku.. aku.. aku ingin sekali kembali hakata ke rumahku, aku tak ingin merasakan lagi ketidakadilan di sana, aku lelah..." lanjut sakura tak bisa menahan butiran mutiara yang terjatuh semakin deras

Sakura berjalan, menghampiri Taehyung yang masih terdiam menatapnya. Dengan tangan mungilnya, ia meraih kaos Taehyung dan menggenggamnya.

"setiap hari kau berjuang sekeras mungkin tapi tak ada satupun usahamu yang sampai... 8 tahun selama 8 tahun aku menjadi seorang idol baru ini aku merasa tak berguna, selalu membuat fans ku kecewa setiap comeback, hatiku sakit setiap melihat kekecewaan mereka..." lanjut Sakura di sela-sela isakan tangisnya.

Dengan sabar, Taehyung mengusap lembut punggung Sakura, membawa Sakura pada pelukannya. Sakura tak perduli lagi, ia sudah benar-benar rapuh di hadapan Taehyung, apa yang ia simpan dalam hatinya selama setahun keluar begitu saja.

"aku lelah dengan semuanya, harus bersikap baik-baik saja saat mereka memaksaku untuk tak menghadiri upacara kelulusan Sasshi, harus menerima kenyataan mendapat style paling terakhir, mengalah line distribution hanya karena aku seorang foreinger dan senior, aku merasa mereka tak menganggapku ada..." Ucapnya, isakan Sakura perlahan berhenti saat merasakan hangatnya tubuh Taehyung menyelimuti, membuatnya merasa aman.

"sekarang status kami tak jelas, aku harus menahan diri tak bertemu dengan fans ku seperti ini... aku ingin menunjukkan perkembanganku tapi aku tak bisa.. aku tak bisa... apa kau berfikir aku akan baik-baik saja... tentu saja tidak.." Lanjutnya sedikit memukul lemah dada bidang Taehyung.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang